Ikan Sakti Sungai Janiah (Sungai Jernih), Sumatra Barat
Berikut ini cerita rakyat dari Sumatra Barat, Ikan Sakti Sungai Janiah.
Kolam Ikan Sakti Sungai Janiah (Sungai Jernih) adalah sebuah obyek wisata yang terletak di Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Sekitar 13 kilometer dari Bukittinggi arah ke Payakumbuh.
Di dalam kolam tersebut banyak sekali ikan yang berukuran besar.
Bahkan konon ada yang berukuran sebesar kerbau.
Darimana asal ikan ini?
Berikut ini salah satu versi dari legenda asal mula ikan sakti Sungai Janiah.
Kolam Ikan Sakti Sungai Janiah (Sungai Jernih) adalah sebuah obyek wisata yang terletak di Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Sekitar 13 kilometer dari Bukittinggi arah ke Payakumbuh.
Di dalam kolam tersebut banyak sekali ikan yang berukuran besar.
Bahkan konon ada yang berukuran sebesar kerbau.
Darimana asal ikan ini?
Berikut ini salah satu versi dari legenda asal mula ikan sakti Sungai Janiah.
Alkisah, menurut cerita rakyat Sumatera Barat, pada zaman dahulu kala hiduplah seorang janda beserta kedua anaknya, seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Baca juga The Janiah River Magic Fish.
Di suatu hari yang cerah, sang ibu hendak membawa kedua anaknya ke sebuah pesta.
“Hari ini kita akan pergi ke pesta nak! Gantilah pakaian kalian dengan pakaian indah.”
“Baik Bu!” jawab kedua anaknya.
Tentu saja kedua anaknya sangat gembira.
Mereka segera mengganti pakaian mereka dengan pakaian indah.
Tentu saja kedua anaknya sangat gembira.
Mereka segera mengganti pakaian mereka dengan pakaian indah.
Tiba di tempat pesta, kedua anaknya bersuka cita karena mereka melihat banyak tamu yang datang dan juga menemukan makanan-manakan lezat.
Beberapa meter dari tempat mereka, ada sebuah panggung pertunjukan musik tradisional yang dipenuhi para penonton.
Anak-anak meminta izin kepada ibunya untuk menyaksikan pertunjukan musik tersebut.
Beberapa meter dari tempat mereka, ada sebuah panggung pertunjukan musik tradisional yang dipenuhi para penonton.
Anak-anak meminta izin kepada ibunya untuk menyaksikan pertunjukan musik tersebut.
“Ibu, bolehkah kami menonton pertunjukan musik disana?” tanya anaknya.
“Ya bolehlah, asalkan kalian tidak pergi terlalu jauh. Banyak orang penuh sesak, nanti ibu susah mencari kalian.” ibunya membolehkan tetapi berpesan agar anaknya tidak pergi jauh-jauh.
Kedua anaknya segera berlari ke arah panggung pertunjukan musik diadakan.
Awalnya mereka bergembira menikmati musik di tengah keramaian.
Lambat laun mereka mulai bosan.
Akhirnya keduanya pergi berjalan-jalan di sekitar panggung pertunjukan.
Mereka lupa akan pesan ibunya agar tidak pergi jauh-jauh.
Awalnya mereka bergembira menikmati musik di tengah keramaian.
Lambat laun mereka mulai bosan.
Akhirnya keduanya pergi berjalan-jalan di sekitar panggung pertunjukan.
Mereka lupa akan pesan ibunya agar tidak pergi jauh-jauh.
Saat berjalan-jalan, mereka melihat sebuah telaga yang berair jernih.
Saat itu matahari sangat panas yang membuat mereka tergoda untuk mandi di telaga tersebut.
Kemudian mereka menanggalkan pakaian mereka dan melompat ke dalam telaga.
Keduanya merasa sangat senang bermain-main air di tengah cuaca panas.
Mereka benar-benar lupa akan pesan ibunya.
Saat itu matahari sangat panas yang membuat mereka tergoda untuk mandi di telaga tersebut.
Kemudian mereka menanggalkan pakaian mereka dan melompat ke dalam telaga.
Keduanya merasa sangat senang bermain-main air di tengah cuaca panas.
Mereka benar-benar lupa akan pesan ibunya.
Sementara itu, pesta hampir berakhir.
Sang Ibu mendatangi panggung pertunjukan musik untuk mencari kedua anaknya, tetapi ia tidak menemukan mereka.
Hari hampir malam, sang Ibu terus berjalan sambil bertanya kepada orang-orang mengenai keberadaan kedua anaknya, tetapi tetap tidak bisa menemukan mereka.
Akhirnya ia putus asa dan memutuskan untuk pulang ke rumah.
Sang Ibu mendatangi panggung pertunjukan musik untuk mencari kedua anaknya, tetapi ia tidak menemukan mereka.
Hari hampir malam, sang Ibu terus berjalan sambil bertanya kepada orang-orang mengenai keberadaan kedua anaknya, tetapi tetap tidak bisa menemukan mereka.
Akhirnya ia putus asa dan memutuskan untuk pulang ke rumah.
Setiba di rumah, sang ibu terus menangisi anak-anaknya.
Hingga akhirnya ia tertidur karena kelelahan.
Di dalam tidurnya, ia bermimpi bertemu dengan seorang wanita tua.
Wanita tua tersebut mengatakan bahwa kedua anaknya berada di sebuah kolam berair jernih di dekat lokasi pesta.
Hingga akhirnya ia tertidur karena kelelahan.
Di dalam tidurnya, ia bermimpi bertemu dengan seorang wanita tua.
Wanita tua tersebut mengatakan bahwa kedua anaknya berada di sebuah kolam berair jernih di dekat lokasi pesta.
“Kedua anakmu ada di dalam sebuah kolam di dekat lokasi pesta. Jika Engkau ingin bertemu mereka, lemparkanlah beras ke dalam kolam maka kedua anakmu akan muncul.” kata si wanita tua di dalam mimpi.
Keesokan harinya, si Ibu terbangun.
Teringat mimpinya semalam, ia segera bergegas pergi ke kolam di dekat lokasi pesta dengan membawa segenggam beras.
Setelah mencari kesana kemari akhirnya ia berhasil menemukan kolam berair jernih tersebut.
Tanpa menunggu lama, segera ia lemparkan beras yang digenggamnya ke dalam kolam seraya memanggil nama-nama anaknya.
Teringat mimpinya semalam, ia segera bergegas pergi ke kolam di dekat lokasi pesta dengan membawa segenggam beras.
Setelah mencari kesana kemari akhirnya ia berhasil menemukan kolam berair jernih tersebut.
Tanpa menunggu lama, segera ia lemparkan beras yang digenggamnya ke dalam kolam seraya memanggil nama-nama anaknya.
Tidak beberapa lama, dua ekor ikan berukuran besar dan berwarna indah muncul ke permukaan kolam.
Sang Ibu menangis melihat kemunculan kedua ikan besar tersebut.
Ia bertanya-tanya apakah kedua anaknya telah berubah menjadi dua ekor ikan besar ini?
Setelah memperhatikan dengan seksama, akhirnya yakinlah ia bahwa kedua ekor ikan besar tersebut adalah anak-anaknya.
Namun nasi telah menjadi bubur.
Sang Ibu menangis melihat kemunculan kedua ikan besar tersebut.
Ia bertanya-tanya apakah kedua anaknya telah berubah menjadi dua ekor ikan besar ini?
Setelah memperhatikan dengan seksama, akhirnya yakinlah ia bahwa kedua ekor ikan besar tersebut adalah anak-anaknya.
Namun nasi telah menjadi bubur.
“Apa yang telah terjadi dengan kalian Nak? Kenapa kalian berubah menjadi ikan? Ibu sangat sayang dengan kalian Nak? Kenapa tidak mematuhi pesan Ibu agar jangan pergi jauh-jauh.” Sang Ibu menangis.
Mendengar tangisan si Ibu, penduduk desa pun berdatangan.
Setelah mendengar penjelasan si Ibu, penduduk desa pun menghiburnya.
Tapi tetap saja si Ibu merasa sangat sedih karena kehilangan kedua anaknya.
Setelah mendengar penjelasan si Ibu, penduduk desa pun menghiburnya.
Tapi tetap saja si Ibu merasa sangat sedih karena kehilangan kedua anaknya.
Sekarang desa di mana kolam tersebut berada disebut Desa Sungai Janiah (atau Desa Sungai Jernih).
Sementara kolam jernih tersebut sering didatangi banyak orang karena dianggap sebagai tempat suci.
Meskipun hanya sebuah legenda, namun legenda Ikan sakti Sungai Janiah memberi pesan arti pentingnya mematuhi nasihat orang tua.
Sementara kolam jernih tersebut sering didatangi banyak orang karena dianggap sebagai tempat suci.
Meskipun hanya sebuah legenda, namun legenda Ikan sakti Sungai Janiah memberi pesan arti pentingnya mematuhi nasihat orang tua.
Baca juga cerita rakyat Sumatera Barat lainnya:
0 Response to "Ikan Sakti Sungai Janiah (Sungai Jernih), Sumatra Barat"
Post a Comment