MENINGGALKAN SIFAT KIKIR

Tersebutlah seorang laki-laki tengah berjalan di padang pasir yang terik dan panas.  Tiba-tiba laki-laki itu mendengar suara yang datangnya dari langit.

“Airilah kabun si Fulan!”

Laki-laki itu menjadi terkejut dan dilihatnya segumpal awan berjalan kea rah tertentu. Awan itu kemudian berubah menjadi hujan dan jatuh pada areal tanah yang penuh dengan batu hitam.

Di tempat itu ada sebuah sungai kecil yang menampung air itu. Laki-laki itu lalu mengikuti arah air itu mengalir. Ternyata air itu masuk ke sebuah kebun. Dilihatnya ada seseorang yang tengah sibuk membenahi saluran agar air yang mengalir ke kebunnya mengalir dengan lancar.

“Hai hamba Allah, siapakah nama Anda?” sapa laki-laki itu.

“Namaku Fulan,” sahut orang itu.

Mendengar nama yang disebutkannya, laki-laki itu jadi ingat nama yang didengarnya dari atas awan tadi.

“Mengapa Anda menanyakan namaku?” pemilik kebun itu balik bertanya.

“Aku telah mendengar suara dari awan yang telah berubah jadi air ini. Suara itu mengatakan, ‘Airilah kebun si Fulan’, berarti yang dimaksud adalah nama Anda. Apa sebenarnya yang Anda lakukan dengan kebun ini?”

“Kalau itu yang Anda katakana, maka ketahuilah, sesungguhnya aku memperhitungkan hasil yang kudapat dari kebun ini. Sepertiganya kusedekahkan kepada orang-orang miskin, para pengemis dan ibnu sabil. Sepertiganya lagi kumakan bersama keluargaku dan sisanya yang sepertiga lagi kukembalikan ke kebun sebagai benih untuk ditanam.

Begitulah, orang yang meninggalkan sifat kikir, maka Allah akan menggantinya dengan kebaikan yang berlimpah.

Selesai.

0 Response to "MENINGGALKAN SIFAT KIKIR"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel