7 Kisah Nyata Cerita Cinta Penuh Dosa Besar
Baiklah, inilah...
cerita cinta penuh dosa
#1 Cinta Penuh Dosa
Kali ini adalah sebuah kisah nyata dari seorang yang tidak menyembutkan namanya. Dia seorang perempuan. Dia membagikan kisah ini di postingan blog pribadinya yang mana juga tidak ada keterangan siapakah dirinya. Link sumber blognya ada di akhir cerita kisah nyata ini.Selamat membaca...
Semua berawal dari patah hati dan keinginan untuk memiliki kekasih idaman. Idaman yang dimaksud adalah seorang pacar yang bisa membuat hati dan perasaan cinta ini muncul kembali.
Ini adalah kisahku, yang mungkin kamu perlu tahu dan jangan pernah mengambil hal yang tidak baik dari cerita ini, ambilah sisi positif dan pilihlah mana yang terbaik untuk kamu jadikan pelajaran hidupmu.
Awalnya ada seorang wanita yang tidak pernah mencuri, tidak pernah berbohong, tidak pernah melakukan hal-hal negatif yang bisa merugikan diri sendiri maupun orang lain. Dia selalu melakukan kegiatan apapun dengan hati-hati dan mempertimbangkan resiko apa saja yang akan terjadi.
Sebut saja wanita ini saras, perempuan sederhana yang memiliki sejuta cerita dan pengalaman yang berbeda. Dia berusia 23 tahun, dia selalu menjaga kehormatannya dan menjaga dirinya terhadap laki-laki nakal yang tidak memiliki atitud baik. Sampai ketika dia bertemu dengan laki-laki yang menurutnya biasa-biasa saja pada saat itu. Perkenalan yang tidak disengaja dan berlanjut sampai saat ini.
Dia Indra laki-laki yang menginvite pin bbmku dari alamat emailku yang tercantum pada spanduk berukuran 1m x 1m saat itu memang terpampang di spanduk lowongan kerja di depan kantorku.
Awalnya ku pikir hanya orang kebanyakan yang iseng invite pin cewek untuk kenalan saja. Jadi tidak ku pedulikan karna waktu itu aku sedang welcome kepada semua orang. Dan awal pembicaraan pada saat itu adalah dia menanyakan perihal lowongan kerja yang dipajang saat itu. Ya, aku meladani karna memang perusahaan bos ku sedang membutuhkan karyawan dan sampailah dia datang untuk tes dan interview sampai dia diterima di perusahaan tempatku bekerja.
Saat itu aku tahu dia sudah punya pacar dan dia kadang juga suka cerita tentang pacarnya padaku lewat pesan bbm. Dia baru berpacaran beberapa bulan dan mereka pacaran LDR. Dan suatu ketika aku memasang DP bbm dengan gambar ayodance game yang sangat aku gemari dari aku SMA hingga saat ini, ternyata dia juga menyukai hal yang sama dan dia juga suka main ayodance hingga sekarang. Semenjak itulah kami berdua mulai akrab dan sering chat setiap hari bahkan terkadang kami suka saling telepon. Entah kenapa bisa seperti itu, semua terjadi begitu saja. Ya, aku tahu dia sudah punya pacar dan tiba-tiba di telepon dia mengatakan kalau dia merasa nyaman saat ngobrol denganku dan menyukai ku. Pada saat itu aku terkejut dan merasa senang tapi aku tahu seharusnya itu tidak boleh terjadi.
Dia mulai membicarakan ketidak sukaannya dengan pacarnya itu, dia merasa terkekang dan merasa tidak nyaman karena selalu saja dilarang setiap ingin main bersama teman-temannya. Dan dia juga menceritakan masalalunya yang kelam. Aku shock saat dia bercerita tentang masa lalu dia.
Dia adalah laki-laki nakal yang hobinya minuman dan free s*x dengan pacar-pacarnya, ya dia mengakui dia tidak baik dimasa itu. Dia juga punya banyak pacar dan semua pacarnya sudah pernah tidur dan melakukan making love bersamanya. Dia mengaku anak orang kaya yang pada saat itu dia selalu punya uang banyak untuk bersenang-senang bersama teman dan pacarnya.
Hingga pada waktu itu ada kejadian salah satu pacarnya yang mengaku hamil oleh dirinya, padahal wanita itu adalah wanita malam yang kerja di club dan selalu idur dengan laki-laki lain juga. Saat itu dia kacau mendapat berita seperti itu, apalagi saat itu keluarga cewek datang membawa banyak orang ke rumahnya untuk meminta pertanggung jawabannya.
Tapi dia malah pergi minum sampai mabok karna dia mengaku stres pada saat itu, di usianya yang masih muda dan baru lulus harus menikah wanita yang tidak tahu siapa yang menghamili. Karna memang dia juga pernah melakukan hal itu dengan wanita hamil tadi.
Akhirnya mereka menikah dan diperjalanan pernikahan mereka mengalami kejadian yang tidak mengenakan, yang ternyata anak itu bukanlah anak dia karena sudah test DNA dan hasilnya tidak cocok. Kemudian disisi lain wanita ini hanya menghabiskan uang dan tidak tahu berterima kasih, kemudian dia meninggalkan indra.
Dia mengatakan dia sudah bercerai karna wanita itu sudah meninggalkan suaminya. Dan dia amar sangat menyasal kejadian itu, bahkan dia lebih berhati-hati mencari wanita yang bukan hanya cantik fisik saja , tapi cantik hatipun diperlukan. Sekarang dia sudah berubah menjadi yang lebih baik lagi dia berusaha untuk itu. Ya, aku tidak bisa berkata-kata pada saat mendengarka ceritanya itu.
Hari-hari berganti perasaan semakin tumbuh saat itu dia memberi harapan pada wanita yang sedang membutuhkan kasih sayang. Ya, aku memang menyukai dia bukan karna ceritanya tapi entah kenapa makin hari makin ada rasa yang tersimpan dihati, walaupun kadang hati ini berontak untuk tidak menyukainya. Saat itu dia selalu memberikan sinyal dan harapan yang membuat aku menjadi jatuh lebih dalam. Sampai pada akhirnya aku galau dan baper.
Waktu itu dia membuat status yang mengatakan sudah putus dengan pacarnya. Ya, jelas aku sangat menyayangkan dengan hal itu. Dan kemudian dia selalu ingin menemuiku, ya aku memberikan kesempatan dan aku ingin mengenalnya lebih jauh pada saat itu.
Aku ajak dia kerumahku, kemudian kami kehujanan saat diperjalanan arah rumahku. Bajunya basah kuyub, dan aku meminjamkan bajuku untuk nya karna aku khawatir dia sakit.
Saat itu kita masih ngobrol dan cerita masa-masa lalu kita masing-masing dan membahas game ayodance. Dan dia mulai memegang tanganku dan mencium keningku saat itu dia berkata, "Aku Sayang Kamu", sontak aku kaget dan merasa hangat. Ya, aku merasa senang saat itu, tapi ada yang mengganjal dihatiku karna pada saat itu yang ku pikirkan dia sudah punya pacar.
Sampai akhirnya dia meyakinkan aku bahwa mereka sudah putus dan dia selalu berkata manis dan menggodaku dengan belaian-belaian kasih sayang.
Aku merasa bodoh saat itu, dan merasa duniaku sudah hancur saat itu. Bagaimana tidak keperawananku sudah diambil orang yang bukan pacarku dan bahkan bukan suamiku. Dia berkata "Kita sudah melakukan hal ini artinya kamu milik aku, dan jangan pernah kamu pergi tinggalin aku, tapi kalaupun kamu mau pergi tinggalin aku, toh yang rugi bukan aku, aku cowo gak pernah ada bekasnya.", ucapnya.
#2 Cerita S*x Bertukar Pasangan
Sebagai anak ABG yang mengikuti trend masa kini, Riska sangat gemar memakai pakaian yang serba ketat termasuk juga seragam sekolah yang dikenakannya sehari-hari. Rok abu-abu yang tingginya beberapa senti di atas lutut sudah cukup menyingkapkan kedua pahanya yang putih mulus, dan ukuran roknya yang ketat itu juga memperlihatkan lekuk body tubuhnya yang sekal menggairahkan.
Suatu sore, Riska pulang dari sekolah. Seperti biasa Parno mengantarnya dari jalan raya menuju ke rumah. Sore itu suasana agak mendung dan hujan rintik-rintik, keadaan di sekitar juga sepi, maklumlah daerah itu berada di pinggiran kota YK. Dan Parno memutuskan saat inilah kesempatan terbaiknya untuk melampiaskan hasrat birahinya kepada Riska. Ia telah mempersiapkan segalanya, termasuk lokasi tempat dimana Riska nanti akan dikerjai. Parno sengaja mengambil jalan memutar lewat jalan yang lebih sepi, jalurnya agak jauh dari jalur yang dilewati sehari-hari karena jalannya memutar melewati areal pekuburan.
Dengan sedikit kesal Riska pun terpaksa mengikuti kemauan Parno yang mulai mengayuh becaknya agak cepat. Setelah sampai pada lokasi yang telah direncanakan Parno, yaitu di sebuah bangunan tua di tengah areal pekuburan, tiba-tiba Parno membelokkan becaknya masuk ke dalam gedung tua itu.
“Lho kenapa masuk sini Pak?”, tanya Riska.
“Hujan..”, jawab Parno sambil menghentikan becaknya tepat di tengah-tengah bangunan kuno yang gelap dan sepi itu. Dan memang hujan pun sudah turun dengan derasnya.
Bagai tersambar petir Riskapun kaget mendengar ucapan Parno tadi.
“A.. Apa maksudnya Pak?”, tanya Riska sambil terbengong-bengong.
“Non cantik, kamu mau ini?” Parno tiba-tiba menurunkan celana komprangnya, mengeluarkan p*nisnya yang telah mengeras dan membesar.
Riska terkejut setengah mati dan tubuhnya seketika lemas ketika melihat pemandangan yang belum pernah dia lihat selama ini.
“J.. Jaangan Pak.. Jangann..” pinta Riska dengan wajah yang memucat.
Sejenak Parno menatap tubuh Riska yang menggairahkan, dengan posisinya yang duduk itu tersingkaplah dari balik rok abu-abu seragam SMU-nya kedua paha Riska yang putih bersih itu. Kaos kaki putih setinggi betis menambah keindahan kaki gadis itu. Dan di bagian atasnya, kedua buah dada ranum nampak menonjol dari balik baju putih seragamnya yang berukuran ketat.
“Ampunn Pak.. Jangan Pak..”, Riska mulai menangis dalam posisi duduknya sambil merapatkan badan ke sandaran becak, seolah ingin menjaga jarak dengan Parno yang semakin mendekati tubuhnya.
Tubuh Riska mulai menggigil namun bukan karena dinginnya udara saat itu, tetapi tatkala dirasakannya sepasang tangan yang kasar mulai menyentuh pahanya. Tangannya secara refleks berusaha menampik tangan Parno yang mulai menjamah paha Riska, tapi percuma saja karena kedua tangan Parno dengan kuatnya memegang kedua paha Riska.
“Oohh.. Jangann.. Pak.. Tolongg.. Jangann..”, Riska meronta-ronta dengan menggerak-gerakkan kedua kakinya. Akan tetapi Parno malahan semakin menjadi-jadi, dicengkeramnya erat-erat kedua paha Riska itu sambil merapatkan badannya ke tubuh Riska.
Riska pun menjadi mati kutu sementara isak tangisnya menggema di dalam ruangan yang mulai gelap dan sepi itu. Kedua tangan kasar Parno mulai bergerak mengurut kedua paha mulus itu hingga menyentuh pangkal paha Riska. Tubuh Riska menggeliat ketika tangan-tangan Parno mulai menggerayangi bagian pangkal paha Riska, dan wajah Riska menyeringai ketika jari-jemari Parno mulai menyusup masuk ke dalam celana dalamnya.
“Iihh..”, pekikan Riska kembali menggema di ruangan itu di saat jari Parno ada yang masuk ke dalam liang memenya.
Tubuh Riska menggeliat kencang di saat jari itu mulai mengorek-ngorek lubang kewanitaannya. Desah nafas Parno semakin kencang, dia nampak sangat menikmati adegan ‘pembuka’ ini. Ditatapnya wajah Riska yang megap-megap dengan tubuh yang menggeliat-geliat akibat jari tengah Parno yang menari-nari di dalam lubang kemaluannya.
“Cep.. Cep.. Cep..”, terdengar suara dari bagian selangkangan Riska. Saat ini lubang kemaluan Riska telah banjir oleh cairan kemaluannya yang mengucur membasahi selangkangan dan jari-jari Parno.
Puas dengan adegan ‘pembuka’ ini, Parno mencabut jarinya dari lubang kemaluan Riska. Riska nampak terengah-engah, air matanya juga meleleh membasahi pipinya. Parno kemudian menarik tubuh Riska turun dari becak, gadis itu dipeluknya erat-erat, kedua tangannya meremas-remas pantat gadis itu yang sintal sementara Riska hanya bisa terdiam pasrah, detak jantungnya terasa di sekujur tubuhnya yang gemetaran itu. Parno juga menikmati wanginya tubuh Riska sambil terus meremas remas pantat gadis itu.
Selanjutnya Parno mulai menikmati bibir Riska yang tebal dan sensual itu, dikulumnya bibir itu dengan rakus bak seseorang yang tengah kelaparan melahap makanan.
“Eemmgghh.. Mmpphh..”, Riska mendesah-desah di saat Parno melumat bibirnya. Dikulum-kulum, digigit-gigitnya bibir Riska oleh gigi dan bibir Parno yang kasar dan bau rokok itu. Ciuman Parno pun bergeser ke bagian leher gadis itu.
“Oohh.. Eenngghh..”, Riska mengerang-ngerang di saat lehernya dikecup dan dihisap-hisap oleh Parno.
Cengkeraman Parno di tubuh Riska cukup kuat sehingga membuat Riska sulit bernafas apalagi bergerak, dan hal inilah yang membuat Riska pasrah di hadapan Parno yang tengah memperkosanya. Setelah puas, kini kedua tangan kekar Parno meraih kepala Riska dan menekan tubuh Riska ke bawah sehingga posisinya berlutut di hadapan tubuh Parno yang berdiri tegak di hadapannya. Langsung saja oleh Parno kepala Riska dihadapkan pada p*nisnya.
“Ayo.. Jangan macam-macam non cantik.. Buka mulut kamu”, bentak Parno sambil menjambak rambut Riska.
Takut pada bentakan Parno, Riska tak bisa menolak permintaannya. Sambil terisak-isak dia sedikit demi sedikit membuka mulutnya dan segera saja Parno mendorong masuk p*nisnya ke dalam mulut Riska.
“Hmmphh..”, Riska mendesah lagi ketika benda menjijikkan itu masuk ke dalam mulutnya hingga pipi Riska menggelembung karena batang kemaluan Parno yang menyumpalnya.
“Akhh..” sebaliknya Parno mengerang nikmat. Kepalanya menengadah keatas merasakan hangat dan lembutnya rongga mulut Riska di sekujur batang kemaluannya yang menyumpal di mulut Riska.
Riska menangis tak berdaya menahan gejolak nafsu Parno. Sementara kedua tangan Parno yang masih mencengkeram erat kepala Riska mulai menggerakkan kepala Riska maju mundur, mengocok p*nisnya dengan mulut Riska. Suara berdecak-decak dari liur Riska terdengar jelas diselingi batuk-batuk.
Beberapa menit lamanya Parno melakukan hal itu kepada Riska, dia nampak benar-benar menikmati. Tiba-tiba badan Parno mengejang, kedua tangannya menggerakkan kepala Riska semakin cepat sambil menjambak-jambak rambut Riska. Wajah Parno menyeringai, mulutnya menganga, matanya terpejam erat dan..
“Aakkhh..”, Parno melengking, croot.. croott.. crroott..
Seiring dengan muncratnya cairan putih kental dari kemaluan Parno yang mengisi mulut Riska yang terkejut menerima muntahan cairan itu. Riska berusaha melepaskan batang p*nis Parno dari dalam mulutnya namun sia-sia, tangan Parno mencengkeram kuat kepala Riska. Sebagian besar sp*rma Parno berhasil masuk memenuhi rongga mulut Riska dan mengalir masuk ke tenggorokannya serta sebagian lagi meleleh keluar dari sela-sela mulut Riska.
“Ahh”, sambil mendesah lega, Parno mencabut batang kemaluannya dari mulut Riska.
Nampak batang p*nisnya basah oleh cairan sp*rma yang bercampur dengan air liur Riska. Demikian pula halnya dengan mulut Riska yang nampak basah oleh cairan yang sama. Riska meski masih dalam posisi terpaku berlutut, namun tubuhnya juga lemas dan shock setelah diperlakukan Parno seperti itu.
“Sudah Pak.. Sudahh..” Riska menangis sesenggukan, terengah-engah mencoba untuk ‘bernego’ dengan Parno yang sambil mengatur nafas berdiri dengan gagahnya di hadapan Riska.
Nafsu birahi yang masih memuncak dalam diri Parno membuat tenaganya menjadi kuat berlipat-lipat kali, apalagi dia telah menenggak jamu super kuat demi kelancaran hajatnya ini sebelumnya. Setelah berejakulasi tadi, tak lama kemudian nafsunya kembali bergejolak hingga batang kemaluannya kembali mengacung keras siap menerkam mangsa lagi.
Parno kemudian memegang tubuh Riska yang masih menangis terisak-isak. Riska sadar akan apa yang sebentar lagi terjadi kepadanya yaitu sesuatu yang lebih mengerikan. Badan Riska bergetar ketika Parno menidurkan tubuh Riska di lantai gudang yang kotor itu, Riska yang mentalnya sudah jatuh seolah tersihir mengikuti arahan Parno.
Setelah Riska terbaring, Parno menyingkapkan rok abu-abu seragam SMU Riska hingga setinggi pinggang. Kemudian dengan gerakan perlahan, Parno memerosotkan celana dalam putih yang masih menutupi selangkangan Riska. Kedua mata Parno pun melotot tajam ke arah kemaluan Riska. Kemaluan yang merangsang, ditumbuhi rambut yang tidak begitu banyak tapi rapi menutupi bibir vaginnya, indah sekali.
Parno langsung saja mengarahkan batang p*nisnya ke bibir vagin Riska. Riska menjerit ketika Parno mulai menekan pinggulnya dengan keras, batang p*nisnya yang panjang dan besar masuk dengan paksa ke dalam liang vagin Riska.
“Aakkhh..”, Riska menjerit lagi, tubuhnya menggelepar mengejang dan wajahnya meringis menahan rasa pedih di selangkangannya.
Kedua tangan Riska ditekannya di atas kepala, sementara ia dengan sekuat tenaga melesakkan batang kemaluannya di vagin Riska dengan kasar dan bersemangat.
“Aaiihh..”, Riska melengking keras di saat dinding keperawanannya berhasil ditembus oleh batang p*nis Parno. Darah pun mengucur dari sela-sela kemaluan Riska.
“Ohhss.. Hhsshh.. Hhmmh.. Eehhghh..” Parno mendesis nikmat.
Setelah berhasil melesakkan batang kemaluannya itu, Parno langsung menggenjot tubuh Riska dengan kasar.
“Oohh.. Oogghh.. Oohh..”, Riska mengerang-ngerang kesakitan. Tubuhnya terguncang-guncang akibat gerakan Parno yang keras dan kasar. Sementara Parno yang tidak peduli terus menggenjot Riska dengan bernafsu. Batang p*nisnya basah kuyup oleh cairan vagin Riska yang mengalir deras bercampur darah keperawanannya.
Sekitar lima menit lamanya Parno menggagahi Riska yang semakin kepayahan itu, sepertinya Parno sangat menikmati setiap hentakan demi hentakan dalam menyetubuhi Riska, sampai akhirnya di menit ke-delapan, tubuh Parno kembali mengejang keras, urat-uratnya menonjol keluar dari tubuhnya yang hitam kekar itu dan Parno pun berejakulasi.
“Aahh..” Parno memekik panjang melampiaskan rasa puasnya yang tiada tara dengan menumpahkan seluruh sp*rmanya di dalam rongga kemaluan Riska yang tengah menggelepar kepayahan dan kehabisan tenaga karena tak sanggup lagi mengimbangi gerakan-gerakan Parno.
Dan akhirnya kedua tubuh itupun kemudian jatuh lunglai di lantai diiringi desahan nafas panjang yang terdengar dari mulut Parno. Parno puas sekali karena telah berhasil melaksanakan hajatnya yaitu memperkosa gadis cantik yang selama ini menghiasi pandangannya dan menggoda dirinya.
Setelah rehat beberapa menit tepatnya menjelang Isya, akhirnya Parno dengan becaknya kembali mengantarkan Riska yang kondisinya sudah lemah pulang ke rumahnya. Karena masih lemas dan akibat rasa sakit di selangkangannya, Riska tak mampu lagi berjalan normal hingga Parno terpaksa menuntun gadis itu masuk ke dalam rumahnya.
Suasana di lingkungan rumah yang sepi membuat Parno dengan leluasa menuntun tubuh lemah Riska hingga sampai ke teras rumah dan kemudian mendudukkannya di kursi teras. Setelah berbisik ke telinga Riska bahwa dia berjanji akan datang kembali untuk menikmati tubuhnya yang molek itu, Parno pun kemudian meninggalkan Riska dengan mengayuh becaknya menghilang di kegelapan malam, meninggalkan Riska yang masih terduduk lemas di kursi teras rumahnya.
#3 Serunya Berselingkuh
Akupun memiliki suami mas Imran yang bertanggung jawab pada keluarga, diapun begitu hot memuaskan aku di dalam melakukan hubungan intim layaknya dalam adegan cerita s*ks paling hot, tapi akupun menghianatinya juga. Mungkin aku terbawa pergaulan dengan teman-temanku yang menganggap selingkuh sudah di anggap hal yang biasa bahkan katanya membuat kita lebih bergairah menjalani kehidupan ini.Tepat di usia pernikahanku yang ke 12 tahun aku menghianati suamiku, dan bukan dengan orang lain melainkan dengan orang rumah juga. Meskipun dia tidak ada hubungan darah dengan keluarga suamiku tapi dia tinggal di rumah besar ini juga. Namanya mas Soni dia merupakan sopir keluarga, setiap hari kerjanya mengantar orang rumah ke kantor dan kembali lagi ke rumah sampai tenaganya di butuhkan.
Oleh karena itu mas Soni selalu berada di rumah setiap hari, karena aku selalu sibuk dengan arisan dan juga acara kumpul-kumpul dengan teman-temanku akhirnya mas Soni yang sering mengantarku. Awal mula aku tertarik padanya ketika aku meminta dia untuk masuk kedalam ruangan tempat kami mengadakan acara, saat itu dia membawakan barang yang akan aku bawa.
Tapi di dalam semua pada heboh bilang “Aduuh jeng Delia suaminya cakep banget jeng..” Aku kaget dan hendak mengklarifikasi tapi ketika semua berkata seperti itu akhirnya akupun hanya tersenyum saja “Mas boleh kenalan tidak..?” Kata jeng Vika pada mas Soni dan aku lihat mas Soni begitu tersipu malu di buatnya dan ketika aku melihatnya dengan seksama dia memang begitu cakep dan gagah.
Sejak hari itu aku selalu memperhatikan mas Soni bahkan aku seperti wanita yang kesepian, yang haus akan adegan Cerita S*x. Padahal kehidupan s*ks dengan suamiku masih sama seperti dulu, tapi akhir-akhir ini aku sering melamunkan mas Soni bahkan tidak jarang aku membayangkan melakukan adegan cerita hot bersamanya. Aku benar-benar terhipnotis pada mas Soni.
Lama kelamaan akupun tidak mampu membendungnya segala cara aku coba untuk mengambil hatinya “Mas Soni beli aja buat keluarganya…” Kataku sembari tersenyum ketika kami sedang berada di sebuah toko pakaian di salah satu mal “Saya belum menikah bu…” Wiihhh mendengar dia berkata seperti itu akupun menjadi lebih senang lagi akhirnya akupun membelikannya baju yang pas buat dia.
Untuk melancarkan aksiku aku bukan cuma membelikannya baju tapi juga sering curhat sesuatu yang gak penting padanya, sampai akhirnya kamipun menjadi begitu dekat tapi kemudian aku sadar kalau aku harus bersikap wajar di depan mereka semua. Karena pernah sekali ketika aku melewati dapur secara tidak sengaja aku mendengar Lilis pembantuku yang genit.
Berkata seperti ini pada mas Soni “Mas Soni kok deket sama bu Delia.. jangan ada apa-apa ya..” Soni langsung menjawab “LIs..kamu ini apa sih..jangan fitnah gitu lho” Kata mas Soni marah dan mbok Sinah pembantuku yang lain berkata “Huuss..kamu tuh LIs.. awas kedengaran majikan di pecat kamu..” LIlis manggut-manggut sambil manyun “Ya..iya Lilis kan cuma bercanda..”.
Karena aku mengubah sikapku pada Soni di depan mereka akhirnya merekapun tidak pernah mencurigai aku suka pada mas Soni. Sampai pada suatu ketika aku sedang ada acara di luar kota dan harus menginap setelah aku pamit pada suamiku dia memutuskan untuk menyuruhku membawa sopir sendiri dan Soni menjadi pilihannya untuk mengantarku aku senang mendengarnya.
Dengan penuh semangat akupun pergi dengan Soni, setelah melakukan perjalan selama kurang dari 6 jam kamipun sampai. Aku istirahat di hotel tempat aku menginap aku beda kamar dengan Soni, tapi setelah terbangun dari tidur istirahatku akupun segera mandi dan keluar memesan makanan ke dalam kamar hotel sekaligus melancarkan aksiku untuk berdua dengan mas Soni aku sengaja memesan untuk dua orang.
Setelah aku telpon dia untuk datang ke kamarku, diapun datang dan menyantap makanan yang telah aku pesan. Setelah itu kami mengobrol berdua sampai akhirnya aku dapat membuat gairah mas Soni bangkit, ketika aku mendekatkan tubuhku padanya diapun langsung agresif dengan memelukku lalu mecium bibirku kamipun saling pagut dengan mesra dan gairah kami berdua sama-sama memuncak.
Tanganku melingkar di lehernya “Aaaaggggggghhh… aaaaagggghhhh… aaaaggghhhh… aaaggghhh..” Aku mencoba mendesah tepat di telinganya hingga diapun semakin terangsang “Ooouugggggghh… maaaas… aaaggggghhh…. aaaaaggghhhhh… eeeeuuummmmmhhhppppp….. aaaaggggghhhhh…” Desahku tanpa menghiraukan apapun lagi aku begitu menikmatinya.
Bagai pemain dalam adegan cerita hot kami terus berburu dan memek nya “OOouuuuggggghhh… aaaagggghh… aaagggghhh… maaaaas… aaagggghhhh… aaaaagggghhhh… aaaagggghhh.. ” Diapun sama-sama menikmati adegan seks ini, di tambah aku semakin hot ikut menggoyangkan tubuhku juga karena benar kata teman-temanku melakukan hubungan intim dengan selingkuhan lebih nikmat rasanya.
Tidak lama kemudian kamipun sama-sama mendesah dan mengerang dengan kerasnya “OOouuuggggghhhh…. aaaaaaggggghh… aaaaagggghhh… aaaaghh.. sa.. saaayaaang… aaagggh… aaaaagggggghhhhh…” Kamipun berdua sama-sama terpuaskan berulang kali mas Soni menciumku dan akupun senang dia melakukan hal itu kini tubuh kami sudah basah bersimbah keringat.
Sungguh aku begitu puas melakukan adegan cerita s*x ini dengan mas Soni, selama 3 hari kami melakaukan hal itu. Meskipun masih terasa kurang tapi akhirnya mas Soni mengajaku pulang dia bilang takut ada yang curuga dengan hubungan kami. Dia memintaku untuk merahasiakan hal ini dan dia berjanji akan selalu ada untukku dan sampai detik ini kami masih berhubungan secara backstreet.
#4 Cerita S*x Kenikmatan dari Ranum Adik Temanku
Tapi entah kenapa, aku sangat tertarik dengan C dan sepertinya C juga tertarik dgn aku sebab C sering kutangkap basah sedang melirik aku dengan genit dan malu2. Senyum malunya ketika ku tangkap basah sedang melirik aku semakin membuat nafsuku membara dan membuatku utk berniat ngobrol dengannya. Sore itu aku berkesempatan ngobrol dengannya, yahh rada susah juga ngobrol dengan anak SMP sedangkan aku yg sudah kuliah ini tapi ya sudah asal ku bisa melihat C dari dekat… maksudku adalah, aku ingin mengingat wajah dan keindahan tubuhnya sehingga malam nanti aku bisa onani.Tapi ternyata gayung bersambut, C sangat antusias dengan obrolan basi yg aku suguhkan shg aku pun segera berniat utk melakukan kontak fisik dengannya. Aku mulai dengan mencubit lengannya dan ngelitikin pinggangnya. Wahh…. semakin ku sentuh kulitnya, semakin keras pula otongku jadinya…. Rasanya ingin segera ku kocok burung kekarku ini… tapi sudahlah ku tahan dulu…. orang sabar banyak rejeki kata orang2…..
Setelah puas meng-grepe2 C, lalu kita pun bubar, dia kembali ke kamar temanku itu bersama kakaknya sementara aku pun kembali ke kamarku. Ahhhh… bikin tugas rada males, maklumlah hari ini hari jumat… besok sajalah pikirku. Lalu aku pun menyalakan laptopku dan segera bermain-main dengan Photoshop…. iseng saja aku meng-edit foto2 aku dan anak2 kost…. walaupun kita laki2 tulen dan suka berkunjung ke panti pijat plus plus, tapi aku dan anak2 memang suka foto2.. no nude loh tapinya.
Tanpa terasa malam telah tiba dan ketika aku lagi asik2nya meng-edit foto anak2, tiba2 ku dengar pintu kamarku ada yg mengetuk… lalu ada yg manggil, “mas… lagi di kamar ga?” terdengar suara lembut bertanya…. “wah, siapa nih yg nyariin..” pikirku. Kubuka pintu dan berdiri C didepan kamarku, dia mengenakan celana pendek ketat dgn tanktop tanpa bh. terlihat sembulan payudaranya yg tidak begitu besar (maklum masih smp), dan kulihat betapa mulus kulit putihnya, lehernya dan punggungnya…”masuk masuk…” kataku dengan cepat…. pikiranku langsung mesum, “wah kesempatan nih” kataku dalam hati. “lagi ngapain mas, kok ngga jalan2 sama anak2 yg lain?” C bertanya. “ahh ngga, lagi males aja keluar kost-an… aku lagi isengin foto anak2, mau lihat?” kataku. “liat dong mas” katanya begitu antusias.
Aku pun segera duduk di depan laptopku, dan menunjukkan hasil foto anak2 yg sudah ku isengin.. dia pun tertawa melihat foto2 hasil keisenganku itu. lalu ku suruh dia duduk jadi biar aku saja yg berdiri (aku cuma punya 1 kursi di kamarku). tanpa kuduga C malah berkata, “aku dipangku mas aja deh, biar sama2 bisa duduk.” “ok boleh juga,” kataku semangat. Ketika pantatnya duduk di pahaku.. ahhhhhh enak sekali rasanya… burungku segera mengeras, dan diapun merasakan itu walaupun dia tidak bilang apa2…. ” ‘dek bangun sebentar deh” kataku (maklum posisi burungku yg rada kejepit) lalu ku betulkan posisi burungku yg sudah menggeliat itu, lalu dia pun ku pangku lagi. Sekarang pas sekali posisi burungku berada di belahan pantatnya dia. Dari belakang dia ku ajari berbagai trik photoshop. setiap kali ku berbicara, aku bisikkan trik2nya ke kupingnya dia sehingga aku bisa mencium bau wangi badannya…
Dan setelah beberapa menit, kuberanikan diri utk memeluk dirinya dari belakang, dan melihat C yg tidak menolak, aku lalu memberanikan diri utk merayunya…. ” kamu kok wangi sekali ‘dik?” kataku sambil mencium leher dan pipinya. Dia hanya tersenyum malu dan tidak menjawab. Lalu ketika dia menengok ke arah ku, aku pun dengan segera melumat bibirnya yg mungil dan berwarna pink itu… ohhh nikmat sekali bibir C ini. begitu lembut dan begitu mungil….. sambil mencium bibirnya, tanganku segera meremas-remas payudaranya yg baru mulai tumbuh itu…. kurasakan burungku sudah keras sekali, dan dengan segera tubuh C segera ku goyang2kan maju dan mundur shg aku bisa merasakan gesekan nikmat di burungku ini…. setelah itu ku buka tanktop, kulihat betapa ranum badan C ini… kulit putihnya smakin membuat nafsuku menggila… lalu kubuka celana pendek ketatnya itu dan kulihat vaginnya yg berwarna pink tanpa ditumbuhi sehelai rambut pun…. wahhhhhhhhhhhhhhh………..
Setelah kuciumi seluruh badannya, aku pun langsung menciumi lubang kenikmatan itu dan kulihat C menutup mata dan menggeliat keenakan… “enak dik?” tanyaku. “enak banget mas.” sahutnya singkat. Setelah menciumi vaginnya, aku pun segera mengambil posisi..
ku tindih badannya dan kulumat kembali bibirnya sementara tangan kananku memegang burungku yg sudah berada di depan vaginnya. Sambil terus kucium, kumasukkan burungku perlahan-lahan…. walaupun V-nya sudah basah, namun palkon ku yg rada besar ini mengalami kesulitan utk masuk ke dalam…. kupaksa sedikit, lalu… “awwww… sakit mas…” katanya sembari meringis kesakitan…. “iya gapapa, sakit sedikit sekarang tapi nanti enak kok dik” kataku sembari terus kusodok ke dalam vaginnya dan ku goyang maju mundur….. ohhhhhh enak sekali vaginnya C ini… begitu ketat dan hangat, belum pernah kurasakan vagin seperti ini sebelumnya….
akhirnya burungku bisa masuk seluruhnya kedalam vaginnya dan C juga tidak lagi berkata sakit. sambil kutindih dan kupeluk tubuhnya, kucium bibirnya dan terus ku gerakkan burungku keluar masuk vaginnya…… rada2 susah bagi burungku utk gerak maju mundur karena vagin C ini masih ketat sekali rasanya, dan nikmatnya bener2 tidak ketulungan….
Entah C klimaks atau tidak, tapi yg jelas aku sudah tidak tahan ingin ngecrot yg sebanyak-banyaknya karena tidak terasa sudah 15 menit lebih kami bercinta… kulihat ke arah vaginnya,
dan kulihat ada sedikit darah di burungku dan di sprei kasur… “pasti darah keperawanannya” pikirku. “dik, mau udahan apa terus?” tanyaku. “terserah mas aja deh….” katanya…. ya sudah, aku memutuskan utk ngecrot saja sebentar lagi.
Aku pun mempercepat gerakan maju mundurku sehingga aku bisa ngecrot…. “dik, kamu udah pernah mens belum?” tanyaku. “udah mas.” jawabnya sambil kembali menutup mata dan menggigit bibirku lagi… “wah, bisa hamil nih kalo di keluarin di dalem” pikirku.
Maksudku utk mengambil kondom sebelum aku ngecrot ternyata tidak kesampean sebab tiba2 … CROOOOOOOOOOOTTTTT……. CROOTTTT CROTTTTT…….. ahhhhhhhhhhh……. CROTT CROT….. spermaku menyembur dengan ganasnya di dalam vagin C… kulihat ada kenikmatan diwajah C, dan kurasakan hangatnya vagin C setelah kusembur dgn spermaku….. “enak dik?” tanyaku. “enak bgt mas…” katanya sembari tersenyum malu. Lalu kupeluk tubuhnya dgn erat dan kucium bibirnya kembali. Lelah sekali rasanya dan bbrp menit setelah klimaks, kami berdua masih berpelukan ditempat tidur….. uuhhhh….. lemas sekali, belum pernah aku bercinta sampai selemas ini sebelumnya.
sepintas ada kecemasan dlm pikiranku, “wah bagaimana kalo nanti C hamil nih?” tanyaku dalam hati….. namun kecemasan itu tidak berlangsung lama karena C menciumku dengan lembut dan perasaan enak, puas, dan nafsu yg terpuaskan semuanya tercampur jadi satu dalam ciuman itu.
Kami pun segera mengenakan baju masing2 dan lalu berpelukan sambil nonton tv. tidak lama setelah itu terdengar suara2 brisik anak2 yg sudah kembali dari jalan2…. “Nyet, gw bawain nasi goreng nih…. blm makan kan lo?” salah satu temanku berkata dari teras lantai 2 kost-an kami… aku dan C pun segera bangun dan keluar kamar sambil menyambut mereka yg baru balik jalan2…. tidak ada kecurigaan dari mereka yg melihat kami berdua keluar dari kamar dengan wajah sedikit lelah… “yahh untunglah,ternyata semua berjalan lancar sesuai dengan rencana…. ” kataku dalam hati sambil tersenyum puas. dan kulihat C melirikku sambil tersenyum simpul seperti biasa……
Oh Nikmatnya bermain dgn perawan muda…..
#5 Cerita S*x Menikmati Istri Tetangga
Dari cerita istriku,
kuketahui bahwa sang istri sangat memperhatikan masalah hubungan suami istri
untuk menjaga keharmonisan rumah tangga mereka. Hal ini karena istri tetanggaku
ini merupakan pelanggan tetap istriku dalam membeli jamu dari Madura, terutama
jamu yang berhubungan dengan hubungan suami istri seperti “sari rapet”, “Pria
perkasa” ataupun jamu lainnya yang selalu berhubungan dengan hubungan suami
istri.
Walaupun selalu mengenakan jilbab lebar, tetap saja tidak bisa menutupi
kecantikan, keanggunan dan putihnya kulit istri tetanggaku ini, sehingga aku
sering membayangkan bagaimana keadaan tubuhnya bila tidak mengenakan busana,
pastilah sangat seksi dan sangat menggairahkan.
Disamping sebagai seorang wiraswasta, tetanggaku ini aktif di sebuah LSM yang
memperhatikan perkembangan perekonomian masyarakat. Karena persaingan bisnis
yang semakin ketat, akhirnya usaha tetanggaku ini bangkrut, dan akhirnya ia
lebih memfokuskan diri untuk mengeluti LSM yang ia ikuti. Dan ternyata di LSM
yang digelutinya ini, ia mendapatkan kepercayaan untuk mengawasi pencairan dana
masyarakat di luar kota dengan honor yang lumayan untuk menghidupi keluarganya.
Sehingga ia harus kerja di luar kota dan seminggu sekali baru pulang ke rumah.
Pada suatu hari istriku berkata bahwa komputer tetanggaku bermasalah dan minta
tolong padaku untuk segera memperbaikinya, sebab tidak mungkin harus menunggu
suaminya pulang dan lagi pula banyak pekerjaan mendesak yang harus
dikerjakannya. Dan katanyanya walaupun ia sedang ada dikantor, aku
dipersilahkan untuk memperbaiki komputer di siang hari, sebab ada pengasuh
anaknya di rumah.
Obsesiku terhadap istri tetanggaku ini seperti mendapat peluang. Aku menyanggupi
untuk memperbaiki komputernya.
“besok akan ku kerjakan..” kataku pada istriku.
Keesokan harinya sebelum aku ke rumah tetanggaku, aku persiapkan beberapa spy
cam (“Kamera pengintai”) ukuran kecil tanpa kabel yang aku hubungkan ke
komputerku.
Ternyata sistem operasi komputer tetanggaku ini bermasalah, maka harus ku
install ulang supaya normal kembali. Pada saat penginstallan sedang
berlangsung, aku menanti pengasuh tetanggaku ini lengah atau keluar memberi
makan asuhannya. Saat pengasuh anak tersebut keluar, maka kugunakan kesempatan
ini untuk masuk ke kamar tetanggaku dan meletakkan 2 buah spy cam ditempat yang
tepat dan tersembunyi yang bisa menangkap aktivitas tempat tidur dan
sekitarnya.
Setelah perbaikan sistem operasi komputer tetanggaku selesai, aku segera pulang
dan menyalakan komputer untuk mengetes apakah spy cam yang aku letakkan
berfungsi dengan baik. Dan ternyata alat kecil memang benar-benar canggih,
selain bentuknya kecil dan tanpa kabel, ternyata daya tangkap gambarnya pun
nyaris sempurna dan yang lebih canggihnya lagi adalah kemampuannya melakukan
zoom.
Mulailah pada jam-jam tertentu aku memantau keadaan kamar tersebut. Dari hasil
pantauan tersebut, tedapat beberapa moment yang aku rekam, diantaranya merekam
tubuhnya yang sedang telanjang bulat dan berlenggang lenggok didepan cermin
sehabis mandi, merekam kegiatan dirinya yang sedang terangsang di malam hari
pada saat suaminya di luar kota, bahkan sempat ku rekam bagaimana ganasnya ia
di tempat tidur pada saat suaminya pulang dari luar kota.
Rupanya dibalik
keanggunan dan kealiman penampilan luar istri tetanggaku ini, ternyata dalam
berhubungan suami istri dia sangat ganas dan binal membuat suaminya kewalahan,
dan sering kali terlihat dia masih bernafsu tetapi suaminya sudah ambruk dan
akhirnya dia hanya bisa gelisah tidak bisa diam melihat suaminya tidur
kecapaian.
Akhir-akhir ini kesibukan tetanggaku ini semakin padat, sehingga jadwal
kepulangannya menjadi tak menentu, terkadang dua minggu sekali bahkan pernah
sampai dua bulan baru pulang. Bahkan pernah secara bercanda istri tetanggaku
ini berkata pada istriku :
“Bu…, saya mah jablay…(jarang dibelai maksudnya) “
“Kenapa gitu ?” tanya istriku pada.
“Habis si Bapak jarang pulang, dan kalo pulangpun hanya satu malam setelah itu
pergi lagi.. Saya mah punya suami… tapi jarang sekali bermesraan “ katanya
dengan nada sedih.
Pada suatu hari, istriku cerita padaku bahwa pada tadi siang ketika istriku
bertamu ke tetanggaku, dia melihat istri tetanggaku sedang menangis. Dan ketika
ditanya mengapa, istri tetanggaku menjawab terisak “Si Bapak, tadi malam
pulang, tapi belum ngapa-ngapain dia sudah pergi lagi dengan temannya malam itu
juga dan sampai sekarang belum pulang. Padahal saya lagi pingin-pinginnya..”
Mendengar cerita istriku, aku menjadi tergoda untuk mengisi kekosongan kasih
sayang ini. Tapi bagaimana caranya? dan tak mungkin aku dapat menggoda seorang
istri yang selalu taat menjalankan perintah agama. Apalagi dia selalu
mengenakan jilbab dan tidak pernah memberi kesempatan kepada bukan muhrimnya
untuk berbicara bebas dengannya.
Akhirnya aku punya ide untuk mengancamnya akan menyebarkan video rekaman
dirinya yang sedang telanjang dan yang sedang berhubungan dengan suaminya.
Rekaman tersebut aku simpan di CD.
Pada malam hari ketika istriku sudah tidur, kuletakkan CD rekaman tersebut di
depan pintunya dan kuhubungi HP istri tetanggaku ini dari HP-ku dengan
menggunakan nomor yang baru kubeli siang tadi
“Bu…, Coba ibu buka pintu depan dan ambil amplop yang tersimpan dibawah pintu,
sekarang..! Isinya adalah CD berisi video rekaman yang harus ibu tonton di
komputer” kataku memerintah tanpa memberi kesempatan padanya untuk bertanya
siapa yang menelepon.
Aku mengintip dari dalam rumahku, tak lama kemudian aku melihat pintu depannya
terbuka, kemudian dia keluar dengan jilbab lebar dan baju longgar yang biasa
dikenakan kemudian melihat keadaan sekitarnya, lalu setelah yakin tidak ada
seorangpun, lalu dia melihat ke bawah dan mengambil amplop yang aku simpan dan
dengan tergesa-gesa pintu itupun dia tutup kembali.
Kira-kira setengah jam kemudian, HP-ku bunyi dan setelah kulihat ternyata istri
tetanggaku menghubungiku. Begitu aku tekan tombol terima, langsung terdengar
suara serak seperti orang yang sangat marah tapi tak berdaya
“Anda siapa ? Dan apa maksudnya memperlihatkan video ini pada saya ? “
tanyanya.
“Saya hanyalah seorang penggemar berat ibu. Dan saya ingin semua orang tahu
bahwa tubuh ibu sangat menggairahkan dan ibu sangat binal dan ganas di tempat
tidur” jawabku santai.
“Apa maksudnya…?” katanya dengan nafas yang mulai tersekat
“Akan saya perbanyak CD ini dan akan saya bagikan ke setiap rumah di lingkungan
ini, juga akan kirim ke internet agar orang sedunia tahu apa dan bagaimana ibu.
“ jawabku masih dengan nada santai dan kalem.
“Ja…jangan…jangan…!” potongnya mulai gugup.
“Apa yang sebenarnya kamu inginkan…, mau uang…? Berapa…?” katanya memelas dan
suara melemah.
“Saya nggak mau uang…” jawabku
“Lalu apa..?” susulnya
“Saya hanya ingin bisa menikmati tubuh ibu yang sangat menggairah…” kataku menggodanya.
“Tidak mungkin …..Aku nggak sudi….”
“Ya…nggak apa-apa.. Tapi ibu jangan kaget kalau esok hari semua tetangga akan
ribut karena memiliki rekaman tersebut..” jawabku mengancam
“jangan…jangan dilakukan ….tolonglah kasihani saya…” katanya lagi memelas
“Tidak akan saya lakukan…asal ibu memenuhi keinginan saya” kataku lagi.
Lama dia tidak menjawab…
Dan akhirnya…
“Baiklah… saya menyerah…, tapi kumohon…. Kamu harus menghapus semua rekaman ini
“ katanya dengan nada yang sangat berat dan pasrah karena kalah
“Baiklah…, sekarang ibu harus membuka pintu depan, kemudian ibu harus menunggu
saya di kamar ibu. Kalu tidak ibu lakukan maka saya tidak akan datang” jawabku
memberikan perintah.
Tak lama kemudian, kulihat pintu depan terbuka sedikit dan beberapa menit kemudian
kulihat dimonitor bahwa dia telah ada di dalam kamar dan duduk gelisah diatas
kasur menunggu apa yang akan terjadi.
Kumatikan komputerku dan aku keluar rumah secara mengendap-ngendap menuju rumah
tetanggaku melalui pintu depan yang terbuka, kemudian kututup dan kukunci. Lalu
dengan perasaan deg-degan aku menghampiri kamarnya kubuka pintunya dan kututup
kembali serta kukunci. Begitu melihatku dia langsung berdiri dan berkata kaget
dan marah
“Ohh..ternyata bapak..! Kenapa bapak melakukan ini padaku. Apa bapak tak takut
kalau saya laporkan ke istri bapak ?” Ancamnya
“Laporkan saja dan saya akan menyebarkan rekaman itu. Yang paling rugi kan
bukan saya, tapi ibu sendiri ?” jawabku menekannya
“Jadi gimana ? mau batal ?” sambil aku membalikkan badan seolah-olah akan
keluar kamar.
“Jangan…saya menyerah…” katanya pelan dan terisak meneteskan air mata.
“Baiklah kalau begitu…” kataku sambil menghampirinya.
Dia duduk mematung di pinggir tempat tidur ketika kuhampiri. Aku duduk
disampingnya, dia menggeserkan badannya seperti yang ketakutan, tapi aku
menahannya sambil berkata
“Ingat, jika ibu tidak melayaniku malam ini, maka ancamanku akan kulaksanakan
!” kataku mengancam. Akhirnya dia diam dengan badan menggigil ketakutan dan
mata yang terpejam.
Tangan kananku memeluknya dari belakang. Kudekatkan wajahku ke wajahnya. Dia
masih memejamkan matanya. Ohhh betapa cantik wajahnya, bibirnya yang tipis dan
basah menggodaku untuk menciumnya
Dia diam saja mematung, bahkan badannya terasa sangat dingin. Tapi aku tak
peduli, aku terus mengulum bibirnya yang tertutup rapat dan terkadang lidahku
menjilati bibirnya. Dia mulai bereaksi tapi hanya sekilas setelah itu dia tetap
diam sambil memejamkan mata.
Tanganku membuka jilbab lebar yang ia kenakan dan melemparkannya ke lantai, maka
tampaklah rambut indah dengan leher jenjang merangsang menopang wajahnya yang
terlihat sangat cantik dan menggemaskan, walaupun dengan mata terpejam dan
ekspresi wajah yang tegang.
Bibirku mulai menciumi dagu, pipi, dan seputar lehernya yang sangat merangsang,
beberapa kali kurasakan ada reaksi dari dirinya dengan keluarnya keluhan dari
mulutnya.
“Euh….euh….”
Hanya segitu, lalu dia diam lagi seperti sedang bertahan untuk tidak tergoda
atas rangsangan yang kulakukan pada dirinya. Lalu tanganku menarik seleting
baju panjang yang terdapat dipunggungnya dan bajunya kutarik ke bawah,
tampaklah tubuh putih mulus yang harum dengan buah dada yang montok terhalang
oleh BH yang masih menahannya agar tidak tumpah. Kutarik pengait BH hingga BH
tersebut terlepas dan kulemparkan ke lantai, maka tampaklah buah dada yang
benar-benar montok menggairahkan tergantung bebas dihadapanku.
Badannya semakin kaku, kudorong paksa agar dia berbaring di kasur, lalu dengan
tergesa-gesa karena bernafsu tanganku mulai meremas buahdada indah tersebut
yang kiri dan kanan secara bergantian.
Ouh… betapa mengasyikkan dan puasnya dapat mempermainkan buah dada dari seorang
wanita yang biasanya tertutup baju longgar dan jilbab yang lebar. Mulutku mulai
menjilati dan menciumi seluruh permukaan kulis halus di sekujur tubuh
terbukanya. Terkadang disertai dengan kecupan serta hisapan yang mengasyikan.
Dan akhirnya bibirku menuju buah dadanya . Buah dada sekal dan montok itu aku
hisap dan gigit-gigit gemas penuh nafsu, kemudian aku kebagian puting susunya
yang sudah mulai tegak menantang. Kupilin-pilin dengan bibir dan lidahku..
“Ouh…ouh…euh…..euh… ssstt…hhhssstttt…” Erangan halus dan desis nikmat keluar
dari mulutnya tanpa disadarinya
Tapi segera diam kembali setelah dia menyadarinya apa yang sedang terjadi.
Tampak sekali terjadi pergulatan batin yang sangat hebat antara mempertahankan
harga diri dan kehormatan melawan gairah nafsu yang sudah mulai bangkit
mempengaruhinya. Hal ini tampak dari gerakan tubuhnya mulai menggelinjang dan
merespon setiap sentuhan dan rangsangan yang kuberikan padanya. Peperangan
antara rasa terhina dan rasa nikmat yang ia terima demikian hebatnya sehingga
tampak dari keringat yang mulai bercucuran dari tubuhnya.
Badan dan tubuhnya sangat menikmati rangsangan yang kuberikan tetapi pikirannya
melarang untuk merespon, sehingga reaksi yang diberikan menjadi tidak konstan,
terkadang melenguh menikmati dan terkadang lagi diam mematung tidak memberikan
respon atas rangsangan yang kuberikan padanya. Tapi aku terus memberikan rangsangan-rangsangan
kenikmatan padanya dengan terus memilin dan meremas buah dadanya yang indah.
Usahaku memberikan hasil. Dia menjadi lebih sering mendesah dan melenguh
menahan nikmat yang dirasakan, walaupun dengan malu-malu sambil tetap berusaha
menjaga harga dirinya agar tidak jatuh dihadapanku.
“Ouh… oohh…ouh….” Erangan nikmatnya menjadi lebih sering kudengar.
Kedua tangannya mencengkram kasur dengan sangat kuat hingga urat-urat halus
tangannya menonjol menandakan bahwa dia sedang dilanda kenikmatan dan rangsangan
birahi yang teramat sangat.
Aku mulai menanggalkan baju longgarnya dari tubuhnya dan menjatuhkannya
kelantai. Mataku nanar diliputi nafsu yang semakin menggebu melihat tubuh bugil
merangsang di hadapanku yang hanya menyisakan CD yang menghalangi keindahan vaginnya.
Lalu kutanggalkan CD yang menghalangi pemandangan indah ini. Dan….
Terpampanglah tubuh telanjang yang benar-benar indah membangkitkan gelora
birahi yang semakin tak tertahankan. Pnisku semakin tegang melihat pemandangan
itu
Tanpa membuang waktu, aku menciumi kedua paha indah yang putih, mulus serta
harum ini. Kugunakan lidahku untuk mengulas semua permukaan paha baik yang kiri
maupun yang kanan secara bergantian.
Erangannya menjadi semakin nyaring dan sering
“Ouh…ohhh…Pak…ouh….ouh…” rupanya rasa malu dan marahnya sudah semakin kalah
oleh rasa nikmat yang kuberikan.
Bibir dan lidahku, lalu naik keatas kebagian selangkangannya yang menjanjikan
berjuta-juta kenikmatan. Vagin itu begitu indah dikelilingi oleh rimbunnya
jembut hitam nan halus. Kujilati jembut indah itu. Dia mengerang keras….
”Aaahh….ohhh”
Badannya mulai bergetar seperti dialiri listrik, mulutnya ternganga dengan
nafas seperti tertahan, lalu
“Aahhh…ouh….ouh…” erangannya semakin keras menandakan bahwa harga dirinya
semakin kalah oleh rasa nikmat yang kuberikan
Kusibakkan bibir vagin yang menutupi liang vagin indahnya, terlihatlah lorong
sempit memerah yang basah berlendir. Lidahku terjulur untuk mengkait-kait
lorong itu. Badannya semakin bergetar dan erangannya sudah berganti menjadi
jeritan-jeritan tertahan.
“Aahh….Aahhh….Ouhh…nikmat…ouh….” mulutnya mulai meracau.
Jempol tangan kananku tak diam, kugunakan untuk menekan dan memutar-mutar
klentitnya yang semakin menonjol keras. Gerakannya sudah semakin menggila dan
tangannya sudah tak malu-malu lagi mengusap dan menekan-nekan kepalaku agar
lebih dalam memasukkkan lidahku kedalam liang vaginnya kurasakan semakin
berkedut.
“Aahh…aahhh… ouh…. Pak….ouh…..terusssss…ouh…” jeritannya semakin keras,
pantatnya semakin maju menekan wajahku…
Akhirnya dengan tak sabar kedua kakinya dia naikkan keatas pundakku dan
menjepit leherku dengan keras sambil melonjak-lonjak tak karuan dan
menjerit-jerit menjemput nikmat yang bertubi-tubi datang padanya hingga
akhirnya ia menjerit panjang
“Aaaaaaahhhhh…………….” Badannya melenting, pantatnya terangkat dan tangannya
mencengkram kaku di kepalaku serta kakinya semakin keras menjepitku seperti
tang raksasa .
Lalu beberapa detik kemudian pantatnya berkedut-kedut dan liang vaginnya
berkontraksi sangat hebat dan melamuri lidahku dengan cairan kenikmatan.
Dan setelah itu badannya terhempas ke kasur, cengkraman tangannya dikepalaku
melemah demikian juga dengan jepitan kakinya di leherku. Setelah itu yang
kudengar adalah helaan nafas yang tersengal-sengal seperti orang baru selesai
melakukan lari sprint 100 meter.
Tanpa dia kehendaki, istri tetanggaku ini telah mengalami orgasme yang sangat
hebat yang aku berikan dalam sesi pemanasan ini.
Aku berdiri dipinggir kasur, kuperhatikan bahwa matanya terbuka dengan
pandangan yang menggambarkan orang yang baru saja mendapatkan kenikmatan
orgasme.
“Bagaimana bu ? Enak khan..?” tanyaku menggodanya
Dia hanya diam dan membuang muka, tapi dari wajahnya, kutahu dia tidak menampik
dengan apa yang kuucapkan padanya. Dia hanya membuang muka…. malu….
Aku mulai menanggalkan seluruh pakaian yang kukenakan. Kini akupun sudah
telanjang bulat. Aku naik ke tempat tidur dan merangkak menghampiri dirinya,
sambil berbisik
“Sudahlah..Bu…, tak perlu malu…., nikmati saja…. Apalagi yang Ibu pertahankan
dariku ? Semua bagian tubuh Ibu yang paling rahasiapun sudah aku jelajahi ,
bahkan Ibu sudah mendapatkan puncak kenikmatan orgasme yang akhir-akhir ini
jarang Ibu dapatkan…” Kataku mempengaruhi pendiriannya , sambil kembali
merangsang dirinya dengan memberikan ciuman hangat pada bibirnya dan meremas
buah dadanya yang tak membosankan untuk diremas dan dipilin-pilin.
Rupanya kata-kataku mempengaruhi pendiriannya sehingga akhirnya dia membalas
ciumanku dengan sangat ganas dan bernafsu ditambah lagi bahwa dirinya memang
sudah terbakar nafsu berahi setelah sekian lama aku berikan
rangsangan-rangsangan yang mengantarnya mencapai orgasme yang sangat hebat.
Ciumannya padaku semakin panas dan menggairahkan, bahkan tangannya sudah berani
meremas dan mengocok Pnisku yang sudah sangat tegang. Akhirnya badannku kuputar
180 derajat sehingga kepalaku yang berada di atas menghadap vaginnya dan
wajahnya yang berada di bawah menghadap Pnisku.
Kurengkuh pantatnya yang montok lalu kembali lidah dan bibirku mempermainkan vaginnya
sekali lagi dengan cara yang berbeda. Kembali dia melenguh..
“Ouh….ouh…..Aku tak tahan…aku tak tahan…Ouhhh” erangnya.
Tak kupedulikan erangannya, aku terus menjilati dan menghisap vaginnya dan
terkadang aku tusukkan lidahku kedalam liang vaginnya yang beraroma khas.
Gerakan pantatnya semakin menjadi. Dan tiba-tiba aku merasa bibirnya mulai
melumat Pnisku dengan penuh nafsu.
Aku…melayang…dengan apa yang dia lakukan sehingga bibir dan lidahku diam
bekerja…. Jilatan dan hisapan pada Pnisku semakin bervariasi
“Ouhh….” Akupun melenguh nikmat..
Aku takut. Bahwa pertahannanku akan bobol, maka aku konsentrasikan mengoral
kembali vaginnya dengan ganas dan cepat. Dia menjerit…
“Aaah…pak…aku tak tahan……aku tak tahan.. masukkan…. Sekarang auh…”
Tak kupedulikan permintaannya, aku semakin bersemangat mengoral vagin indah
ini. Tiba-tiba badannya menghentak menggulingkan tubuhku kemudian dia bangun ,
memutarkan badannya , kemudian dalam posisi menungging dia mengarahkan Pnisku
yang sedang berdiri tegak ke arah liang vaginnya yang sudah sangat basah, lalu
menekan pantatnya ke bawah dan…
Blessshh….Pnisku mulai memasuki liang vaginnya perlahan-lahan. Mataku nanar
berkunang-kunang merasakan kenikmatan yang sukar ‘tuk dibayangkan.
Perlahan-lahan pantatnya mulai turun naik, sementara kedua tangannya merengkuh
pundakku dari belakang sambil bibirnya dengan penuh nafsu menciumi dan
menghisap bibirku.
Gerakan pantatnya semakin cepat, kepala sudah mulai terdongak sambil
mengeluarkan nafas mendengus seperti orang orang yang sedang ‘pushup’
“Ehh..euh…hekks…hekss…euh…” dengusan itu terus menerus keluar seiring dengan
hempasan pantatnya menekan selangkanganku sehingga Pnisku seperti
dikocok-kocok, dipelintir dan dihisap-hisap dengan sangat nikmat. Mataku
terbeliak-beliak menahan nikmat yang tak terperi
Merasa kakinya kurang nyaman, akhirnya istri tetanggaku meluruskan kakinya
sehingga dia telungkup menindih tubuhku. Tangannya masih meraih pundakku
sebagai pegangan dan buah dadanya ditempelkan pada dadaku. Kemudian kembali
memaju mundurkan pantatnya agar vaginnya dapat bergesekan dengan Pnisku dan
Pnisku dapat keluar masuk hingga sampai ke pangkalnya.
Gerakannya semakin cepat, kedua kakinya mulai kejang-kejang lurus dan
erangannya semakin memburu
“ Ouh…hekss….heks…heks…”
Dan akhirnya…dia kembali menjerit panjang
“Aaaaaahhhhkkkks……….”
Badannya kembali melenting terdiam kaku, mulutnya menggigit pundakku dan kedua
tangannya menarik pundakku dengan sangat keras dan kaku, dan beberapa detik
kemudian keluar helaan nafas panjang darinya seperti melepas sesuatu yang
sangat nikmat…
”Ouhhhhhh…”
Pantatnya berkedut-kedut, dan terjadi konstraksi yang sangat hebat di dalam vaginnya
yang kurasakan sangat mencengkram kuat-kuat seluruh batang Pnisku dan diakhiri
dengan kedutan-kedutan dinding vagin yang memijit Pnisku membuatku diriku
melenguh menerima sensasi yang sangat nikmat dari vagin istri tetanggaku ini.
“ohh….” Keluhku.
Kedutan pantatnya makin lama makin melemah dan akhirnya tubuhnya ambruk
menindih tubuhku
Cukup lama dia menikmati sensasi orgasme sambil telungkup lemas diatas tubuhku.
Kemudian mata terbuka menatapku sambil berkata
“Sudah sangat lama ..aku tak merasakan sensasi orgasme yang demikian
nikmat…makasih pak ! “ katanya sambil mengecup bibirku. Sudah hilang rasa malu
dan marahnya padaku.
Aku hanya tersenyum manis padanya sambil membalas kecupannya dengan menghisap
bibirnya dalam-dalam.
Kedua tanganku memeluknya dan meletakkan telapak tanganku pada kedua pundaknya
yang masih telungkup menindih tubuhku. Lalu pantatku, kugerakan keatas dan
kebawah sambil kedua tanganku menarik pundaknya kebawah membuat Pnisku yang
masih tegang menggesek dinding vagin dan memberikan kenikmatan padaku dan
padanya. Pnisku dengan lancar keluar masuk liang vaginnya yang masih tetap
sempit menjepit dan meremas-remas Pnisku dengan ketat. Sensasi kenikmatan mulai
kembali menjalari seluruh urat syarafku dan akupun mulai mendengus nikmat
“Ouhhh…ouhh…”
Akibat gerakanku ini, membangkitkan kembali gairahnya yang baru saja
mendapatkan orgasme dan gesekan-gesekan ini memberikan kenikmatan-kenikmatan
padanya sehingga akhirnya pantatnya kembali bergerak maju mundur dan keatas
kebawah meraih kenikmatan yang lebih.
Dia kembali memompakan tubuhnya diatas tubuhku, dan gerakannya makin lama
semakin cepat dan kembali erangan nikmat nya yang khas keluar dari mulutnya
“Ehh..euh…hekks…hekss…euh…” dengusan itu terus menerus keluar seiring dengan
hempasan pantatnya menekan selangkanganku sehingga Pnisku seperti
dikocok-kocok, dipelintir dan dihisap-hisap dengan sangat nikmat. Dan kembali
mataku terbeliak-beliak menahan nikmat.
Gerakannya semakin cepat, dan tak lama kemudian kembali kedua kakinya
kejang-kejang lurus dan erangannya semakin memburu
“ Ouh…hekss….heks…heks…”
Dan akhirnya…dia kembali menjerit panjang
“Aaaaaahhhhkkkks……….”
Badannya kembali melenting terdiam kaku, mulutnya menggigit pundakku dan kedua
tangannya menarik pundakku dengan sangat keras dan kaku, dan beberapa detik
kemudian keluar helaan nafas panjang darinya seperti melepas sesuatu yang
sangat nikmat…
”Ouhhhhhh…”
Pantatnya berkedut-kedut, dan terjadi konstraksi yang sangat hebat di dalam vaginnya
yang kurasakan sangat mencengkram kuat-kuat seluruh batang Pnisku dan diakhiri
dengan kedutan-kedutan dinding vagin yang memijit Pnisku membuatku diriku
melenguh kembali menerima sensasi yang sangat nikmat dari vagin istri
tetanggaku ini.
Cerita Lainnya: Kegilaan dan Obsesi Pada Pnis Muda
“ohh….” Keluhku.
Kedutan pantatnya makin lama makin melemah dan akhirnya tubuhnya kembali ambruk
menindih tubuhku untuk kesekian kalinya.
Pencapaian orgasme yang ia dapatkan di atas tubuhku, terus dilakukannya
berulang-ulang, hingga akhirnya untuk yang kesekian kalinya dia benar-benar
ambruk diatas tubuhku dan tidak bisa bergerak lagi karena kehabisan tenaga.
Dia menggelosorkan tubuhnya disamping tubuhku, sambil berbaring miring saling
berhadapan dan berpelukan. Dia berkata padaku dengan tersengal-sengal kehabisan
napas
“Pak …aku sangat lelah… namun sangat puas…..tapi kepuasanku belum sempurna
kalau vaginku belum disemprot oleh ini..” katanya sambil meraih Pnisku yang
masih tegang menantang.
Luar biasa besar nafsu s*x yang dimiliki istri tetanggaku yang berjilbab lebar
ini. Apakah karena dia memang jarang mendapatkan nafkah batin dari suaminya
yang jarang pulang, atau seperti dugaanku bahwa dia memiliki nafsu yang sangat
besar karena buktinya dia sering membeli jamu-jamu kuat pada istriku.
Aku yang belum mencapai puncak, tidak ingin berlama-lama istirahat takut
nafsuku surut dan Pnisku melemah, maka aku mulai menindihnya dan tanganku kembali
meremas-remas buah dada indah miliknya serta memilin-milin putting susunya yang
menjulang menantang. Kemudian kembali bibirku menciumi bibirnya dengan penuh
nafsu.
Nafsunya bangkit kembali walaupun dengan tenaga yang masih lemah, tangannya
meraih Pnisku dan diarahkan kedepan liang vaginnya, pahanya terbuka lebar
memberi jalan pada Pnisku untuk segera menelusuri liang nikmat vaginnya. Ku
dorong pantatku begitu kepala Pnisku tepat berada di liang vaginnya . Dan
Blessh…., Pnisku kembali menjelajahi liang sempit yang sudah sangat basah milik
istri tetanggaku ini dan “ouhh…” lenguh kami berbarengan menahan nikmat.
Pantatku mulai mengayuhkan Pnisku agar lancar keluar masuk menggesek-gesek
dinding vagin yang selalu memberikan sensasi nikmat. Gerakanku makin lama makin
cepat dan berirama.
Pinggulnya mulai bergerak membalas setiap gerakannku, sehingga lenguhanku dan
erangan nikmat dari terdengar saling bersahutan
“Ouh…ohhh…enak…banget…ohhhh…” dengusku..
“Auh…auh…makasih Pak….ouh….nikmat…oh…” erangnya
Gerakanku makin lama makin cepat dan keras tak beraturan sehingga terdengar
suara yang cukup keras dari beradunya dua selangkangan
Plok…plok…plok…
Demikian pula dengan gerakan pinggulnya semakin keras menyambut setiap gerakan
pantatku., sehingga bunyi beradunya selangkangan semakin keras
Plok…plok…plok…
Dan akhirnya mulutku mulai meracau..
”Ouh…Bu…Aku …mau … keluar, aku mau… keluar ouh…”
Dan dia juga meracau sambil menarik-narik tubuhku dengan keras
“ Ayo.. pak… bareng… bareng…”
Dan akhirnya secara bersamaan kami menjerit bersahutan melepas nikmat mencapai
orgasme. Badanku dan badannya melenting dan menjerit
“Aaaaahhhh….”
Dan …cret…cret…cret sperma kentalku terpancar beberapa kali membasahi seluruh
rongga vagin istri tetanggaku ini dan dibalas dengan kontraksi dan
kedutan-kedutan yang hebat didalam liang vaginnya yang menandakan kami mendapat
puncak orgasme yang tak terlukiskan nikmatnya.
Lalu badanku ambruk jatuh menimpa tubuhnya dan kugelosorkan kesamping tubuhnya
agar tidak membebaninya. Kami berbaring sambil berpelukan dan merasakan
sisa-sisa kenikmatan orgasme dengan mata terpejam dan nafas tersengal-sengal
seperti habis berlari dikejar harimau.
Tak lama kemudian , matanya terbuka dan memandangku dengan tatapan penuh
kepuasan serta berkata dengan suara yang lemah
“Baru kali ini aku dapat merasakan berkali-kali orgasme yang luar biasa
nikmatnya dalam satu kali persetubuhan..huhh… benar-benar melelahkan namun
sangat memuaskan dan tak mungkin terlupakan…” Katanya sambil mencium mesra
bibirku.
Lalu sambungnya lagi “Kalau tahu senikmat dan sepuas ini yang kudapat dari
Bapak.. Bapak tidak perlu mengancamku segala…” katanya sambil tersenyum.
“Dan aku rela … menanggung segala akibatnya asal aku bisa mendapatkan nikmat
seperti ini dari Bapak…” katanya mulai melantur…
Kuperhatikan jam dinding sudah menunjukkan jam 1.30 malam, sudah larut. Aku
harus segera pulang. Maka aku berdiri dan mengenakan pakaianku dan bertanya
padanya “Apakah kita bisa mengulanginya lain waktu ?”
“Tentu…Pak, bahkan malah aku yang meminta pada bapak untuk bisa memberikan
kenikmatan seperti tadi lagi dan lagi “ katanya sambil mencubit mesra
pinggangku.
Kemudian dia juga mengenakan pakaiannya kembali lengkap dengan jilbab lebarnya
dan kami keluar kamar berbarengan. Sampai di ruang tamu, dia berhenti sejenak
dan memberi isyarat padaku agar aku diam dulu di tempat dan dia akan keluar
rumah melihat situasi di luar apakah ada orang. Dan setelah yakin tidak ada
orang diluar dan memberi isyarat padaku bahwa di luar aman. Sebelum aku keluar
dari rumah dia memberikan kecupan yang hangat dan mesra di bibirku sambil
berbisik
“Jangan lupa ya… seminggu 2 kali bapak harus memberi kenikmatan padaku…”
Wah… nekad juga rupanya istri tetanggaku yang alim ini, jika sudah tahu sesuatu
yang sangat nikmat yang bisa dia dapatkan dari diriku. Dengan mengendap-ngendap
aku masuk ke rumahku dan kudapati istriku masih tidur dengan nyenyaknya.
Sejak saat itu kami selalu menyempatkan diri secara sembunyi-sembunyi untuk
berpacu meraih nikmat. Dan hal itu berlangsung sampai sekarang , tanpa aku tahu
kapan hal ini akan berakhir. Tapi tingkah lakunya di lingkungan tidak berubah.
Dia tetap tampak sebagai istri yang solehah dengan jilbab lebar dan baju
longgar panjang yang selalu dikenakan. Tapi jika sudah berduaan denganku, dia
bagaikan kuda liar dan binal yang bisa membuat diriku melayang-layang meraih
nikmat.
Ada kejadian mendebarkan yang pernah kami lakukan. Saat itu adalah hari sabtu
dan istri tetanggaku pulang kerja jam 1 siang, sedangkan bagiku hari sabtu
adalah hari libur. Istriku tidak ada di rumah mengajak jalan-jalan anakku
sambil mengambil pesanan barang. Sedangkan pada saat itu aku sangat ingin
menyetubuhi tetanggaku, karena hampir seminggu tidak ada kesempatan menikmati
tubuhnya.
Pada saat aku duduk di ruang tamu, kulihat tetanggaku menghampiri rumahku dan
kemudian mengetuk pintu. Pintu kubuka, Dia terlihat kaget dan senang karena
yang membuka adalah aku. Lalu dia bertanya
“Ada Ibu , Pak ?”
“Mau cari Ibu atau cari saya…?” kataku sambil berbisik.
“Ibu bisa …, bapak juga boleh…” jawabnya sambil tersenyum. Lalu “Tapi kalau
ketemu Ibu keperluannya beda..dengan bila bertemu dengan Bapak..” lanjutnya
dengan penuh arti.
“Masuk dulu, Bu ! ‘Nggak enak dilihat tetangga..” kataku mempersilahkan masuk.
Diapun masuk dan duduk di kursi tamu yang membelakangi jendela, sementara itu
pintu rumahku tetap terbuka, akupun bertanya padanya
“Ada perlu apa, ke Ibu ?”
“Biasalah… Pak, keperluan perempuan…, saya mau beli jamu kuat dan jamu khusus
untuk wanita…, siap-siap… karena hari ini suami saya pulang…”
“Kalau gitu…, jatah saya kapan..? padahal saya lagi pingin nich..!”
“Sebenarnya saya juga lagi pingin…, tapi… gimana yah…?” dia menjawab dengan
bingung.
“Kalau sekarang.., gimana ? “ kataku sambil mengahmpiri dirinya dan duduk
disebelahnya dan langsung menciumnya dengan nafsu.
Dia membalas ciumanku, kemudian melepaskan ciumanku sambil mendorong tubuhku
dan berkata
“Ihh, nekad..!”
“Habis…, udah ‘ga tahan sich..!” jawabku sambil mencubit dagunya dengan gemas
“Sebenarnya…, saya juga udah ‘ga tahan…., tapi dimana…?, orang lain pasti akan
curiga, kalau kita lakukan sekarang di kamar bapak ?” bisiknya dengan nafas
yang mulai tersengal-sengal didorong hawa nafsu yang mulai sudah menguasainya.
“Kita main disini saja, di ruang tamu, sehingga dari jendela kita bisa melihat
kalau ada yang datang. Dan biarkan pintu terbuka… biar orang lain tak curiga…”
Usulku nekad.
Kebetulan pintu tamuku sejajar dengan pintu pagar, sehingga dari jendela akan
terlihat kalau ada yang akan masuk ke halaman rumahku. Tetapi posisi ruang
tamuku agak tersembunyi sehingga segala aktivitas di dalamnya tidak terlhat
dari luar.
“Jangan ah.., Pak. Berbahaya….” Jawabnya, namun nampaknya dia sudah mulai
tergoda dengan usulku.
“’Ngga lah… asal kitanya jangan bersuara….., saya ingin merasakan sensasi
nikmat bercampur rasa takut ketahuan…….” Aku semakin memaksanya sambil kembali
melumat bibirnya dengan nafsu yang membara.
Nampaknya gairah nafsu berahi sudah menguasainya sehigga melupakan rasa
takutnya dan dia membalas lumatan bibirku dengan ganas dan kedua tangannya
merengkuh kepalaku agar semakin rapat bibir kami menempel. Tanganku meremas
buah dadanya yang terhalang oleh baju longgar dan jilbab yang dikenakannya.
Matanya terpejam menikmati ciuman yang panas bergelora. Dan dia semakin liar
menciumku sambil menahan agar erangan nikmat tak keluar dari mulutnya.
Nafas kami berdua semakin tersengal-sengal, tanganku beralih ke bawah, kutarik
baju panjang yang menutup kaki dan pahanya dan tanganku langsung menyusup
keselangkangannya. Kurasakan CD-nya sudah sangat basah, rupanya sensasi
bercinta sambil was-was takut ketahuan membuat gairah rangsangan melayang
tinggi begitu cepat dan membanjiri vaginnya.
Kusisipkan jari-jariku dari pinggir CD yang dikenakan, sehingga jari tanganku
menyentuh permukaan vagin yang ditumbuhi jembut lembut yang merangsang. Dengan
penuh nafsu tanganku mengusap bahkan mengobok-obok permukaan vigina yang
semakin memacu gairahku. Jari-jariku mempermainkan lipatan vaginnya yang basah.
Tetanggaku mengatupkan bibirnya rapat-rapat dan giginya gemeretak menahan
nikmat yang menimpa dirinya dan menahan nafas agar suara erangan nikmatnya tak
keluar.
Lalu jempol memutar dan menekan klitorisnya yang menonjol keras, badannya
bergetar…, mulutnya semakin rapat tertutup.., kepala terdongak dengan mata yang
terpejam. Nafasnya semakin terengah-engah menahan nikmat yang tak terhingga.
Sementara jempolku memberikan rangsangan kenikmatan pada dirinya, jari tengahku
kuputar dengan gerakan mengebor menembus liang vagin yang semakin basah dan
licin. Tubuhnya bergelinjang hebat dan melonjak-lonjak melambungkan dirinya
sehingga melayang-layang. Gerakan jari tengahku yang menerobos liang vagin
sambil berputar terus kuperdalam dan badannya semakin bergelijang hebat,
kepalanya semakin keras menekan sandaran kursi sehingga pinggangnya melenting,
dengan suara yang tertahan keluar lenguhan nikmat tanpa dapat dia tahan
“Uuhhhhh……”
Jempolku terus menekan dan memutar klitorisnya, sedangkan jari tengahku semakin
cepat memutar dan mengocong liang vaginnya. Tubuhnya semakin hebat terguncang
hingga akhirnya melenting kejang dan kaku, dan dari mulutnya keluar suara
tercekik..
”Akkkhhhhh…..”. Jari tengahku terasa seperti dijepit oleh dinding basah dengan
sangat kuat disertai dengan kedutan-kedutan yang keras dan cepat.
Lalu tubuhnya melemas dan punggungnya terhempas pada sandara kursi.
Nafasnya tersengal-sengal seperti atlit yang baru mencapai finish. Ya…,
tetanggaku baru saja mencapai finish dengan memperolah kenikmatan orgasme yang
sangat sensasional.
Aku mencabut jariku dari liang vaginnya yang becek, ku arahkan jari tengahku
pada hidungku dan kuhirup dalam-dalam aroma lendir vagin yang menempel pada
jari tengahku yang basah kuyup itu . Aroma itu begitu merangsang berahiku dan
membuatku nikmat. Aku begitu menikmati aroma vagin itu lalu dengan penuh
perasaan kujilati lendir vagin yang menempel dijariku dengan jilatan-jilatan
yang rakus hingga jari tengahku kesat bersih dari lendir vagin yang menempel.
Di dalam kelelahannya, tetanggaku memperhatikan apa yang kulakukan, dia merasa
puas dan bangga melihat aku dengan rakusnya menjilati lendir vaginnya yang
menempel di jariku. Gairahnya gembali bangkit mengalahkan rasa lelah yang
menderanya. Tubuhya bangkit, Tangannya membuka sleting celana panjangku dan
mengeluarkan batang Pnisku yang sangat keras dan tegang dari pinggir CD yang
kukenakan.
Pnisku langsung berdiri bebas dengan gagahnya terbebas dari kungkungan
celanaku. Tetanggaku menggenggam pangkal Pnisku dengan jari-jarinya yang halus
dan secara perlahan dan pasti lidahnya terjulur menjilati kepala Pnisku, bahkan
seluruh batang Pnisku dijilatinya dengan penuh gairah seperti sedang menjilati
es krim yang sangat nikmat. Akupun melenguh pelan menahan
nikmat..”Uhhh…”.
Jilatannya begitu lincah bergairah dan membuatku melayang-layang nikmat
pantatku melonjak-lonjak sehingga kepala Pnisku menekan-nekan mulutnya, seperti
sedang mengejar sesuatu yang lebih nikmat. Nafasku semakin memburu ketika
dengan asyik dan penuh gairah dia terus menjilati kepala Pnisku tanpa
memperhatikan gelinjang tubuhku yang semakin keras menekan mulutnya. Lalu
“Akhhhhs…” Suaraku seperti tercekik dan nafas sesak, ketika secara tiba-tiba
mulut tetanggaku mencaplok batang Pnisku.
Rongga mulutnya terasa panas dan sangat nikmat sehingga membuat mulutku ternganga,
badanku kaku dan dadaku sesak susah bernafas.
Dengan lincahnya, tetanggaku terus mengocok dan menghisap Pnisku membuatku
semakin melayang. Jilbab yang dikenakannya bergoyang-goyang menampilkan
pemandangan yang sangat erotis dari seorang wanita berjilbab lebar yang sedang
asyik memberikan kenikmatan oral pada diriku.
Pnisku yang berada dalam genggaman tangan dan mulutnya terasa makin membengkak
keras. Menyadari itu tetanggaku semakin bergairah mengoralku dan berharap
mulutnya dapat disemprot oleh spermaku pada saat aku orgasme. Sebagaimana yang
sering terjadi jika dia mengoral suaminya dan dia sangat puas, bahagia dan
bangga jika dapat membuat suaminya orgasme oleh oralnya. Dan selama ini dia
selalu berhasil membuat suaminya orgasme.
Gerakan oralnya semakin bevariasi membuatku semakin melayang dan Pnis yang
semakin membengkak. Namun aku belum juga mencapai puncak, hanya nafasku saja
yang semakin tersengal-sengal dan batang Pnis yang semakin keras membengkak.
Akhirnya dia tak tahan oleh nafsunya sendiri yang terus meningkat minta
dipuaskan, vaginnya terasa sangat basah dan gatal. Dia bangkit melepaskan Pnisku
dari mulutnya kemudian melepaskan CD-nya yang sudah sangat basah. CD itu
dimasukkannya ke dalam saku baju longgar yang masih menempel di tubuhnya.
Kemudian berdiri membelakangiku.
Aku tahu apa yang dilakukannya. Kuhentikan gerakannya dan dudukku pindah ke
kursi yang langsung menghadap jendela sehingga kami bisa lihat jika ada yang
mau masuk ke pagar rumahku. Aku masih berpakaian lengkap, hanya Pnisku saja
yang menerobos keluar dari sleting celana yang terbuka.
Istri tetaggaku berdiri mengangkangi pahaku dengan paha yang terbuka lebar, dia
menarik ujung bawah baju longgarnya hingga ke pinggang dan kubantu pegangi
ujung baju itu agar tidak melorot jatuh. Lututnya menekuk agar pantatnya
mendekati selangkanganku, dia raih Pnisku dan diarahkan ke mulut liang vaginnya
yang sangat basah. Lalu….
Blesshhh…. perlahan-lahan dia menurunkan pantatnya hingga kepala Pnisku
menerobos liang vaginnya. Gerakannya demikian perlahan, sehingga penerobosan
kepala Pnisku pada liang vaginnya begitu lama dan sangat nikmat, mataku
terpejam menikmati nikmat yang kurasakan dan dengan pelan mulutku mengeluh.
“Uhhh…..”
Gerakan penerobosan itu terhenti ketika pantatnya menekan sangat rapat bagian
bawah perutku sehingga batang Pnisku amblas hingga kepangkalnya. Dia menekan
cukup lama vaginnya, kurasakan sambutan meriah dilakukan oleh dasar liang vaginnya
terhadap kepala Pnisku. Kepala Pnisku serasa dihisap dan diremas nkmat oleh vagin
tetanggaku ini. Dinding vaginnya tak henti-hentinya berkedut memberikan sensasi
nikmat pada ujung-ujung syarat nikmat yang ada pada seluruh permukaan kepala
dan batang Pnisku.
Secara perlahan pinggulnya berputar agar batang Pnisku mengucek dan mengocok
dinding vaginnya, kenikmatan semakin melambungkanku. Semakin lama gerakan
pinggulnya semakin bervariasi, berputar, melonjak, bergoyang, patah-patah
bahkan maju-mundur membua batang Pnisku seperti diplintir dan digiling oleh
mesin penggilingan nikmat.
Semakin lama gerakannya semakin cepat, dan nafasnya semakin memburu dan tak
lama kemudian badannya melonjak-lonjak keras dan diakhiri dengan tekanan vagin
yang sangat kuat sehingga Pnisku masuk sedalam-dalamnya, dinding vaginnya
dengan dahsyat memeras dan menjepit batang Pnisku dengan sangat kuat serta
kedutan-kedutan dinding vagin begitu cepat.
Badannya terdiam kaku, mulutnya terkatup rapat menahan agar jeritan nikmatnya
tak keluar dan kepalanya ditekankan pada pundakku, lalu beberapa detik kemudian
badannya terhempas lunglai diatas tubuhku, nafasnya terengah-engah. Kusibakan
jilbab lebar yang menutupi wajahku, tetanggaku menoleh kearahku dan menciumku
lembut dan mesra sebagai tanda bahwa sangat puas dengan orgasme yang baru
digapainya.
Sambil berciuman kurasakan bahwa jepitan dan kedutan dari dinding vaginnya
semakin melemah, pantatku menghentak keatas, sehingga batang Pnisku yang masih
tegang menggesek dinding vagin yang semakin basah dan licin, rasa nikmat
kembali menjalar ditubuhku mengakibatkan pantatku tanpa dapat kukendalikan
pantatku menghentak-hentak agar gesekan dan kocokan Pnisku di dalam vaginnya
terus-menerus memberikan rasa nikmat pada Pnisku.
Hentakan-hentakan tubuhku menyebabkan gairah kembali bangkit dan dia membalas
hentakan-hentakan pantatku dengan gerakan pinggul yang liar, semakin lama
semakin liar dan tak lama kemudian kembali dia mengejang menggapai nikmat
dengan mulut yang terkatup rapat ditandai dengan remasan dan jepitan yang kuat
dari dinding vaginnya pada batang Pnisku.
Beberapa kali dia mencapai orgasme dalam posisi seperti itu dalam jeda waktu
hanya beberapa menit untuk setiap pencapaian orgasme berikutnya.Hingga akhirnya
dia benar-benar terkulai lemah tidak mampu membalas hentakan-hentakanku.
Kubiarkan dia terkulai beberapa menit di atas tubuhku sambil badannya kepeluk
dari belakang dan pipinya kucium dan secara perlahan kuremas-remas buahdadanya
dari luar baju longgarnya.
Setelah kurasakan tenaganya terkumpul, kuangkat tubuhnya agar kerdiri
bersamaaan dengan tubuhku, namun kutahan agar Pnisku tidak lepas dari vaginnya,
kudorong tubuhnya agar mendekat ke kursi tamu yang berada tepat membelakangi
jendela, kutekan punggungnya agar membungkukkan badan dengan memegang bagian
atas sandaran kursi yang berada di pinggir jendela sebagai pegangan untuk
menjaga keseimbangan tubuhnya, Sedangkan Pnisku masih menusuk vaginnya dari
belakang melalui belahan pantatnya, suatu posisi dogy style sambil berdiri.
Ujung baju lebar yang ia kenakan semakin aku sibakkan ke arah pinggangnya
sehingga kedua tanganku dapat memegang pantatnya yang putih bulat
menggairahkan.
Perlahan aku mulai mengerakkan pantatku agar Pnisku menusuk-nusuk vaginnya
lebih dalam. Cengkraman vaginnya dalam posisi seperti ini semakin kuat menjepit
membuat kenikmatanku semakin bertambah, basah dan licinnya vagin membuat
gesekan dan kocokan Pnisku begitu lancar di dalam vaginnya. Kepalanya
terangguk-angguk menerima hentakan dan dorongan pinggulku.
Kenikmatan kembali menjalar ke seluruh pebuluh darahnya, dia membalas sodokan Pnisku
dengan menggoyang dan memutar pinggulnya laksana seorang penari dangdut membuat
kenikmatan yang kuterima semakin bertambah. Semakin lama goyang pinggulnya
semakin liar dan menghentak-hentak dan tak memerlukan waktu lama kembali
tubuhnya kejang kaku, tangannya mencengkram sandaran kursi dengan sangat kuat,
kepalanya terdongak ke atas. Dengan jerit tertahan kembali dia mengalami
orgasme yang hebat. Kudiamkan sejenak ketika dia menikmati sensasi orgasmenya,
karena pada saat itu aku sangat menikmati cengkraman, jepitan dan
kedutan-kedutan dinding vagin pada Pnisku.
Setelah kedutan dan cengkraman dinding vaginnya melemah, kembali aku
menusuk-nusukkan Pnisku. Setelah beberapa detik kemudian pinggulnya kembali
bergerak liar membalas sodokan-sodokan Pnisku, dan hanya beberapa menit
berselang kembali dia mengalami orgasme untuk yang entah keberapa kalinya pada
saat itu.
Beberapa kali ia orgasme dalam posisi seperti itu hingga akhirnya tubuhnya
ambruk ke atas kursi dan mengeluh pelan dan panjang.
“Uuhhhhhhh………”
Pada saat itu, aku merasa orgasme akan menghampiriku, maka tubuhnya langsung
kubalik agar telentang dengan kepala berada pada sandaran kursi bagian tengah.
Kedua tanganku kugunakan untuk membuka lebar-lebar pahanya sehingga vaginnya
yang basah dan licin semakin jelas terlihat mempesona. Kuarahkan kepala Pnisku
pada mulut liang vaginnya dan dengan cepat kudorong Pnisku hingga amblas sampai
ke pangkalnya. Lalu dengan semangat yang menggila aku pompa tubuhnya dengan
hentakan-hentakan yang liar dan tak terkendali.
Beberapa saat sebelum aku meraih puncak orgasmeku, samar-samar kulihat istri
dan anakku pulang dan sedang ngobrol dengan temannya beberapa meter sebelum
tiba di depan rumah. Rasa takut yang datang tiba-tiba menyebabkan aku menjerit
tertahan dan spermakupun muntah tanpa dapat kubendung. Cret…..cret…. cretttt…….
Uhhh…. suatu pencapaian oragsme yang sangat mendebarkan dan membuat jatung ini
serasa mau copot.
Dengan tergesa-gesa aku mencabut Pnisku yang masih beberapa kali memancarkan
sperma, sehingga beberapa tetes sperma menempel pada baju longgar yang
dikenakan tetanggaku. Kumasukkan Pnisku yang masih setengah tegang ke balik
celanaku dan kutarik sleting. Aku sedikit khawatir karena bagian depan celanaku
begitu basah oleh cairan kenikmatan tetanggaku. Aku langsung mengeluarkan
beberapa dus jamu dari dalam lemari dan menyimpannya di atas meja, sementara
tetanggaku berusaha merapihkan baju longgar dan jilbabnya agar tidak
mencurigakan. Ada sedikit basah di sana-sini oleh keringat kami yang membanjir.
Tetanggaku berusaha duduk tenang, dan tak lama kemudian istri dan anak-anakku
masuk ke rumah melalui pintu yang sengaja terbuka.
“Eehhh… ada tamu…! Udah lama, Bu ?” kata istriku seraya matanya melirik
beberapa dus jamu yang kusimpan di atas meja.
“Ahh…., ‘Ngga… baru saja…., Anu bu …, saya mau beli jamu yang biasa…, namun
ternyata bapak tidak tahu, malah akhirnya dia perlihatkan semuanya pada saya…”
Sahut tetanggaku berbohong dengan lihainya, sambil berusaha menutupi kegugupannya….
“Oohhh…, emangnya bapak udah pulang ? ” tanya istriku dengan senyum penuh arti
“Kabarnya malam ini dia pulang…” jawab tetanggaku pula
“Harus siap-siap dong…., biar asyik !” goda istriku sambil tertawa genit pada
tetanggaku, kemudian dia menambahkan lagi “Panas sekali udara saat ini, Badan
saya saya basah oleh keringat…” Kata istriku memperlihatkan bajunya yang basah
oleh keringat.
“Betul.., Bu ! Akan turun hujan barangkali…..” jawab tetanggaku seolah-olah
mendapatkan alasan yang tepat atas keringat yang membasahi baju longgarnya.
Kutinggalkan mereka berdua di ruang tamu dan aku masuk ke kamarku sambil
berbaring dan merenung kejadian luar biasa yang baru saja terjadi. Tak lama
kemudian tetanggaku pulang dan istriku menghampiriku. Dia duduk di pinggir tempat
tidur dan berkata
“Pah…, kalau pipis jangan jorok…, malu kan sama tetangga, lihat tuh bagian
depan celana Papah basah !” sambil menunjuk bagian depan celanaku.
“Anu…, Mah tadi tersiram dari gayung…, waktu papah pipis” kataku berbohong.
Kejadian itu betul-betul mendebarkan, namun aku merasakan sensasi yang luar
biasa pada waktu melakukannya, apalagi hampir-hampir saja istriku memergoki apa
yang kami lakukan. oleh sebab itu sejak hari itu, aku selalu berhati-hati jika
ingin bercinta dengan tetanggaku.Aku adalah seorang karyawan yang bekerja di
Perusahaan Multimedia, sedangkan istriku adalah sales sebuah produk jamu dari
Madura. Kami telah dikaruniai seorang anak laki-laki berusia 6 tahun yang sudah
duduk di kelas 1 SD.
Di depan rumahku tinggallah pasangan muda suami istri yang telah memiliki
seorang putra berusia 4 tahun yang diasuh oleh seorang pembantu yang datang jam
7 pagi pulang jam 4 sore. Tetanggaku ini adalah seorang wiraswasta bidang
percetakan sedangkan istrinya adalah karyawati di sebuah instansi.
Dari cerita yang pernah mereka ucapkan, dulu mereka pernah mengikuti suatu
aliran yang sangat fanatik, itulah sebabnya istri tetanggaku ini selalu
mengenakan jilbab lebar yang selalu menutupi kepala dan dadanya dan juga selalu
mengenakan pakaian longgar yang panjang sampai ke mata kaki.
Dari cerita istriku, kuketahui bahwa sang istri sangat memperhatikan masalah
hubungan suami istri untuk menjaga keharmonisan rumah tangga mereka. Hal ini
karena istri tetanggaku ini merupakan pelanggan tetap istriku dalam membeli
jamu dari Madura, terutama jamu yang berhubungan dengan hubungan suami istri
seperti “sari rapet”, “Pria perkasa” ataupun jamu lainnya yang selalu
berhubungan dengan hubungan suami istri.
Walaupun selalu mengenakan jilbab lebar, tetap saja tidak bisa menutupi
kecantikan, keanggunan dan putihnya kulit istri tetanggaku ini, sehingga aku
sering membayangkan bagaimana keadaan tubuhnya bila tidak mengenakan busana,
pastilah sangat seksi dan sangat menggairahkan.
Disamping sebagai seorang wiraswasta, tetanggaku ini aktif di sebuah LSM yang
memperhatikan perkembangan perekonomian masyarakat. Karena persaingan bisnis
yang semakin ketat, akhirnya usaha tetanggaku ini bangkrut, dan akhirnya ia
lebih memfokuskan diri untuk mengeluti LSM yang ia ikuti. Dan ternyata di LSM
yang digelutinya ini, ia mendapatkan kepercayaan untuk mengawasi pencairan dana
masyarakat di luar kota dengan honor yang lumayan untuk menghidupi keluarganya.
Sehingga ia harus kerja di luar kota dan seminggu sekali baru pulang ke rumah.
Pada suatu hari istriku berkata bahwa komputer tetanggaku bermasalah dan minta
tolong padaku untuk segera memperbaikinya, sebab tidak mungkin harus menunggu
suaminya pulang dan lagi pula banyak pekerjaan mendesak yang harus
dikerjakannya. Dan katanyanya walaupun ia sedang ada dikantor, aku
dipersilahkan untuk memperbaiki komputer di siang hari, sebab ada pengasuh
anaknya di rumah.
Obsesiku terhadap istri tetanggaku ini seperti mendapat peluang. Aku
menyanggupi untuk memperbaiki komputernya.
“besok akan ku kerjakan..” kataku pada istriku.
Keesokan harinya sebelum aku ke rumah tetanggaku, aku persiapkan beberapa spy
cam (“Kamera pengintai”) ukuran kecil tanpa kabel yang aku hubungkan ke
komputerku.
Ternyata sistem operasi komputer tetanggaku ini bermasalah, maka harus ku
install ulang supaya normal kembali. Pada saat penginstallan sedang
berlangsung, aku menanti pengasuh tetanggaku ini lengah atau keluar memberi
makan asuhannya. Saat pengasuh anak tersebut keluar, maka kugunakan kesempatan
ini untuk masuk ke kamar tetanggaku dan meletakkan 2 buah spy cam ditempat yang
tepat dan tersembunyi yang bisa menangkap aktivitas tempat tidur dan
sekitarnya.
Setelah perbaikan sistem operasi komputer tetanggaku selesai, aku segera pulang
dan menyalakan komputer untuk mengetes apakah spy cam yang aku letakkan
berfungsi dengan baik. Dan ternyata alat kecil memang benar-benar canggih,
selain bentuknya kecil dan tanpa kabel, ternyata daya tangkap gambarnya pun
nyaris sempurna dan yang lebih canggihnya lagi adalah kemampuannya melakukan
zoom.
Mulailah pada jam-jam tertentu aku memantau keadaan kamar tersebut. Dari hasil
pantauan tersebut, tedapat beberapa moment yang aku rekam, diantaranya merekam
tubuhnya yang sedang telanjang bulat dan berlenggang lenggok didepan cermin
sehabis mandi, merekam kegiatan dirinya yang sedang terangsang di malam hari
pada saat suaminya di luar kota, bahkan sempat ku rekam bagaimana ganasnya ia
di tempat tidur pada saat suaminya pulang dari luar kota.
Rupanya dibalik keanggunan dan kealiman penampilan luar istri tetanggaku ini,
ternyata dalam berhubungan suami istri dia sangat ganas dan binal membuat
suaminya kewalahan, dan sering kali terlihat dia masih bernafsu tetapi suaminya
sudah ambruk dan akhirnya dia hanya bisa gelisah tidak bisa diam melihat suaminya
tidur kecapaian.
Akhir-akhir ini kesibukan tetanggaku ini semakin padat, sehingga jadwal
kepulangannya menjadi tak menentu, terkadang dua minggu sekali bahkan pernah
sampai dua bulan baru pulang. Bahkan pernah secara bercanda istri tetanggaku
ini berkata pada istriku :
“Bu…, saya mah jablay…(jarang dibelai maksudnya) “
“Kenapa gitu ?” tanya istriku pada.
“Habis si Bapak jarang pulang, dan kalo pulangpun hanya satu malam setelah itu
pergi lagi.. Saya mah punya suami… tapi jarang sekali bermesraan “ katanya
dengan nada sedih.
Pada suatu hari, istriku cerita padaku bahwa pada tadi siang ketika istriku
bertamu ke tetanggaku, dia melihat istri tetanggaku sedang menangis. Dan ketika
ditanya mengapa, istri tetanggaku menjawab terisak “Si Bapak, tadi malam pulang,
tapi belum ngapa-ngapain dia sudah pergi lagi dengan temannya malam itu juga
dan sampai sekarang belum pulang. Padahal saya lagi pingin-pinginnya..”
Mendengar cerita istriku, aku menjadi tergoda untuk mengisi kekosongan kasih
sayang ini. Tapi bagaimana caranya? dan tak mungkin aku dapat menggoda seorang
istri yang selalu taat menjalankan perintah agama. Apalagi dia selalu
mengenakan jilbab dan tidak pernah memberi kesempatan kepada bukan muhrimnya
untuk berbicara bebas dengannya.
Akhirnya aku punya ide untuk mengancamnya akan menyebarkan video rekaman
dirinya yang sedang telanjang dan yang sedang berhubungan dengan suaminya.
Rekaman tersebut aku simpan di CD.
“Ja…jangan…jangan…!” potongnya mulai gugup.
“Apa yang sebenarnya kamu inginkan…, mau uang…? Berapa…?” katanya memelas dan
suara melemah.
“Saya nggak mau uang…” jawabku
“Lalu apa..?” susulnya
“Saya hanya ingin bisa menikmati tubuh ibu yang sangat menggairah…” kataku
menggodanya.
“Tidak mungkin …..Aku nggak sudi….”
“Ya…nggak apa-apa.. Tapi ibu jangan kaget kalau esok hari semua tetangga akan
ribut karena memiliki rekaman tersebut..” jawabku mengancam
“jangan…jangan dilakukan ….tolonglah kasihani saya…” katanya lagi memelas
“Tidak akan saya lakukan…asal ibu memenuhi keinginan saya” kataku lagi.
Lama dia tidak menjawab…
Dan akhirnya…
“Baiklah… saya menyerah…, tapi kumohon…. Kamu harus menghapus semua rekaman ini
“ katanya dengan nada yang sangat berat dan pasrah karena kalah
“Baiklah…, sekarang ibu harus membuka pintu depan, kemudian ibu harus menunggu
saya di kamar ibu. Kalu tidak ibu lakukan maka saya tidak akan datang” jawabku
memberikan perintah.
Tak lama kemudian, kulihat pintu depan terbuka sedikit dan beberapa menit
kemudian kulihat dimonitor bahwa dia telah ada di dalam kamar dan duduk gelisah
diatas kasur menunggu apa yang akan terjadi.
Kumatikan komputerku dan aku keluar rumah secara mengendap-ngendap menuju rumah
tetanggaku melalui pintu depan yang terbuka, kemudian kututup dan kukunci. Lalu
dengan perasaan deg-degan aku menghampiri kamarnya kubuka pintunya dan kututup
kembali serta kukunci. Begitu melihatku dia langsung berdiri dan berkata kaget
dan marah
“Ohh..ternyata bapak..! Kenapa bapak melakukan ini padaku. Apa bapak tak takut
kalau saya laporkan ke istri bapak ?” Ancamnya
“Laporkan saja dan saya akan menyebarkan rekaman itu. Yang paling rugi kan
bukan saya, tapi ibu sendiri ?” jawabku menekannya
“Jadi gimana ? mau batal ?” sambil aku membalikkan badan seolah-olah akan
keluar kamar.
“Jangan…saya menyerah…” katanya pelan dan terisak meneteskan air mata.
“Baiklah kalau begitu…” kataku sambil menghampirinya.
Dia duduk mematung di pinggir tempat tidur ketika kuhampiri. Aku duduk
disampingnya, dia menggeserkan badannya seperti yang ketakutan, tapi aku
menahannya sambil berkata
“Ingat, jika ibu tidak melayaniku malam ini, maka ancamanku akan kulaksanakan
!” kataku mengancam. Akhirnya dia diam dengan badan menggigil ketakutan dan
mata yang terpejam.
Tangan kananku memeluknya dari belakang. Kudekatkan wajahku ke wajahnya. Dia
masih memejamkan matanya. Ohhh betapa cantik wajahnya, bibirnya yang tipis dan
basah menggodaku untuk menciumnya
Dia diam saja mematung, bahkan badannya terasa sangat dingin. Tapi aku tak
peduli, aku terus mengulum bibirnya yang tertutup rapat dan terkadang lidahku
menjilati bibirnya. Dia mulai bereaksi tapi hanya sekilas setelah itu dia tetap
diam sambil memejamkan mata.
Tanganku membuka jilbab lebar yang ia kenakan dan melemparkannya ke lantai,
maka tampaklah rambut indah dengan leher jenjang merangsang menopang wajahnya
yang terlihat sangat cantik dan menggemaskan, walaupun dengan mata terpejam dan
ekspresi wajah yang tegang.
Bibirku mulai menciumi dagu, pipi, dan seputar lehernya yang sangat merangsang,
beberapa kali kurasakan ada reaksi dari dirinya dengan keluarnya keluhan dari
mulutnya.
“Euh….euh….”
Hanya segitu, lalu dia diam lagi seperti sedang bertahan untuk tidak tergoda
atas rangsangan yang kulakukan pada dirinya. Lalu tanganku menarik seleting
baju panjang yang terdapat dipunggungnya dan bajunya kutarik ke bawah,
tampaklah tubuh putih mulus yang harum dengan buah dada yang montok terhalang
oleh BH yang masih menahannya agar tidak tumpah. Kutarik pengait BH hingga BH
tersebut terlepas dan kulemparkan ke lantai, maka tampaklah buah dada yang
benar-benar montok menggairahkan tergantung bebas dihadapanku.
Cerita Lainnya: Tanteku Mengajak Pesta Seks Dengan Ku
Badannya semakin kaku, kudorong paksa agar dia berbaring di kasur, lalu dengan
tergesa-gesa karena bernafsu tanganku mulai meremas buahdada indah tersebut
yang kiri dan kanan secara bergantian.
Ouh… betapa mengasyikkan dan puasnya dapat mempermainkan buah dada dari seorang
wanita yang biasanya tertutup baju longgar dan jilbab yang lebar. Mulutku mulai
menjilati dan menciumi seluruh permukaan kulis halus di sekujur tubuh
terbukanya. Terkadang disertai dengan kecupan serta hisapan yang mengasyikan.
Dan akhirnya bibirku menuju buah dadanya . Buah dada sekal dan montok itu aku
hisap dan gigit-gigit gemas penuh nafsu, kemudian aku kebagian puting susunya
yang sudah mulai tegak menantang. Kupilin-pilin dengan bibir dan lidahku..
“Ouh…ouh…euh…..euh… ssstt…hhhssstttt…” Erangan halus dan desis nikmat keluar
dari mulutnya tanpa disadarinya
Tapi segera diam kembali setelah dia menyadarinya apa yang sedang terjadi.
Tampak sekali terjadi pergulatan batin yang sangat hebat antara mempertahankan
harga diri dan kehormatan melawan gairah nafsu yang sudah mulai bangkit
mempengaruhinya. Hal ini tampak dari gerakan tubuhnya mulai menggelinjang dan
merespon setiap sentuhan dan rangsangan yang kuberikan padanya. Peperangan
antara rasa terhina dan rasa nikmat yang ia terima demikian hebatnya sehingga
tampak dari keringat yang mulai bercucuran dari tubuhnya.
Badan dan tubuhnya sangat menikmati rangsangan yang kuberikan tetapi pikirannya
melarang untuk merespon, sehingga reaksi yang diberikan menjadi tidak konstan,
terkadang melenguh menikmati dan terkadang lagi diam mematung tidak memberikan
respon atas rangsangan yang kuberikan padanya. Tapi aku terus memberikan
rangsangan-rangsangan kenikmatan padanya dengan terus memilin dan meremas buah
dadanya yang indah.
Usahaku memberikan hasil. Dia menjadi lebih sering mendesah dan melenguh
menahan nikmat yang dirasakan, walaupun dengan malu-malu sambil tetap berusaha
menjaga harga dirinya agar tidak jatuh dihadapanku.
“Ouh… oohh…ouh….” Erangan nikmatnya menjadi lebih sering kudengar.
Kedua tangannya mencengkram kasur dengan sangat kuat hingga urat-urat halus
tangannya menonjol menandakan bahwa dia sedang dilanda kenikmatan dan
rangsangan birahi yang teramat sangat.
Aku mulai menanggalkan baju longgarnya dari tubuhnya dan menjatuhkannya
kelantai. Mataku nanar diliputi nafsu yang semakin menggebu melihat tubuh bugil
merangsang di hadapanku yang hanya menyisakan CD yang menghalangi keindahan vaginnya.
Lalu kutanggalkan CD yang menghalangi pemandangan indah ini. Dan….
Terpampanglah tubuh telanjang yang benar-benar indah membangkitkan gelora
birahi yang semakin tak tertahankan. Pnisku semakin tegang melihat pemandangan
itu
Tanpa membuang waktu, aku menciumi kedua paha indah yang putih, mulus serta
harum ini. Kugunakan lidahku untuk mengulas semua permukaan paha baik yang kiri
maupun yang kanan secara bergantian.
Erangannya menjadi semakin nyaring dan sering
“Ouh…ohhh…Pak…ouh….ouh…” rupanya rasa malu dan marahnya sudah semakin kalah
oleh rasa nikmat yang kuberikan.
Bibir dan lidahku, lalu naik keatas kebagian selangkangannya yang menjanjikan
berjuta-juta kenikmatan. Vagin itu begitu indah dikelilingi oleh rimbunnya jembut
hitam nan halus. Kujilati jembut indah itu. Dia mengerang keras….
”Aaahh….ohhh”
Badannya mulai bergetar seperti dialiri listrik, mulutnya ternganga dengan
nafas seperti tertahan, lalu
“Aahhh…ouh….ouh…” erangannya semakin keras menandakan bahwa harga dirinya
semakin kalah oleh rasa nikmat yang kuberikan
Kusibakkan bibir vagin yang menutupi liang vagin indahnya, terlihatlah lorong
sempit memerah yang basah berlendir. Lidahku terjulur untuk mengkait-kait
lorong itu. Badannya semakin bergetar dan erangannya sudah berganti menjadi
jeritan-jeritan tertahan.
“Aahh….Aahhh….Ouhh…nikmat…ouh….” mulutnya mulai meracau.
Jempol tangan kananku tak diam, kugunakan untuk menekan dan memutar-mutar
klentitnya yang semakin menonjol keras. Gerakannya sudah semakin menggila dan
tangannya sudah tak malu-malu lagi mengusap dan menekan-nekan kepalaku agar
lebih dalam memasukkkan lidahku kedalam liang vaginnya kurasakan semakin
berkedut.
“Aahh…aahhh… ouh…. Pak….ouh…..terusssss…ouh…” jeritannya semakin keras,
pantatnya semakin maju menekan wajahku…
Akhirnya dengan tak sabar kedua kakinya dia naikkan keatas pundakku dan
menjepit leherku dengan keras sambil melonjak-lonjak tak karuan dan
menjerit-jerit menjemput nikmat yang bertubi-tubi datang padanya hingga
akhirnya ia menjerit panjang
“Aaaaaaahhhhh…………….” Badannya melenting, pantatnya terangkat dan tangannya
mencengkram kaku di kepalaku serta kakinya semakin keras menjepitku seperti
tang raksasa .
Lalu beberapa detik kemudian pantatnya berkedut-kedut dan liang vaginnya
berkontraksi sangat hebat dan melamuri lidahku dengan cairan kenikmatan.
Dan setelah itu badannya terhempas ke kasur, cengkraman tangannya dikepalaku
melemah demikian juga dengan jepitan kakinya di leherku. Setelah itu yang
kudengar adalah helaan nafas yang tersengal-sengal seperti orang baru selesai
melakukan lari sprint 100 meter.
Tanpa dia kehendaki, istri tetanggaku ini telah mengalami orgasme yang sangat
hebat yang aku berikan dalam sesi pemanasan ini.
Aku berdiri dipinggir kasur, kuperhatikan bahwa matanya terbuka dengan
pandangan yang menggambarkan orang yang baru saja mendapatkan kenikmatan
orgasme.
“Bagaimana bu ? Enak khan..?” tanyaku menggodanya
Dia hanya diam dan membuang muka, tapi dari wajahnya, kutahu dia tidak menampik
dengan apa yang kuucapkan padanya. Dia hanya membuang muka…. malu….
Aku mulai menanggalkan seluruh pakaian yang kukenakan. Kini akupun sudah
telanjang bulat. Aku naik ke tempat tidur dan merangkak menghampiri dirinya,
sambil berbisik
“Sudahlah..Bu…, tak perlu malu…., nikmati saja…. Apalagi yang Ibu pertahankan
dariku ? Semua bagian tubuh Ibu yang paling rahasiapun sudah aku jelajahi ,
bahkan Ibu sudah mendapatkan puncak kenikmatan orgasme yang akhir-akhir ini
jarang Ibu dapatkan…” Kataku mempengaruhi pendiriannya , sambil kembali merangsang
dirinya dengan memberikan ciuman hangat pada bibirnya dan meremas buah dadanya
yang tak membosankan untuk diremas dan dipilin-pilin.
Rupanya kata-kataku mempengaruhi pendiriannya sehingga akhirnya dia membalas
ciumanku dengan sangat ganas dan bernafsu ditambah lagi bahwa dirinya memang
sudah terbakar nafsu berahi setelah sekian lama aku berikan
rangsangan-rangsangan yang mengantarnya mencapai orgasme yang sangat hebat.
Ciumannya padaku semakin panas dan menggairahkan, bahkan tangannya sudah berani
meremas dan mengocok Pnisku yang sudah sangat tegang. Akhirnya badannku kuputar
180 derajat sehingga kepalaku yang berada di atas menghadap vaginnya dan
wajahnya yang berada di bawah menghadap Pnisku.
Kurengkuh pantatnya yang montok lalu kembali lidah dan bibirku mempermainkan vaginnya
sekali lagi dengan cara yang berbeda. Kembali dia melenguh..
“Ouh….ouh…..Aku tak tahan…aku tak tahan…Ouhhh” erangnya.
Tak kupedulikan erangannya, aku terus menjilati dan menghisap vaginnya dan
terkadang aku tusukkan lidahku kedalam liang vaginnya yang beraroma khas.
Gerakan pantatnya semakin menjadi. Dan tiba-tiba aku merasa bibirnya mulai
melumat Pnisku dengan penuh nafsu.
Aku…melayang…dengan apa yang dia lakukan sehingga bibir dan lidahku diam
bekerja…. Jilatan dan hisapan pada Pnisku semakin bervariasi
“Ouhh….” Akupun melenguh nikmat..
Aku takut. Bahwa pertahannanku akan bobol, maka aku konsentrasikan mengoral
kembali vaginnya dengan ganas dan cepat. Dia menjerit…
“Aaah…pak…aku tak tahan……aku tak tahan.. masukkan…. Sekarang auh…”
Tak kupedulikan permintaannya, aku semakin bersemangat mengoral vagin indah
ini. Tiba-tiba badannya menghentak menggulingkan tubuhku kemudian dia bangun ,
memutarkan badannya , kemudian dalam posisi menungging dia mengarahkan Pnisku
yang sedang berdiri tegak ke arah liang vaginnya yang sudah sangat basah, lalu
menekan pantatnya ke bawah dan…
Blessshh….Pnisku mulai memasuki liang vaginnya perlahan-lahan. Mataku nanar
berkunang-kunang merasakan kenikmatan yang sukar ‘tuk dibayangkan. Perlahan-lahan
pantatnya mulai turun naik, sementara kedua tangannya merengkuh pundakku dari
belakang sambil bibirnya dengan penuh nafsu menciumi dan menghisap bibirku.
Gerakan pantatnya semakin cepat, kepala sudah mulai terdongak sambil
mengeluarkan nafas mendengus seperti orang orang yang sedang ‘pushup’
“Ehh..euh…hekks…hekss…euh…” dengusan itu terus menerus keluar seiring dengan
hempasan pantatnya menekan selangkanganku sehingga Pnisku seperti
dikocok-kocok, dipelintir dan dihisap-hisap dengan sangat nikmat. Mataku
terbeliak-beliak menahan nikmat yang tak terperi
Merasa kakinya kurang nyaman, akhirnya istri tetanggaku meluruskan kakinya
sehingga dia telungkup menindih tubuhku. Tangannya masih meraih pundakku
sebagai pegangan dan buah dadanya ditempelkan pada dadaku. Kemudian kembali
memaju mundurkan pantatnya agar vaginnya dapat bergesekan dengan Pnisku dan Pnisku
dapat keluar masuk hingga sampai ke pangkalnya.
Gerakannya semakin cepat, kedua kakinya mulai kejang-kejang lurus dan
erangannya semakin memburu
“ Ouh…hekss….heks…heks…”
Dan akhirnya…dia kembali menjerit panjang
“Aaaaaahhhhkkkks……….”
Badannya kembali melenting terdiam kaku, mulutnya menggigit pundakku dan kedua
tangannya menarik pundakku dengan sangat keras dan kaku, dan beberapa detik
kemudian keluar helaan nafas panjang darinya seperti melepas sesuatu yang
sangat nikmat…
”Ouhhhhhh…”
Pantatnya berkedut-kedut, dan terjadi konstraksi yang sangat hebat di dalam vaginnya
yang kurasakan sangat mencengkram kuat-kuat seluruh batang Pnisku dan diakhiri
dengan kedutan-kedutan dinding vagin yang memijit Pnisku membuatku diriku
melenguh menerima sensasi yang sangat nikmat dari vagin istri tetanggaku ini.
“ohh….” Keluhku.
Kedutan pantatnya makin lama makin melemah dan akhirnya tubuhnya ambruk
menindih tubuhku
Cukup lama dia menikmati sensasi orgasme sambil telungkup lemas diatas tubuhku.
Kemudian mata terbuka menatapku sambil berkata
“Sudah sangat lama ..aku tak merasakan sensasi orgasme yang demikian
nikmat…makasih pak ! “ katanya sambil mengecup bibirku. Sudah hilang rasa malu
dan marahnya padaku.
Aku hanya tersenyum manis padanya sambil membalas kecupannya dengan menghisap
bibirnya dalam-dalam.
Kedua tanganku memeluknya dan meletakkan telapak tanganku pada kedua pundaknya
yang masih telungkup menindih tubuhku. Lalu pantatku, kugerakan keatas dan
kebawah sambil kedua tanganku menarik pundaknya kebawah membuat Pnisku yang
masih tegang menggesek dinding vagin dan memberikan kenikmatan padaku dan
padanya. Pnisku dengan lancar keluar masuk liang vaginnya yang masih tetap
sempit menjepit dan meremas-remas Pnisku dengan ketat. Sensasi kenikmatan mulai
kembali menjalari seluruh urat syarafku dan akupun mulai mendengus nikmat
“Ouhhh…ouhh…”
Akibat gerakanku ini, membangkitkan kembali gairahnya yang baru saja mendapatkan
orgasme dan gesekan-gesekan ini memberikan kenikmatan-kenikmatan padanya
sehingga akhirnya pantatnya kembali bergerak maju mundur dan keatas kebawah
meraih kenikmatan yang lebih.
Dia kembali memompakan tubuhnya diatas tubuhku, dan gerakannya makin lama
semakin cepat dan kembali erangan nikmat nya yang khas keluar dari mulutnya
“Ehh..euh…hekks…hekss…euh…” dengusan itu terus menerus keluar seiring dengan
hempasan pantatnya menekan selangkanganku sehingga Pnisku seperti
dikocok-kocok, dipelintir dan dihisap-hisap dengan sangat nikmat. Dan kembali
mataku terbeliak-beliak menahan nikmat.
Gerakannya semakin cepat, dan tak lama kemudian kembali kedua kakinya
kejang-kejang lurus dan erangannya semakin memburu
“ Ouh…hekss….heks…heks…”
Dan akhirnya…dia kembali menjerit panjang
“Aaaaaahhhhkkkks……….”
Badannya kembali melenting terdiam kaku, mulutnya menggigit pundakku dan kedua
tangannya menarik pundakku dengan sangat keras dan kaku, dan beberapa detik
kemudian keluar helaan nafas panjang darinya seperti melepas sesuatu yang
sangat nikmat…
”Ouhhhhhh…”
Pantatnya berkedut-kedut, dan terjadi konstraksi yang sangat hebat di dalam vaginnya
yang kurasakan sangat mencengkram kuat-kuat seluruh batang Pnisku dan diakhiri
dengan kedutan-kedutan dinding vagin yang memijit Pnisku membuatku diriku
melenguh kembali menerima sensasi yang sangat nikmat dari vagin istri
tetanggaku ini.
Cerita Lainnya: Kegilaan dan Obsesi Pada Pnis Muda
“ohh….” Keluhku.
Kedutan pantatnya makin lama makin melemah dan akhirnya tubuhnya kembali ambruk
menindih tubuhku untuk kesekian kalinya.
Pencapaian orgasme yang ia dapatkan di atas tubuhku, terus dilakukannya
berulang-ulang, hingga akhirnya untuk yang kesekian kalinya dia benar-benar
ambruk diatas tubuhku dan tidak bisa bergerak lagi karena kehabisan tenaga.
Dia menggelosorkan tubuhnya disamping tubuhku, sambil berbaring miring saling
berhadapan dan berpelukan. Dia berkata padaku dengan tersengal-sengal kehabisan
napas
“Pak …aku sangat lelah… namun sangat puas…..tapi kepuasanku belum sempurna
kalau vaginku belum disemprot oleh ini..” katanya sambil meraih Pnisku yang
masih tegang menantang.
Luar biasa besar nafsu s*x yang dimiliki istri tetanggaku yang berjilbab lebar
ini. Apakah karena dia memang jarang mendapatkan nafkah batin dari suaminya
yang jarang pulang, atau seperti dugaanku bahwa dia memiliki nafsu yang sangat
besar karena buktinya dia sering membeli jamu-jamu kuat pada istriku.
Aku yang belum mencapai puncak, tidak ingin berlama-lama istirahat takut
nafsuku surut dan Pnisku melemah, maka aku mulai menindihnya dan tanganku
kembali meremas-remas buah dada indah miliknya serta memilin-milin putting
susunya yang menjulang menantang. Kemudian kembali bibirku menciumi bibirnya
dengan penuh nafsu.
Nafsunya bangkit kembali walaupun dengan tenaga yang masih lemah, tangannya
meraih Pnisku dan diarahkan kedepan liang vaginnya, pahanya terbuka lebar
memberi jalan pada Pnisku untuk segera menelusuri liang nikmat vaginnya. Ku
dorong pantatku begitu kepala Pnisku tepat berada di liang vaginnya . Dan
Blessh…., Pnisku kembali menjelajahi liang sempit yang sudah sangat basah milik
istri tetanggaku ini dan “ouhh…” lenguh kami berbarengan menahan nikmat.
Pantatku mulai mengayuhkan Pnisku agar lancar keluar masuk menggesek-gesek
dinding vagin yang selalu memberikan sensasi nikmat. Gerakanku makin lama makin
cepat dan berirama.
Pinggulnya mulai bergerak membalas setiap gerakannku, sehingga lenguhanku dan
erangan nikmat dari terdengar saling bersahutan
“Ouh…ohhh…enak…banget…ohhhh…” dengusku..
“Auh…auh…makasih Pak….ouh….nikmat…oh…” erangnya
Gerakanku makin lama makin cepat dan keras tak beraturan sehingga terdengar
suara yang cukup keras dari beradunya dua selangkangan
Plok…plok…plok…
Demikian pula dengan gerakan pinggulnya semakin keras menyambut setiap gerakan
pantatku., sehingga bunyi beradunya selangkangan semakin keras
Plok…plok…plok…
Dan akhirnya mulutku mulai meracau..
”Ouh…Bu…Aku …mau … keluar, aku mau… keluar ouh…”
Dan dia juga meracau sambil menarik-narik tubuhku dengan keras
“ Ayo.. pak… bareng… bareng…”
Dan akhirnya secara bersamaan kami menjerit bersahutan melepas nikmat mencapai
orgasme. Badanku dan badannya melenting dan menjerit
“Aaaaahhhh….”
Dan …cret…cret…cret sperma kentalku terpancar beberapa kali membasahi seluruh
rongga vagin istri tetanggaku ini dan dibalas dengan kontraksi dan
kedutan-kedutan yang hebat didalam liang vaginnya yang menandakan kami mendapat
puncak orgasme yang tak terlukiskan nikmatnya.
Lalu badanku ambruk jatuh menimpa tubuhnya dan kugelosorkan kesamping tubuhnya
agar tidak membebaninya. Kami berbaring sambil berpelukan dan merasakan
sisa-sisa kenikmatan orgasme dengan mata terpejam dan nafas tersengal-sengal
seperti habis berlari dikejar harimau.
Tak lama kemudian , matanya terbuka dan memandangku dengan tatapan penuh
kepuasan serta berkata dengan suara yang lemah
“Baru kali ini aku dapat merasakan berkali-kali orgasme yang luar biasa
nikmatnya dalam satu kali persetubuhan..huhh… benar-benar melelahkan namun
sangat memuaskan dan tak mungkin terlupakan…” Katanya sambil mencium mesra
bibirku.
Lalu sambungnya lagi “Kalau tahu senikmat dan sepuas ini yang kudapat dari
Bapak.. Bapak tidak perlu mengancamku segala…” katanya sambil tersenyum.
“Dan aku rela … menanggung segala akibatnya asal aku bisa mendapatkan nikmat
seperti ini dari Bapak…” katanya mulai melantur…
Kuperhatikan jam dinding sudah menunjukkan jam 1.30 malam, sudah larut. Aku
harus segera pulang. Maka aku berdiri dan mengenakan pakaianku dan bertanya
padanya “Apakah kita bisa mengulanginya lain waktu ?
”
“Tentu…Pak, bahkan malah aku yang meminta pada bapak untuk bisa memberikan
kenikmatan seperti tadi lagi dan lagi “ katanya sambil mencubit mesra
pinggangku.
Kemudian dia juga mengenakan pakaiannya kembali lengkap dengan jilbab lebarnya
dan kami keluar kamar berbarengan. Sampai di ruang tamu, dia berhenti sejenak
dan memberi isyarat padaku agar aku diam dulu di tempat dan dia akan keluar
rumah melihat situasi di luar apakah ada orang. Dan setelah yakin tidak ada
orang diluar dan memberi isyarat padaku bahwa di luar aman. Sebelum aku keluar
dari rumah dia memberikan kecupan yang hangat dan mesra di bibirku sambil
berbisik
“Jangan lupa ya… seminggu 2 kali bapak harus memberi kenikmatan padaku…”
Wah… nekad juga rupanya istri tetanggaku yang alim ini, jika sudah tahu sesuatu
yang sangat nikmat yang bisa dia dapatkan dari diriku. Dengan mengendap-ngendap
aku masuk ke rumahku dan kudapati istriku masih tidur dengan nyenyaknya.
Sejak saat itu kami selalu menyempatkan diri secara sembunyi-sembunyi untuk
berpacu meraih nikmat. Dan hal itu berlangsung sampai sekarang , tanpa aku tahu
kapan hal ini akan berakhir. Tapi tingkah lakunya di lingkungan tidak berubah.
Dia tetap tampak sebagai istri yang solehah dengan jilbab lebar dan baju
longgar panjang yang selalu dikenakan. Tapi jika sudah berduaan denganku, dia
bagaikan kuda liar dan binal yang bisa membuat diriku melayang-layang meraih
nikmat.
Ada kejadian mendebarkan yang pernah kami lakukan. Saat itu adalah hari sabtu
dan istri tetanggaku pulang kerja jam 1 siang, sedangkan bagiku hari sabtu
adalah hari libur. Istriku tidak ada di rumah mengajak jalan-jalan anakku
sambil mengambil pesanan barang. Sedangkan pada saat itu aku sangat ingin
menyetubuhi tetanggaku, karena hampir seminggu tidak ada kesempatan menikmati
tubuhnya.
Pada saat aku duduk di ruang tamu, kulihat tetanggaku menghampiri rumahku dan
kemudian mengetuk pintu. Pintu kubuka, Dia terlihat kaget dan senang karena
yang membuka adalah aku. Lalu dia bertanya
“Ada Ibu , Pak ?”
“Mau cari Ibu atau cari saya…?” kataku sambil berbisik.
“Ibu bisa …, bapak juga boleh…” jawabnya sambil tersenyum. Lalu “Tapi kalau
ketemu Ibu keperluannya beda..dengan bila bertemu dengan Bapak..” lanjutnya
dengan penuh arti.
“Masuk dulu, Bu ! ‘Nggak enak dilihat tetangga..” kataku mempersilahkan masuk.
Diapun masuk dan duduk di kursi tamu yang membelakangi jendela, sementara itu
pintu rumahku tetap terbuka, akupun bertanya padanya
“Ada perlu apa, ke Ibu ?”
“Biasalah… Pak, keperluan perempuan…, saya mau beli jamu kuat dan jamu khusus
untuk wanita…, siap-siap… karena hari ini suami saya pulang…”
“Kalau gitu…, jatah saya kapan..? padahal saya lagi pingin nich..!”
“Sebenarnya saya juga lagi pingin…, tapi… gimana yah…?” dia menjawab dengan
bingung.
“Kalau sekarang.., gimana ? “ kataku sambil mengahmpiri dirinya dan duduk
disebelahnya dan langsung menciumnya dengan nafsu.
Dia membalas ciumanku, kemudian melepaskan ciumanku sambil mendorong tubuhku
dan berkata
“Ihh, nekad..!”
“Habis…, udah ‘ga tahan sich..!” jawabku sambil mencubit dagunya dengan gemas
“Sebenarnya…, saya juga udah ‘ga tahan…., tapi dimana…?, orang lain pasti akan
curiga, kalau kita lakukan sekarang di kamar bapak ?” bisiknya dengan nafas
yang mulai tersengal-sengal didorong hawa nafsu yang mulai sudah menguasainya.
“Kita main disini saja, di ruang tamu, sehingga dari jendela kita bisa melihat
kalau ada yang datang. Dan biarkan pintu terbuka… biar orang lain tak curiga…”
Usulku nekad.
Kebetulan pintu tamuku sejajar dengan pintu pagar, sehingga dari jendela akan
terlihat kalau ada yang akan masuk ke halaman rumahku. Tetapi posisi ruang
tamuku agak tersembunyi sehingga segala aktivitas di dalamnya tidak terlhat
dari luar.
“Jangan ah.., Pak. Berbahaya….” Jawabnya, namun nampaknya dia sudah mulai
tergoda dengan usulku.
“’Ngga lah… asal kitanya jangan bersuara….., saya ingin merasakan sensasi
nikmat bercampur rasa takut ketahuan…….” Aku semakin memaksanya sambil kembali
melumat bibirnya dengan nafsu yang membara.
Nampaknya gairah nafsu berahi sudah menguasainya sehigga melupakan rasa
takutnya dan dia membalas lumatan bibirku dengan ganas dan kedua tangannya
merengkuh kepalaku agar semakin rapat bibir kami menempel. Tanganku meremas
buah dadanya yang terhalang oleh baju longgar dan jilbab yang dikenakannya.
Matanya terpejam menikmati ciuman yang panas bergelora. Dan dia semakin liar
menciumku sambil menahan agar erangan nikmat tak keluar dari mulutnya.
Nafas kami berdua semakin tersengal-sengal, tanganku beralih ke bawah, kutarik
baju panjang yang menutup kaki dan pahanya dan tanganku langsung menyusup keselangkangannya.
Kurasakan CD-nya sudah sangat basah, rupanya sensasi bercinta sambil was-was
takut ketahuan membuat gairah rangsangan melayang tinggi begitu cepat dan
membanjiri vaginnya.
Kusisipkan jari-jariku dari pinggir CD yang dikenakan, sehingga jari tanganku
menyentuh permukaan vagin yang ditumbuhi jembut lembut yang merangsang. Dengan
penuh nafsu tanganku mengusap bahkan mengobok-obok permukaan vigina yang
semakin memacu gairahku. Jari-jariku mempermainkan lipatan vaginnya yang basah.
Tetanggaku mengatupkan bibirnya rapat-rapat dan giginya gemeretak menahan
nikmat yang menimpa dirinya dan menahan nafas agar suara erangan nikmatnya tak
keluar.
Lalu jempol memutar dan menekan klitorisnya yang menonjol keras, badannya
bergetar…, mulutnya semakin rapat tertutup.., kepala terdongak dengan mata yang
terpejam. Nafasnya semakin terengah-engah menahan nikmat yang tak terhingga.
Sementara jempolku memberikan rangsangan kenikmatan pada dirinya, jari tengahku
kuputar dengan gerakan mengebor menembus liang vagin yang semakin basah dan
licin. Tubuhnya bergelinjang hebat dan melonjak-lonjak melambungkan dirinya
sehingga melayang-layang. Gerakan jari tengahku yang menerobos liang vagin
sambil berputar terus kuperdalam dan badannya semakin bergelijang hebat, kepalanya
semakin keras menekan sandaran kursi sehingga pinggangnya melenting, dengan
suara yang tertahan keluar lenguhan nikmat tanpa dapat dia tahan
“Uuhhhhh……”
Jempolku terus menekan dan memutar klitorisnya, sedangkan jari tengahku semakin
cepat memutar dan mengocong liang vaginnya. Tubuhnya semakin hebat terguncang
hingga akhirnya melenting kejang dan kaku, dan dari mulutnya keluar suara
tercekik..
”Akkkhhhhh…..”. Jari tengahku terasa seperti dijepit oleh dinding basah dengan
sangat kuat disertai dengan kedutan-kedutan yang keras dan cepat.
Lalu tubuhnya melemas dan punggungnya terhempas pada sandara kursi.
Nafasnya tersengal-sengal seperti atlit yang baru mencapai finish. Ya…,
tetanggaku baru saja mencapai finish dengan memperolah kenikmatan orgasme yang
sangat sensasional.
Aku mencabut jariku dari liang vaginnya yang becek, ku arahkan jari tengahku
pada hidungku dan kuhirup dalam-dalam aroma lendir vagin yang menempel pada
jari tengahku yang basah kuyup itu . Aroma itu begitu merangsang berahiku dan
membuatku nikmat. Aku begitu menikmati aroma vagin itu lalu dengan penuh
perasaan kujilati lendir vagin yang menempel dijariku dengan jilatan-jilatan
yang rakus hingga jari tengahku kesat bersih dari lendir vagin yang menempel.
Di dalam kelelahannya, tetanggaku memperhatikan apa yang kulakukan, dia merasa
puas dan bangga melihat aku dengan rakusnya menjilati lendir vaginnya yang
menempel di jariku. Gairahnya gembali bangkit mengalahkan rasa lelah yang
menderanya. Tubuhya bangkit, Tangannya membuka sleting celana panjangku dan
mengeluarkan batang Pnisku yang sangat keras dan tegang dari pinggir CD yang
kukenakan.
Pnisku langsung berdiri bebas dengan gagahnya terbebas dari kungkungan
celanaku. Tetanggaku menggenggam pangkal Pnisku dengan jari-jarinya yang halus
dan secara perlahan dan pasti lidahnya terjulur menjilati kepala Pnisku, bahkan
seluruh batang Pnisku dijilatinya dengan penuh gairah seperti sedang menjilati
es krim yang sangat nikmat. Akupun melenguh pelan menahan
nikmat..”Uhhh…”.
Jilatannya begitu lincah bergairah dan membuatku melayang-layang nikmat
pantatku melonjak-lonjak sehingga kepala Pnisku menekan-nekan mulutnya, seperti
sedang mengejar sesuatu yang lebih nikmat. Nafasku semakin memburu ketika
dengan asyik dan penuh gairah dia terus menjilati kepala Pnisku tanpa
memperhatikan gelinjang tubuhku yang semakin keras menekan mulutnya. Lalu
“Akhhhhs…” Suaraku seperti tercekik dan nafas sesak, ketika secara tiba-tiba
mulut tetanggaku mencaplok batang Pnisku.
Rongga mulutnya terasa panas dan sangat nikmat sehingga membuat mulutku
ternganga, badanku kaku dan dadaku sesak susah bernafas.
Dengan lincahnya, tetanggaku terus mengocok dan menghisap Pnisku membuatku
semakin melayang. Jilbab yang dikenakannya bergoyang-goyang menampilkan
pemandangan yang sangat erotis dari seorang wanita berjilbab lebar yang sedang
asyik memberikan kenikmatan oral pada diriku.
Pnisku yang berada dalam genggaman tangan dan mulutnya terasa makin membengkak
keras. Menyadari itu tetanggaku semakin bergairah mengoralku dan berharap
mulutnya dapat disemprot oleh spermaku pada saat aku orgasme. Sebagaimana yang
sering terjadi jika dia mengoral suaminya dan dia sangat puas, bahagia dan
bangga jika dapat membuat suaminya orgasme oleh oralnya. Dan selama ini dia
selalu berhasil membuat suaminya orgasme.
Gerakan oralnya semakin bevariasi membuatku semakin melayang dan Pnis yang
semakin membengkak. Namun aku belum juga mencapai puncak, hanya nafasku saja
yang semakin tersengal-sengal dan batang Pnis yang semakin keras membengkak.
Akhirnya dia tak tahan oleh nafsunya sendiri yang terus meningkat minta
dipuaskan, vaginnya terasa sangat basah dan gatal. Dia bangkit melepaskan Pnisku
dari mulutnya kemudian melepaskan CD-nya yang sudah sangat basah. CD itu
dimasukkannya ke dalam saku baju longgar yang masih menempel di tubuhnya.
Kemudian berdiri membelakangiku.
Aku tahu apa yang dilakukannya. Kuhentikan gerakannya dan dudukku pindah ke
kursi yang langsung menghadap jendela sehingga kami bisa lihat jika ada yang
mau masuk ke pagar rumahku. Aku masih berpakaian lengkap, hanya Pnisku saja
yang menerobos keluar dari sleting celana yang terbuka.
Istri tetaggaku berdiri mengangkangi pahaku dengan paha yang terbuka lebar, dia
menarik ujung bawah baju longgarnya hingga ke pinggang dan kubantu pegangi
ujung baju itu agar tidak melorot jatuh. Lututnya menekuk agar pantatnya
mendekati selangkanganku, dia raih Pnisku dan diarahkan ke mulut liang vaginnya
yang sangat basah. Lalu….
Blesshhh…. perlahan-lahan dia menurunkan pantatnya hingga kepala Pnisku
menerobos liang vaginnya. Gerakannya demikian perlahan, sehingga penerobosan
kepala Pnisku pada liang vaginnya begitu lama dan sangat nikmat, mataku
terpejam menikmati nikmat yang kurasakan dan dengan pelan mulutku mengeluh.
“Uhhh…..”
Gerakan penerobosan itu terhenti ketika pantatnya menekan sangat rapat bagian
bawah perutku sehingga batang Pnisku amblas hingga kepangkalnya. Dia menekan
cukup lama vaginnya, kurasakan sambutan meriah dilakukan oleh dasar liang vaginnya
terhadap kepala Pnisku. Kepala Pnisku serasa dihisap dan diremas nkmat oleh vagin
tetanggaku ini. Dinding vaginnya tak henti-hentinya berkedut memberikan sensasi
nikmat pada ujung-ujung syarat nikmat yang ada pada seluruh permukaan kepala
dan batang Pnisku.
Secara perlahan pinggulnya berputar agar batang Pnisku mengucek dan mengocok
dinding vaginnya, kenikmatan semakin melambungkanku. Semakin lama gerakan
pinggulnya semakin bervariasi, berputar, melonjak, bergoyang, patah-patah
bahkan maju-mundur membua batang Pnisku seperti diplintir dan digiling oleh
mesin penggilingan nikmat.
Semakin lama gerakannya semakin cepat, dan nafasnya semakin memburu dan tak
lama kemudian badannya melonjak-lonjak keras dan diakhiri dengan tekanan vagin
yang sangat kuat sehingga Pnisku masuk sedalam-dalamnya, dinding vaginnya
dengan dahsyat memeras dan menjepit batang Pnisku dengan sangat kuat serta
kedutan-kedutan dinding vagin begitu cepat.
Badannya terdiam kaku, mulutnya terkatup rapat menahan agar jeritan nikmatnya
tak keluar dan kepalanya ditekankan pada pundakku, lalu beberapa detik kemudian
badannya terhempas lunglai diatas tubuhku, nafasnya terengah-engah. Kusibakan
jilbab lebar yang menutupi wajahku, tetanggaku menoleh kearahku dan menciumku
lembut dan mesra sebagai tanda bahwa sangat puas dengan orgasme yang baru
digapainya.
Sambil berciuman kurasakan bahwa jepitan dan kedutan dari dinding vaginnya
semakin melemah, pantatku menghentak keatas, sehingga batang Pnisku yang masih
tegang menggesek dinding vagin yang semakin basah dan licin, rasa nikmat
kembali menjalar ditubuhku mengakibatkan pantatku tanpa dapat kukendalikan
pantatku menghentak-hentak agar gesekan dan kocokan Pnisku di dalam vaginnya
terus-menerus memberikan rasa nikmat pada Pnisku.
Hentakan-hentakan tubuhku menyebabkan gairah kembali bangkit dan dia membalas
hentakan-hentakan pantatku dengan gerakan pinggul yang liar, semakin lama
semakin liar dan tak lama kemudian kembali dia mengejang menggapai nikmat
dengan mulut yang terkatup rapat ditandai dengan remasan dan jepitan yang kuat
dari dinding vaginnya pada batang Pnisku.
Beberapa kali dia mencapai orgasme dalam posisi seperti itu dalam jeda waktu
hanya beberapa menit untuk setiap pencapaian orgasme berikutnya.Hingga akhirnya
dia benar-benar terkulai lemah tidak mampu membalas hentakan-hentakanku.
Kubiarkan dia terkulai beberapa menit di atas tubuhku sambil badannya kepeluk
dari belakang dan pipinya kucium dan secara perlahan kuremas-remas buahdadanya
dari luar baju longgarnya.
Setelah kurasakan tenaganya terkumpul, kuangkat tubuhnya agar kerdiri
bersamaaan dengan tubuhku, namun kutahan agar Pnisku tidak lepas dari vaginnya,
kudorong tubuhnya agar mendekat ke kursi tamu yang berada tepat membelakangi
jendela, kutekan punggungnya agar membungkukkan badan dengan memegang bagian
atas sandaran kursi yang berada di pinggir jendela sebagai pegangan untuk
menjaga keseimbangan tubuhnya, Sedangkan Pnisku masih menusuk vaginnya dari
belakang melalui belahan pantatnya, suatu posisi dogy style sambil berdiri.
Ujung baju lebar yang ia kenakan semakin aku sibakkan ke arah pinggangnya
sehingga kedua tanganku dapat memegang pantatnya yang putih bulat
menggairahkan.
Perlahan aku mulai mengerakkan pantatku agar Pnisku menusuk-nusuk vaginnya
lebih dalam. Cengkraman vaginnya dalam posisi seperti ini semakin kuat menjepit
membuat kenikmatanku semakin bertambah, basah dan licinnya vagin membuat
gesekan dan kocokan Pnisku begitu lancar di dalam vaginnya. Kepalanya
terangguk-angguk menerima hentakan dan dorongan pinggulku.
Kenikmatan kembali menjalar ke seluruh pebuluh darahnya, dia membalas sodokan Pnisku
dengan menggoyang dan memutar pinggulnya laksana seorang penari dangdut membuat
kenikmatan yang kuterima semakin bertambah. Semakin lama goyang pinggulnya
semakin liar dan menghentak-hentak dan tak memerlukan waktu lama kembali
tubuhnya kejang kaku, tangannya mencengkram sandaran kursi dengan sangat kuat,
kepalanya terdongak ke atas. Dengan jerit tertahan kembali dia mengalami
orgasme yang hebat. Kudiamkan sejenak ketika dia menikmati sensasi orgasmenya,
karena pada saat itu aku sangat menikmati cengkraman, jepitan dan
kedutan-kedutan dinding vagin pada Pnisku.
Setelah kedutan dan cengkraman dinding vaginnya melemah, kembali aku
menusuk-nusukkan Pnisku. Setelah beberapa detik kemudian pinggulnya kembali
bergerak liar membalas sodokan-sodokan Pnisku, dan hanya beberapa menit
berselang kembali dia mengalami orgasme untuk yang entah keberapa kalinya pada
saat itu.
Beberapa kali ia orgasme dalam posisi seperti itu hingga akhirnya tubuhnya
ambruk ke atas kursi dan mengeluh pelan dan panjang.
“Uuhhhhhhh………”
Pada saat itu, aku merasa orgasme akan menghampiriku, maka tubuhnya langsung
kubalik agar telentang dengan kepala berada pada sandaran kursi bagian tengah.
Kedua tanganku kugunakan untuk membuka lebar-lebar pahanya sehingga vaginnya
yang basah dan licin semakin jelas terlihat mempesona. Kuarahkan kepala Pnisku
pada mulut liang vaginnya dan dengan cepat kudorong Pnisku hingga amblas sampai
ke pangkalnya. Lalu dengan semangat yang menggila aku pompa tubuhnya dengan
hentakan-hentakan yang liar dan tak terkendali.
Beberapa saat sebelum aku meraih puncak orgasmeku, samar-samar kulihat istri
dan anakku pulang dan sedang ngobrol dengan temannya beberapa meter sebelum
tiba di depan rumah. Rasa takut yang datang tiba-tiba menyebabkan aku menjerit
tertahan dan spermakupun muntah tanpa dapat kubendung. Cret…..cret…. cretttt…….
Uhhh…. suatu pencapaian oragsme yang sangat mendebarkan dan membuat jatung ini
serasa mau copot.
Dengan tergesa-gesa aku mencabut Pnisku yang masih beberapa kali memancarkan
sperma, sehingga beberapa tetes sperma menempel pada baju longgar yang
dikenakan tetanggaku. Kumasukkan Pnisku yang masih setengah tegang ke balik
celanaku dan kutarik sleting. Aku sedikit khawatir karena bagian depan celanaku
begitu basah oleh cairan kenikmatan tetanggaku. Aku langsung mengeluarkan
beberapa dus jamu dari dalam lemari dan menyimpannya di atas meja, sementara
tetanggaku berusaha merapihkan baju longgar dan jilbabnya agar tidak mencurigakan.
Ada sedikit basah di sana-sini oleh keringat kami yang membanjir.
Tetanggaku berusaha duduk tenang, dan tak lama kemudian istri dan anak-anakku
masuk ke rumah melalui pintu yang sengaja terbuka.
“Eehhh… ada tamu…! Udah lama, Bu ?” kata istriku seraya matanya melirik
beberapa dus jamu yang kusimpan di atas meja.
“Ahh…., ‘Ngga… baru saja…., Anu bu …, saya mau beli jamu yang biasa…, namun
ternyata bapak tidak tahu, malah akhirnya dia perlihatkan semuanya pada saya…”
Sahut tetanggaku berbohong dengan lihainya, sambil berusaha menutupi
kegugupannya….
“Oohhh…, emangnya bapak udah pulang ? ” tanya istriku dengan senyum penuh arti
“Kabarnya malam ini dia pulang…” jawab tetanggaku pula
“Harus siap-siap dong…., biar asyik !” goda istriku sambil tertawa genit pada tetanggaku,
kemudian dia menambahkan lagi “Panas sekali udara saat ini, Badan saya saya
basah oleh keringat…” Kata istriku memperlihatkan bajunya yang basah oleh
keringat.
“Betul.., Bu ! Akan turun hujan barangkali…..” jawab tetanggaku seolah-olah
mendapatkan alasan yang tepat atas keringat yang membasahi baju longgarnya.
Kutinggalkan mereka berdua di ruang tamu dan aku masuk ke kamarku sambil
berbaring dan merenung kejadian luar biasa yang baru saja terjadi. Tak lama
kemudian tetanggaku pulang dan istriku menghampiriku. Dia duduk di pinggir
tempat tidur dan berkata
“Pah…, kalau pipis jangan jorok…, malu kan sama tetangga, lihat tuh bagian
depan celana Papah basah !” sambil menunjuk bagian depan celanaku.
“Anu…, Mah tadi tersiram dari gayung…, waktu papah pipis” kataku berbohong.
Kejadian itu betul-betul mendebarkan, namun aku merasakan sensasi yang luar
biasa pada waktu melakukannya, apalagi hampir-hampir saja istriku memergoki apa
yang kami lakukan. oleh sebab itu sejak hari itu, aku selalu berhati-hati jika
ingin bercinta dengan tetanggaku.
#6 Nikmatnya ML dengan Mantan Muridku
Namaku Arlin, tinggi 160 cm, berat 56 kg dengan lingkar pinggang 65 cm, Secara keseluruhan, sosokku terlihat kencang dan garis seksi tubuhku tampak jelas bila mengenakan pakaian yang ketat terutama pakaian senam. Aku adalah Ibu dari dua anak, berusia 42 tahun dan bekerja sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota Semarang.
Kata orang bentuk tubuhku mirip salah satu artis yang tetap
kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku
memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dan
semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur.
Kira-kira 6 tahun yang lalu saat umurku masih 36 tahun salah
seorang sahabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia
teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya.
Nama nya Sandy, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173
cm. Badannya kurus kekar karena Sandy seorang atlit karate di tempatnya. Oh ya,
Sandy ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi Guru SD.
Sandy sangat sopan dan tau diri. Dia banyak membantu pekerjaan
rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian.
Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku
sering mengajaknya main tenis bersama.
Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku
sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan
baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Sandy memperlihatkan
sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan
garis tubuhku.
Sekitar 4 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat
tugas sekolah keluar negeri selama 3 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena
aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan S*x ku yang masih menggebu-gebu.
Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin
melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 2 kali. Mungkin itu karena
olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak
muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri.
Awalnya biasa saja, tapi setelah 8 bulan kesepian yang amat
sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi
malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, aku masih belum juga bangun walau jam
telah menunjukkan angka 9.
Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah
nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan,
aku lalu langsung kembali tidur-tiduran di kamarku. Tak lama terdengar suara
pintu yang dibuka.
“Bu Arlin..?” Suara Sandy berbisik, aku diam saja.
Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat, aku tercekat ketika
merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Sandy sudah
berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku,
tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan
baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi
berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.
“Bu Arlin..?” Suara Sandy terdengar lebih keras, kukira dia
ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyenyak atau tidak. Aku memutuskan
untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher.
Lalu kurasakan Sandy mengelus bibirku, jantungku seperti
melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi
tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal
otomatis ketiakku terlihat.
Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur. Kuatur napas selembut mungkin lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku.
Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah
dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus,
aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai
diremas-remas, dan aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di
dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran
seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.
Sekarang tangan Sandy sedang berusaha membuka kancing BH-ku
dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan
memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti malah membuatnya
takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam.
Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku,
kulirik pelan, kulihat Sandy mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku lalu ia
menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan
isapannya, namun aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah
tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku
disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat
sekali.
Tangan kanan Sandy mulai menelusuri selangkanganku,
kurasakan jarinya meraba vaginku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginku
sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Sandy menekan-nekan lubang vaginku
dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku.
Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Sandy mencoba memasuki lubang vaginku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.
“Sandy!! Ngapain kamu?”
Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Sandy menekan
pundakku dengan keras. Tiba-tiba Sandy mencium mulutku dengan cepat, aku
berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi Sandy makin
keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku
kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang kekar dan berotot. Kurasakan mulutnya
kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura
menolak.
“Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini,
maafkan saya Bu…” Sandy melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan
meminta.
“Kamu kan bisa dengan teman-teman kamu yang masih muda.
Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut.
“Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Arlin.. Saat SD saya
sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,”
jawab Sandy.
“Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah”
Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah
tidak tahan ingin dijamah olehnya. Lalu Sandy melumat bibirku dan pelan-pelan
aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku.
Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang
ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada
di tubuhku, kupandangi badanku di cermin.
Benarkah pemuda seperti Sandy terangsang melihat tubuhku
ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta
dengan remaja yang masih panas. Keluar dari kamar mandi, matanya terbeliak
melihat tubuh sintalku yang tidak tertutup sehelai benangpun.
“Body Ibu bagus banget…” dia memuji sembari mengecup putting
susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan
kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga,
leher, hingga ke dadaku.
Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi.
Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga
dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.
“Ibu hebat…,” desisnya.
“Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mengacak-acak rambut
Sandy yang panjang seleher.
“Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.
“Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas
tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya.
Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki
mengangkang. Dibukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih
batang Pnisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.
Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Sandy minta gantian, dia
ingin mengerjai vaginku.
“Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain Pnis kamu San!”
Cegahku sambil menciumnya.
Sandy tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya?” godanya.
“Kamu juga sudah enggak kuat kan sebenarnya San,” Balasku
sambil mencubit perutnya yang berotot.
Sandy tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan,
berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Sandy pintar
sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat.
Terasa vaginku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar
menanti terobosan batang kemaluan Sandy yang besar.
Berbeda dengan suamiku, Sandy nampaknya lebih sabar. Dia
tidak segera memasukkan batang Pnisnya, melainkan terus menciumi sekujur
tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya
kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi
hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.
Sandy menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh
kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Sandy, lalu diremas-remasnya
buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali
pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginku dari belakang.
Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginku yang basah
merekah.
“Vagin Ibu bagus, tebel, pasti enak bercinta sama Ibu…,” dia
berbisik persis di telingaku.
Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama
tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja
apapun yang dilakukan Sandy, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat
sebelah pahaku.
Mataku terpejam rapat, seakan tidak dapat lagi membuka. Terasa
nafas Sandy semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang
telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara
yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda
tumpul menyeruak masuk ke liang vaginku dari arah belakang. Oh, my God, dia
telah memasukkan rudalnya…!!!
Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan
hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Sandy
memasuki liang vaginku. Terasa penuh, nikmat luar biasa.
“Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan.
Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Sandy mulai memaju mundurkan
roket rudalnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali.
“Saann, Pnismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit.
Sandy tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan
rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku
semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang Pnisnya yang besar itu seperti hendak
membongkar liang vaginku sampai ke dasar.
“Oohh…, Saannn…!!!”
Sandy malah semakin bersemangat mendengar jerit dan
rintihanku. Aku semakin erotis.
“Aahh, Pnismu…, oohh, aarrghh…, Pnismuu…, oohh…!!!”
Sandy terus mengenjot-genjot. Tenaganya kuat sekali, apalagi
dengan batang Pnis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh
dengan posisi menyamping, nampaknya Sandy sama sekali tidak kesulitan
menyodokkan batang kemaluannya pada vaginku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan
meledak.
“Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit.
“Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget bercinta
sama Ibu!” Sandy menyodok-nyodok semakin kencang.
“Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”
“Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus Pnismuuu…!”
“Oh, ah, uuugghhh… ”
“Enaaak…, Pnis kamu enak, Pnis kamu sedap, yahhh,
teruuusss…”
Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat
Sandy, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus
tinggi-tinggi. Terasa vaginku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme!
Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali
nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah beberapa bulan aku tak merasakan
kenikmatan seperti ini. Sandy mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku.
Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku
menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme.
Kuturuti permintaan Sandy. Dengan agak lunglai akibat
orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Sandy
mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap
menancap dalam vaginku.
Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata
dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara
teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan
birahinya sudah cukup tinggi tadi.
Aku menikmati gerakan maju-mundur Pnis Sandy dengan diam.
Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginku mulai
terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Sandy segera
menunduk dan dikecupnya pipiku.
“San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir
keluar,” kataku terus terang.
“Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut
di telingaku.
Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Sandy
mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti
mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku
perlahan, ke kiri dan ke kanan.
Sandy melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu
gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras
menghujam-hujam vaginku. Aku mulai mengerang-erang lagi.
“Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, Pnismu enak bangeett… Ssann!!”
Sandy tidak bersuara, melainkan mengenjot-genjot semakin
kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali,
birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Sandy pun kali ini segera akan
mencapai klimaks.
Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku
cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumaju mundurkan berlawanan
dengan gerakan Sandy. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera
akan orgasme.
Tiba-tiba Sandy menyuruhku berbalik. Dicabutnya Pnisnya dari
kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu ku kangkangkan kedua kakiku dengan
setengah mengangkat. Sandy langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat
pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Sandy memegang kedua kakiku di
bawah lutut, lalu batang Pnisnya yang keras menghujam mulut vaginku yang
menganga.
“Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.
“Aku hampir keluar!” Sandy bergumam. Gerakannya langsung
cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku
pasrah saja, menikmati genjotan-genjotan keras batang kemaluan Sandy. Kedua
tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.
“Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.
“Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak bercinta sama
Ibu!” Erang Sandy
“Ibu juga, Ibu juga, vagin Ibu keenakaan…!” Balasku.
“Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagin Ibu enak bangeet… ”
“Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku
juga mau keluarr!”
“Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau
keluaaar…!”
“Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginku keenakan,
aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…,
aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”
Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginku terasa
berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya
orgasme. Pada saat bersamaan, Sandy menekan kuat-kuat, menghujamkan batang
kemaluannya dalam-dalam di liang vaginku.
“Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya
menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginku. Nikmatnya tak terkatakan,
indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu.
Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami
masih terus bertautan. Sandy memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama
sibuk mengatur nafas.
“Enak banget,” bisik Sandy beberapa saat kemudian.
“Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Sandy
bergerak-gerak di dalam vaginku.
“Vagin Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…”
“Apalagi Pnis kamu…, gede, keras, dalemmm…”
Sandy bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya
tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik
kegelian. Sandy menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak.
Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku.
Sandy lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku
dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Sandy karena
kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Sandy mengangkat
wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,
“Aku bisa enggak puas-puas bercinta sama Ibu… Ibu juga suka
kan?”
Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Sandy sebagai
jawaban.
Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break
sejenak di sore hari malamnya Sandy kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya
malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku
mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai,
lemas tak bertenaga.
Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke
sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira
aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam
dengan bekas muridku yang perkasa.
Sudah seminggu Sandy menjadi suami ku. Dan jujur saja aku
sangat menikmati kehidupan malamku selama seminggu ini. Sandy benar-benar
pemuda yang sangat perkasa, selama seminggu ini liang vaginku selalu disiramnya
dengan sperma segar. Dan entah berapa kali aku menahan jeritan karena
kenikmatan luar biasa yang ia berikan.
Walaupun malam sudah puas menjilat, menghisap, dan mencium
sepasang payudaraku. Sandy selalu meremasnya lagi jika ingin berangkat kuliah
saat pagi hari, katanya sich buat menambah semangat. Aku tak mau melarang
karena aku juga menikmati semua perbuatannya itu, walau akibatnya aku harus
merapikan bajuku lagi.
Malam itu sekitar jam setengah 10-an. Setelah menidurkan
anakku yang paling bungsu, aku pergi kekamar mandi untuk berganti baju. Sandy
meminta aku mengenakan pakaian yang biasa aku pergunakan ke sekolah.
Setelah selesai berganti pakaian aku lantas keluar dan duduk
di depan meja rias. Lalu berdandan seperti yang biasa aku lakukan jika ingin
berangkat mengajar kesekolah. Tak lama kudengar suara ketukan, hatiku langsung
bersorak gembira tak sabar menanti permainan apa lagi yang akan dilakukan Sandy
padaku.
“Masuk.. Nggak dikunci,” panggilku dengan suara halus.
Lalu Sandy masuk dengan menggunakan T-shirt ketat dan celana
putih sependek paha.
“Malam ibu… Sudah siap..?” Godanya sambil medekatiku.
“Sudah sayang…” Jawabku sambil berdiri.
Tapi Sandy menahan pundakku lalu memintaku untuk duduk
kembali sambil menghadap kecermin meja rias. Lalu ia berbisik ketelingaku
dengan suara yang halus.
“Bu.. Ibu mau tahu nggak dari mana biasanya saya mengintip
ibu?”
“Memangnya lewat mana..?” Tanyaku sambil membalikkan
setengah badan.
Dengan lembut ia menyentuh daguku dan mengarahkan wajahku
kemeja rias. Lalu sambil mengecup leherku Sandy berucap.
“Dari sini bu..” Bisiknya.
Dari cermin aku melihat disela-sela kerah baju yang
kukenakan agak terbuka sehingga samar-samar terlihat tali BH-ku yang berwarna
hitam. Pantas jika sedang mengajar di depan kelas atau mengobrol dengan
guru-guru pria disekolah, terkadang aku merasa pandangan mereka sedang
menelanjangi aku. Rupanya pemandangan ini yang mereka saksikan saat itu.
Tapi toh mereka cuma bisa melihat, membayangkan dan ingin
menyentuhnya pikirku. Lalu tangan kanan Sandy masuk kecelah itu dan mengelus
pundakku. Sementara tangan kirinya pelan-pelan membuka kancing bajuku satu
persatu. Setelah terbuka semua Sandy lalu membuka bajuku tanpa melepasnya. Lalu
ia meraih kedua payudaraku yang masih tertutup BH.
“Inilah yang membuat saya selalu mengingat ibu sampai
sekarang,” Bisiknya ditelingaku sambil meremas kedua susuku yang masih kencang
ini. Lalu tangan Sandy menggapai daguku dan segera menempelkan bibir hangatnya
padaku dengan penuh kasih dan emosinya.
Aku tidak tinggal diam dan segera menyambut sapuan lidah
Sandy dan menyedot dengan keras air liur Sandy, kulilitkan lidahku menyambut
lidah Sandy dengan penuh getaran birahi. Kemudian tangannya yang keras
mengangkat tubuhku dan membaringkannya ditengah ranjang.
Ia lalu memandang tubuh depanku yang terbuka, dari cermin
aku bisa melihat BH hitam yang transparan dengan “push up bra style”. Sehingga
memberikan kesan payudaraku hampir tumpah meluap keluar lebih sepertiganya.
Untuk lebih membuat Sandy lebih panas, aku lalu
mengelus-elus payudaraku yang sebelah kiri yang masih dibalut bra, sementara
tangan kiriku membelai vagin yang menyembul mendesak CD-ku, karena saat itu aku
mengenakan celana “mini high cut style”.
Sandy tampak terpesona melihat tingkahku, lalu ia
menghampiriku dan menyambar bibirku yang lembut dan hangat dan langsung
melumatnya. Sementara tangan kanan Sandy mendarat disembulan payudara sebelah
kananku yang segar, dielusnya lembut, diselusupkan tangannya dalam bra yang
hanya 2/3 menutupi payudaraku dan dikeluarkannya buah dadaku.
Ditekan dan dicarinya puting susuku, lalu Sandy memilinnya
secara halus dan menariknya perlahan. Perlakuannya itu membuatku melepas ciuman
Sandy dan mendesah, mendesis, menghempaskan kepalaku kekiri dan kekanan.
Selepas tautan dengan bibir hangatku, Sandy lalu menyapu
dagu dan leherku, sehingga aku meracau menerima dera kenikmatan itu.
“Saan… Saann… Kenapa kamu yang memberikan kenikmatan ini..”
Sandy lalu menghentikan kegiatan mulutnya. Tangannya segera
membuka kaitan bra yang ada di depan, dengan sekali pijitan jari telunjuk dan
ibu jari sebelah kanan Sandy, Segera dua buah gunung kembarku yang masih
kencang dan terawat menyembul keluar menikmati kebebasan alam yang indah.
Lalu Sandy menempelkan bibir hangatnya pada buah dadaku
sebelah kanan, disapu dan dijilatnya sembulan daging segar itu. Secepat itu
pula merambatlah lidahnya pada puting coklat muda keras yang segar menantang ke
atas. Sandy mengulum putingku dengan buas, sesekali digigit halus dan
ditariknya dengan gigi.
Aku hanya bisa mengerang dan mengeluh, sambil mengangkat
badanku seraya melepaskan baju dan rok kerjaku beserta bra warna hitam yang
telah dibuka Sandy dan kulemparkan kekursi rias. Dengan penuh nafsu Sandy
menyedot buah dadaku yang sebelah kiri, tangan kanannya meraba dan menjalar
kebawah sampai dia menyentuh CD-ku dan berhenti digundukan nikmat yang penuh
menantang segar ke atas.
Lalu Sandy merabanya ke arah vertikal, dari atas kebawah.
Melihat CD-ku yang sudah basah lembab, ia langsung menurunkannya, mendorong
dengan kaki kiri dan langsung membuangnya sampai jatuh ke karpet.
Tangan kanan itu segera mengelus dan memberikan sentuhan
rangsangan pada vaginku, dimana bagian atasnya ditumbuhi bulu halus terawat,
dibagian belahan vagin bagian bawahnya bersih dan mulus tiada berambut.
Rangsangan Sandy semakin tajam dan hebat sehingga aku meracau.
“Saaan.. Sentuh ibu sayang, .. Saann buat.. Ibu terbaang..
Pleaase.”
Sandy segera membuka gundukan tebal vagin milikku lalu
mulutnya segera menjulur kebawah dan lidahnya menjulur masuk untuk menyentuh
lebih dalam lagi mencari kloritasku yang semakin membesar dan mengeras. Dia
menekan dengan penuh nafsu dan lidahnya bergerak liar ke atas dan kebawah.
Aku menggelinjang dan teriak tak tahan menahan orgasme yang
akan semakin mendesak mencuat bagaikan gunung merapi yang ingin memuntahkan
lahar nya. Dengan terengah-engah kudorong pantatku naik, seraya tanganku
memegang kepala Sandy dan menekannya kebawah sambil mengerang.
“Ssaann.. Aarghh..”
Aku tak kuasa menahannya lagi hingga menjerit saat menerima
ledakan orgasme yang pertama, lahar pun meluap menyemprot ke atas hidung Sandy
yang mancung.
“Saan.. Ibu keluaa.. aar.. Sann..” vaginku berdenyut kencang
dan mengejanglah tubuhku sambil tetap meracau.
“Saan.. Kamu jago sekali memainkan lidahmu dalam vaginku
sayang.. Cium ibu sayang.”
Sandy segera bangkit mendekap erat diatas dadaku yang dalam
keadaan oleng menyambut getaran orgasme. Ia lalu mencium mulutku dengan kuatnya
dan aku menyambutnya dengan tautan garang, kuserap lidah Sandy dalam rongga
mulutku yang indah.
Tubuhku tergolek tak berdaya sesaat, Sandy pun mencumbuku
dengan mesra sambil tangannya mengelus-elus seluruh tubuhku yang halus, seraya
memberikan kecupan hangat didahi, pipi dan mataku yang terpejam dengan penuh
cinta. Dibiarkannya aku menikmati sisa-sisa kenikmatan orgasme yang hebat.
Setelah merasa aku cukup beristirahat Sandy mulai menyentuh
dan membelaiku lagi. Aku segera bangkit dan mendorong badan Sandy yang berada
diatasku. Kudekatkan kepalaku kewajahnya lalu kucium dan kujilati pipinya,
kemudian menjalar kekupingnya.
Kumasukkan lidahku ke dalam lubang telinga Sandy, sehingga
ia meronta menahan gairahnya. Jilatanku makin turun kebawah sampai keputing
susu kiri Sandy yang berambut, Kubelai dada Sandy yang bidang berotot sedang
tangan kananku memainkan puting yang satunya lagi. Mengelinjang Sandy mendapat
sentuhan yang menyengat dititik rawannya yang merambat gairahnya itu, Sandy pun
mengerang dan mendesah.
Kegiatanku semakin memanas dengan menurunkan sapuan lidah
sambil tanganku merambat keperut. Lalu kumainkan lubang pusar Sandy ditekan
kebawah dan kesamping terus kulepaskan dan kubelai perut bawah Sandy sampai
akhirnya kekemaluan Sandy membesar dan mengeras. Kuelus lembut dengan jemari
lentikku batang kemaluan Sandy yang menantang ke atas, berwarna kemerahan
kontras dengan kulit Sandy yang putih.
Melihat keadaan yang sudah menggairahkan tersebut aku
menjadi tak sabar dan segera kutempelkan bibir hangatku kekepala rudalnya Sandy
dengan penuh gelora nafsu, kusapu kepala rudalnya dengan cermat, kuhisap lubang
air seninya sehingga membuat Sandy memutar kepalanya kekiri dan kekanan,
mendongkak-dongkakkan kepalanya menahan kenikmatan yang sangat tiada tara,
adapun tangannya menjambak kepalaku.
“Buuu.. Dera nikmat darimu tak tertahankan.. Kuingin
memilikimu seutuhnya,” Sandy mengerang.
Aku tidak menjawabnya, hanya lirikan mataku sambil
mengedipkannya satu mata ke arah Sandy yang sedang kelenjotan. Sukmanya sedang
terbang melayang kealam raya oleh hembusan cinta birahi yang tinggi. Adapun
tanganku memijit dan mengocoknya dengan ritme yang pelan dan semakin cepat,
sementara lidahku menjilati seluruh permukaan kepala rudalnya tersebut.
Termasuk dibagian urat yang sensitif bagian atas sambil kupijat-pijat dengan
penuh nafsu birahi.
Sadar akan keadaan Sandy yang semakin mendaki puncak kenikmatan
dan akupun sendiri telah terangsang. Denyutan vaginku telah mempengaruhi
deburan darah tubuhku, kulepaskan kumulan rudalnya Sandy dan segera kuposisikan
tubuhku diatas tubuh Sandy menghadap kekakinya.
Kumasukkan rudalnya Sandy yang keras dan menegang ke dalam
relung nikmatku. Segera kuputar dan kupompa naik turun sambil menekan dan
memijat dengan otot vagin sekuat tenaga. Ritme gerakan pun kutambah sampai
kecepatan maksimal.
Sandy berteriak, sementara aku pun terfokus menikmati dera
kenikmatan gesekan kontol sandy yang menggesek G-spotku berulang kali sehingga
menimbulkan dera kenikmatan yang tidak bisa terlukis dengan kata-kata. Tangan
Sandy pun tak tinggal diam, diremasnya pantatku yang bulat montok indah, dan
dielus-elusnya anusku, sambil menikmati dera goyanganku pada rudalnya. Dan
akhirnya kami berdua berteriak.
“Buu Liinnaa.. Aku tak kuat lagi.. Berikan kenikmatan lebih
lagi bu.. Denyutan diujung rudalku sudah tak tertahankan”
“Ibu pandai… Ibu liaarr… Ibu membuatku melayang.. Aku mau
keluarr” .
Lalu Sandy memintaku untuk memutar badan menghadap pada dirinya dan dibalikkannya tubuhku. Sekarang aku berada dibawah tubuhnya bersandarkan bantal tinggi, lalu Sandy menaikkan kedua kakiku kebahunya kemudian ia bersimpuh di depan memekku.
Sambil mengayun dan memompa rudalnya dengan cepat dan kuat.
Aku bisa melihat bagaimana wajah Sandy yang tak tahan lagi akan denyutan
diujung rudal yang semakin mendesak seakan mau meledak.
“Buu… Pleaass.. See.. Aku akaan meleedaaakkh!”
“Tungguu Saan.. Orgasmeku juga mauu.. Datang ssayaang.. Kita
sama-sama yaa..”
Akhirnya… Cret.. Cret.. Cret… tak tertahankan lagi bendungan
Sandy jebol memuntahkan spermanya di vaginku. Secara bersamaan akupun mendengus
dan meneriakkan erangan kenikmatan.
Segera kusambar bibir Sandy, kukulum dengan hangat dan
kusodorkan lidahku ke dalam rongga mulut Sandy. Kudekap badan Sandy yang
mengejang, basah badan Sandy dengan peluh menyatu dengan peluhku.
#7 Cerita Menikmati tubuh seorang Janda Tante
Sebenarnya jujur aku merasa malu juga untuk menceritakan
pengalamanku ini, akan tetapi melihat pada jaman ini mungkin hal ini sudah
dianggap biasa. Maka aku beranikan diri untuk menceritakanya kepada para
pembaca. Tetapi ada baiknya aku berterus terang bahwa aku menyukai wanita yang
lebih tua karena selain lebih dewasa juga mereka lebih suka merawat diri. Aku
seorang pria yang suka terhadap wanita yang lebih tua daripadaku.
Dimulai dari aku SMA aku sudah berpacaran dengan kakak
kelasku begitu juga hingga aku menamatkan pendidikan sarjana sampai bekerja
hingga saat ini. Satu pengalaman yang tak terlupakan adalah ketika aku
berpacaran dengan seorang janda beranak tiga.
Demikian kisahnya, suatu hari ketika aku berangkat kerja
dari Tomang ke Kelapa Gading, aku tampak terburu-buru karena waktu sudah
menunjukkan pukul 07.45. Sedangkan aku harus sampai di kantor pukul 08.30
tepat. Aku terpaksa pergi ke Tanah Abang dengan harapan lebih banyak kendaraan
di sana. Sia-sia aku menunggu lebih dari 15 menit akhirnya aku putuskan aku
harus berangkat dengan taxi. Ketika taxi yang kustop mau berangkat tiba-tiba
seorang wanita menghampiriku sambil berkata, “Mas, mau ke Pulo Gadung ya?”
tanyanya, “Saya boleh ikut nggak? soalnya udah telat nich.”
Akhirnya aku perbolehkan setelah aku beritahu bahwa aku
turun di Kelapa Gading. Sepanjang perjalanan kami bercerita satu sama lain dan
akhirnya aku ketahui bernama Dewi, seorang janda dengan 3 orang anak dimana
suaminya meninggal dunia. Ternyata Dewi bekerja sebagai Kasir pada sebuah
katering yang harus menyiapkan makanan untuk 5000 buruh di Kawasan Industri
Pulo Gadung. Aku menatap wanita di sebelahku ini ternyata masih cukup menggoda juga.
Dewi, 1 tahun lebih tua dari aku dan kulit yang cukup halus, bodi yang sintal
serta mata yang menggoda. Setelah meminta nomor teleponnya aku turun di
perempatan Kelapa Gading. Sampai di kantor aku segera menelepon Dewi, untuk
mengadakan janji sore hari untuk pergi ke bioskop.
Tidak seperti biasanya, tepat jam 05.00 sore aku bergegas
meninggalkan kantorku karena ada janji untuk betemu Dewi. Ketika sampai di
Bioskop Jakarta Theater, tentunya yang sudah aku pilih, kami langsung antri
untuk membeli tiket. Masih ada waktu sekitar 1 jam yang kami habiskan untuk
berbincang-bincang satu sama lain. Selama perbincangan itu kami sudah mulai
membicarakan masalah-masalah yang nyerempet ke arah seks. Tepat jam 19.00,
petunjukan dimulai aku masuk ke dalam dan menuju ke belakang kiri, tempat duduk
favorit bagi pasangan yang sedang dimabuk cinta.
Cerita S*x Bersetubuh Dengan – Pertunjukan belum dimulai aku
sudah membelai kepala Dewi sambil membisikkan kata-kata yang menggoda. “Dewi,
kalau dekat kamu, saudaraku bisa nggak tahan,” kataku sambil menyentuh buah
dadanya yang montok. “Ah Mas, saudaranya yang di mana?” katanya, sambil
mengerlingkan matanya. Melihat hal itu aku langsung melumat habis bibirnya
sehingga napasnya nampak tersengal-sengal. “Mas, jangan di sini dong kan malu,
dilihat orang.” Aku yang sudah terangsang segera mengajaknya keluar bioskop
untuk memesan taxi. Padahal pertunjukan belum dimulai hanya iklan-iklan film
saja yang muncul.
Setelah menyebutkan Hotel **** (edited), taxi itupun melaju
ke arah yang dituju. Sepanjang perjalanan tanganku dengan terampil meremas buah
dada Dewi yang sesekali disertai desahan yang hebat. Ketika tanganku hendak
menuju ke vagin dengan segera Dewi menghalangi sambil berkata, “Jangan di sini
Mas, supir taxinya melihat terus ke belakang.” Akhirnya kulihat ke depan memang
benar supir itu melirik terus ke arah kami. Sampai di tempat tujuan setelah
membayar taxi, kami segera berpelukan yang disertai rengekan manja dari Dewi,
“Mas Jo, kamu kok pintar sekali sih merangsang aku, padahal aku belum pernah
begini dengan orang yang belum aku kenal.” Seraya sudah tidak sabar aku tuntun
segera Dewi ke kamar yang kupesan. Aku segera menjilati lehernya mulai dari
belakang ke depan. Kemudian dengan tidak sabarnya dilucutinya satu persatu yang
menempel di badanku hingga aku bugil ria. Pnisku yang sudah menegang dari tadi
langsung dalam posisi menantang Dewi.
Cerita S*x Bersetubuh Dengan Wanita Setengah Baya Terbaru
2020
Kemudian aku membalas melucuti semua baju Dewi, sehingga dia
pun dalam keadaan bugil. Kemudian dengan rakus dijilatinya pnisku yang merah
itu sambil berkata, “Mas kntlnya merah banget aku suka.” Dalam posisi 69
kujilati juga vagin Dewi yang merekah dan dipenuhi bulu-bulu yang indah. 10
Menit, berlalu tiba-tiba terdengar suara, “Mas, aku mau keluaarr..”
“Cret.. cret.. cret..”
Vagin Dewi basah lendir yang menandakan telah mencapai
oragasmenya. 5 Menit kemudian aku segera menyusul, “Dewi, Wi, Mas mau keluar..”
“Crot.. crot.. crot..” Spermaku yang banyak akhirnya diminum
habis oleh Dewi.
Setelah itu kami pun beristirahat. Tidak lama kemudian Dewi
mengocok kembali pnisku yang lunglai itu. Tidak lama kemudian pnisku berdiri
dan siap melaksanakan tugasnya. Dituntun segera pnisku itu ke vaginnya.
Pemanasan dilakukan dengan cara menggosokkan pnisku ke vaginnya. Dewi mendesah
panjang, “Mas, kntlnya kok bengkok sih, nakalnya ya dulunya?” Tidak kuhiraukan
pembicaraan Dewi, aku segera menyuruhnya untuk memasukkan pnisku ke vaginnya.
“Dewi, masukkan cepat! Jonathan tidak tahan lagi nih.” Sleep.. bless.. masuk
sudah pnisku ke vaginnya yang merekah itu. Tidak lupa tanganku meremas buah
dadanya sesekali menghisap payudaranya yang besar walaupun agak turun tapi
masih nikmat untuk dihisap. Goyangan demi goyangan kami lalui seakan tidak
mempedulikan lagi apakah yang kami lakukan ini salah atau tidak. Puncaknya
ketika Dewi memanggil namaku, “Jonathan.. terus.. terus.. Dewi, mau keluar..”
Akhirnya Dewi keluar disertai memanggil namaku setengah berteriak, “Jonathan..
aku.. keluaarr..” sambil memegang pantatku dan mendorongnya kuat-kuat.
Tidak berselang lama aku pun merasakan hal sama dengan Dewi,
“Wi.. ah.. ah.. tumpah dalam atau minum Wi..” kataku. Terlambat akhirnya pejuku
tumpah di dalam, “Wi.. kamu hebat.. walaupun sudah punya 3 anak,” kataku sambil
memujinya. Akhirnya malam itu kami menginap di hotel **** (edited). Kami
berpacaran selama 1 tahun, walaupun sudah putus, tetapi kami masih berteman
baik.
Adakah di antara pembaca baik itu gadis, janda, maupun tante yang bersedia kencan lepas denganku aku siap melayaninya, terlebih lagi kalau lebih tua dariku. Silakan kirim email ke alamatku disertai nomor telepon, pasti aku hubungi. Benar juga kata pepatah, “Kelapa yang tua, tentu banyak juga santannya”. Yang lebih tua memang enak juga untuk dikencani.
Tags : cerita cinta penuh dosa terindah - cerita cinta penuh dosa besar - kisah cinta penuh dosa - kisah nyata cerita cinta penuh dosa - cinta terlarang kisah nyata cerita cinta penuh dosa - cerita cinta kamar hotel - cerita cinta yang negatif - cerita ngeres tapi romantis - ml cinta - selingkuh janda - cerita cinta penuh dosa - cerpen ,21, +++ - portal dewasa - cerita cinta kamar hotel - ml cinta - cerita cinta bokeh museum - cerita cinta remaja negatif
0 Response to "7 Kisah Nyata Cerita Cinta Penuh Dosa Besar"
Post a Comment