4 Contoh Dongeng Indonesia Terbaru

DONGENG JAWA
DONGENG SUMATRA
DONGENG KALIMANTAN
DONGENG BALI
DONGENG SULAWESI
DONGENG PAPUA
DONGENG LUAR NEGERI


4 Contoh Dongeng Indonesia Terbaru - Cerita Dongeng adalah salah satu bentuk sastra yang populer baik di dalam dan di luar negeri, dimana ceritanya hanyalah khayalan atau tidak benar-benar terjadi. Dongeng dipercaya dapat memberikan nilai moral, edukasi, pendidikan, makna tersirat di balik setiap untaian cerita dongeng. Hampir semua orang pasti sudah mengetahui tentang cerita dongeng populer seperti Pinokio, Cinderella dan lainnya.


Cerita Dongeng dapat dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu mite, sage, fabel, legenda, cerita jenaka, cerita pelipur lara dan cerita perumpamaan.1. Mite merupakan bentuk dongeng yang menceritakan hal-hal gaib seperti cerita tentang dewa, peri ataupun Tuhan. Sage merupakan cerita dongeng tentang kepahlawanan, keperkasaan, atau kesaktian seperti cerita dongeng kesaktian Patih Gajah Mada.
2. Fabel merupakan dongeng tentang binatang yang bisa berbicara atau bertingkah laku seperti manusia.
3. Legenda merupakan bentuk dongeng yang menceritakan tentang suatu pristiwa mengenai asal usul suatu benda atau pun tempat.
4. Cerita jenaka merupakan cerita yang berkembang dalam masyarakat yang bersifat komedi serta dapat membangkitkan tawa contoh Cerita Pak Belalang.
5. Cerita pelipur lara biasanya merupakan bentuk cerita yang bertujuan untuk menghibur para tamu dalam suatu perjamuan dan diceritakan oleh seorang ahli cerita seperti wayang yang diceritakan oleh seorang dalang.
6. Cerita perumpamaan merupakan bentuk dongeng yang mengandung kiasan/ibarat nasihat-nasihat, yang bersifat mendidik contoh seorang Haji pelit.
7. Cerita daerah ialah cerita yang tumbuh dan berkembang di suatu daerah.






Di bawah ini 4 Contoh Dongeng Indonesia Terbaru






Contoh Cerita Dongeng 1






GIGI-GIGI SIPI






Sipi adalah anak sapi yang lucu. Badannya bulat gendut. Bulu-bulunya halus dan bersih. Sipi suka sekali memakai pita merah jambu di atas kepalanya. Sayang, Sipi tidak pernah tersenyum. Ia selalu menutupi bila bertemu hewan lain. Sipi malu karena tidak mempunyai gigi depan atas. Kadang-kadang, Sipi bingung. Kenapa gigi depan atasnya tidak tumbuh? Padahal, yang bawah tumbuh.





"Kita memang tidak punya gigi depan atas, tetapi punya banyak gigi geraham untuk mengunyah makanan," jawab Bu Simi, saat Sipi bertanya pada ibunya.

"Gusi ompong kita berguna untuk menahan makanan saat kita mengunyah."






Hari pertama masuk sekolah, Sipi menutupi mulutnya dengan sapu tangan. Sipi tidak mau ada yang mengejeknya karena ompong. Sipi duduk sebangku dengan Disi, anak kambing berbulu putih yang lucu dan ramah.



"Kenapa kamu menutupi mulutmu?" tanya Disi bingung.
"Sakit gigi," jawab Sipi berbohong.


"Pergi saja ke rumah Paman Oli Kambing. Dia bisa meramu obat sakit gigi." Disi tersenyum lebar. Sipi iri melihat gigi Disi yang berderet rapi.



Pulang sekolah, Sipi menemui ibunya.

"Bu, saya mau pasang gigi depan atas."


Bu Simi terbahak dan langsung menolak keinginan Sipi. Sipi kesal. Sipi tidak mau makan rumput saat makan siang.



"Baiklah. Hari Minggu nanti ibu antar kamu ke Paman Oli." Sipi meloncat kegirangan.




Besoknya, Sipi berangkat ke sekolah dengan gembira. Sipi tidak sabar menanti hari Minggu.




Sebelum pelajaran dimulai, tiba-tiba Pak Ruru, sang kepala sekolah datang bersama seekor anak sapi yang cantik.



"Anak-anak, ini Pippa, teman baru kalian."
"Halo teman-teman, nama saya Pippa. Saya ingin menjadi teman kalian." Pippa tersenyum lebar. Gusinya yang tidak ditumbuhi gigi jadi terlihat.

Sipi menahan nafas. Pasti teman-teman akan menertawakan Pippa. Pippa pasti akan malu sekali, pikir Sipi.


Akan tetapi, tidak ada yang tertawa. Teman-teman malah berebut bersalaman dengan Pippa. Pippa pun dengan ramah membalas sambil terus tersenyum lebar.




Ah, Sipi jadi bersemangat." Disi, yuk, kenalan dengan Pippa!" Sipi melihat sapu tangan, lalu memasukkannya ke tas.



"Eh, kamu tidak sakit gigi lagi, Sipi?" tanya Disi bingung.
Sipi mengangguk sambil tersenyum lebar, memperlihatkan gusinya yang tak bergigi atas.
Contoh Cerita Dongeng 2


KAKEK PASTO PANDAI BERHITUNG






Rubel adalah rubah belang malas yang tinggal di Desa Hijau. Pekerjaannya hanya tidur, tidur, dan tidur. Kalau lapar ia akan meminta makanan dari teman-temannya. Kalau tak ada lagi yang mau memberinya makan, Rubel akan mencuri makanan dari rumah-rumah penghuni desa. Suatu hari, Boni si Kuda Nil memergokinya mencuri kue di rumah Nenek Ladia, seekor sapi tua yang pelupa.


"Aku akan laporkan ini pada Nenek Ladia, kata Boni.
"Silakan saja. Nenek Ladia tak akan percaya padamu," jawab Rubel, yakin.




Ternyata Rubel benar. Jangankan menghitung kue yang ia buat, Nenek Ladia pun lupa kalau ia sudah membuat kue. Rubel tertawa-tawa senang. Setelah itu ia tertidur pulas karena kekenyangan. "Suatu hari pasti ia akan ketahuan kalau suka mencuri," kata Boni, geram.


Suatu hari, Desa Hijau kedatangan warga baru. Namanya Kakek Pasto, Beruang yang sudah lanjut usia. Kakek Pasto adalah pembuat pasta terkenal. Pasta buatannya sangat nikmat tak terkira. Sejak hari pertama ia datang. Rubel sudah mengincar pasta-pasta buatannya.





"Hmmm, aku sudah tidak sabar," gumam Rubel sambil mengintip dari balik pohon. Ketika Kakek Pasto sedang tertidur lelap, Rubel masuk dari jendela yang terbuka. Diambilnya kue-kue buatan kakek Pasto. Aha! Ada tiga sepiring spaghetti di mejanya. Diambilnya satu piring saja. Rubel lalu pergi diam-diam lewat jendela, sebelum Kakek Pasto terbangun.


Keesokan harinya Rubel mengulangi hal yang sama. Kali ini Kakek Pasto sedang pergi ke suatu tempat.





"Wah, wah, tentu Kakek Pasto tak pernah menghitung berapa banyak spaghetti buatannya," Rubel tertawa-tawa senang.

Tiba-tiba Kakek Pasto muncul dari balik pintu. "Siapa bilang?" hardiknya.


"Kemarin aku sudah membuat 155 kue bulan. Ketika bangun tidur, kuhitung tinggal 98. Jadi ada 57 yang hilang. Aku juga memasak spaghetti. Ada 900 lembar spaghetti terbagi dalam tiga piring. Kemarin tinggal dua piring."





Rubel gelagapan. Kakek Pasto tak hanya pintar memasak, ia juga pintar berhitung! Rubel tak bisa berkilah lagi. Kakek Pasto sudah memergokinya mencuri makanannya.







Kabar itu menyebar ke seluruh desa. Rubel sekarang punya julukan baru, 'Si Pencuri Makanan'. Kini untuk mendapatkan makanan, Rubel harus bekerja keras. Ia harus menggiling adonan pasta menjadi lembaran-lembaran spaghetti. Setiap hari ia harus menghasilkan 1500 lembar spaghetti, tak boleh kurang. Karena Kakek Pasto benar-benar menghitungnya.




Contoh Cerita Dongeng 3


PELATIH KUDA KESAYANGAN RAJA










Raja memiliki kuda istimewa yang gagah dan berbulu putih. Si putih dilatih oleh Pak Kole, sehingga kuda itu hanya menuruti perintah Raja. Si Putih tetap berdiri tegak walaupun peluru berdesing di kanan kirinya. Atau bila sebatang anak panah menancap di kakinya. Bahkan, ketika seekor buaya berdiri hanya dua meter di depannya. Jika Raja memerintahkan untuk berjalan, kuda itu berjalan.

Jika Raja memerintahkan berhenti, ia berhenti.




Ketika Raja sedang berburu, seekor ular mendekati si Putih. Si Putih diam karena Raja tidak memerintahkan apa-apa. Akibatnya, ular memagut kaki kuda itu. Saat itu, Pak Kole sedang menyiapkan rumput dan dedak untuk makanan si Putih. Ketika mengetahuinya, Pak Kole segera mengusir serta membunuh ular berbisa itu. Namun, si Putih sudah terkapar. Nyawanya tak tertolong.




Raja tahu bahwa itu bukan kesalahan Pak Kole. Akan tetapi, menurut hukum kerajaan Pak Kole harus dihukum mati karena lalai.




Raja sangat sedih. Mencari pelatih sebaik Pak Kole bukan hal mudah. Juga, tidak pantas jika Pak Kole dihukum mati.




Raja berunding dengan para menteri agar pasal dalam hukum kerajaan diubah. Akan tetapi, para menteri mengatakan bahwa hukum itu sudah berlaku ratusan tahun. Seorang pelatih kuda raja memang harus waspada menjaga kudanya.


Raja sangat sedih. Namun ia mendapat akal. Ia ingin para menteri melihat betapa bijaknya Pak Kole.




"Baik, besok kita adili Pak Kole. Tetapi, biarlah Pak Kole memilih cara kematian yang iainginkan! Kita tidak perlu menyediakan tiang gantungan! Siapa tahu, ia punya ide lain!" usul Raja.




Para menteri setuju.


Keesokan harinya, Pak Kole diadili. Ia tampak tenang. Ia menyatakan penyesalan karena lalai menjaga si Putih.




Lalu, Raja bertanya. "Pak Kole, jawab pertanyaan ini dengan jujur. Kematian yang bagaimana yang Bapak inginkan?"




Pak Kole menjawab,"Kematian sesuai waktu yang dikehendaki Tuhan, bukan yang diputuskan manusia. Tuhan berkuasa atas hidup mati seseorang. Yang muda belum tentu mati belakangan, yang tua belum tentu mati duluan!"




Para menteri terdiam. Mereka jadi sadar, kalau Pak Kole sangat bijaksana. Ia tidak pantas dihukum mati. Mereka juga sadar, kalau Raja sangat sayang pada Pak Kole.




Akhirnya, Pak Kole tidak jadi dihukum. Raja lalu membeli kuda baru. Kali ini, Pak Kole melatih kuda itu agar menjadi kuda yang cerdas. Kuda yang bisa menghindar dari bahaya, walau tidak diperintah Raja.




Contoh Cerita Dongeng 4


RAHASIA BRENO










Rangga melepaskan Lili kelinci dari kandang mungil yang dibawanya. Lili kelinci langsung melompat lincah. Ia gembira melompat ke sana kemari di halaman belakang rumah Rangga yang luas.




"Hai! Penghuni baru, ya?" tanya seekor ayam kate.


"Iya. Kenalkan, aku Lili kelinci.




Rangga baru saja membeliku di pasar hewan,"jawab Lili kelinci.


"Namaku Keti,"'balas si ayam Kate. Mereka bersalaman.




Tidak berapa lama, datang Pati si burung merpati, Kili si kura-kura, dan Kitt si kucing anggora. Mereka ikut berkenalan dengan Lili.




"Eh, siapa yang sedang tiduran di teras itu?" tanya Lili.


"Oh, itu Breno,"jawab Pati. "Dia sombong."




Keti lalu bercerita. Breno adalah anjing kesayangan Tuan Rudi, papa Rangga. Breno dipercaya menjaga rumah. Sudah berkali-kali Breno berhasil mengusir maling.




"Hanya Breno yang bebas keluar masuk rumah. Kandangnya paling bagus. Makanannya juga mahal-mahal, dibeli di supermarket,"cerita Keti.




"Enggak seperti makanan kita, yang dibeli di pasar,"timpal Kitti sedih.




Suatu pagi, Lili tidak sengaja bertemu Breno yang bermalas-malasan di samping kolam ikan.




"Hai, Breno! Sedang apa?" Lili langsung menyapa Breno.


Breno membuka sebelah matanya. "Kenapa nanya-nanya?" jawab Breno galak.




"Jangan galak-galak, Breno! Aku cuma ingin berteman."


Breno menyalak keras sekali sambil memamerkan gigi-gigi taringnya yang tajam. Telinga Lili jadi sakit.




"Kenapa, sih, kamu tidak mau berteman dengan yang lainnya?"


"Kalian tidak punya keahlian. Beda dengan aku. Aku bisa berlari kencang, menangkap bola, menangkap pencuri, dan menjaga rumah. Penciumanku juga tajam."


"Kamu juga punya kekurangan, Breno."


"COba tunjukkan!" tantang Breno.




Lili mengambil bola Rangga yang berwarna merah dan biru. "Coba tebak, apa warna bola ini?" tanya Lili. Breno kebingungan.




"Aku tahu, semua anjing buta warna," tukas Lili.


"Tetapi, aku pernah menangkap pencuri,"bela Breno.


"Kamu hanya mengandalkan penciumanmu!"jawab Lili.




Breno menjadi malu. Lili tahu kekurangan dirinya.




"Kita semua punya kekurangan, Breno, supaya bisa saling membantu,"jelas Lili.


"Lili, maukah kamu menjaga rahasiaku?" tanya Breno lirih.


"Tentu saja. Asal kamu berjanji untuk rendah hati."




Breno terdiam. Namun ia lalu mengangguk sambil mengulurkan sebelah kaki depannya. Lili juga mengulurkan sebelah kaki depannya. Mereka saling tos, tanda persahabatan.

0 Response to "4 Contoh Dongeng Indonesia Terbaru"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel