Contoh Naskah Drama Teater Panjang (Karya Mancanegara)
Dalam postingan kali ini, saya akan membagikan contoh naskah drama teater semoga bisa menjadi referensi Anda yang membutuhkan.
Baiklah, inilah...
Naskah Drama
Baiklah, inilah...
contoh naskah drama teater
END GAME
Karya Samuel Barclay Beckett
K L O V
H A M
N A G
N E L
TIGA BUAH TONG BERJAJAR DIPANGGUNG, DIDALAM TONG2 INI, KLOV-HAM-NEL MASING2 BERSEMBUNYI. BEBERAPA BINGKAI JENDELA MENGGANTUNG DIUDARA SETINGGI MANUSIA, MENGHADAP KE ARAH PENONTON. DI SEBELAHNYA AGAK MEPET KE ‘WING’ ADA TANGGA TALI MENUJU KE ATAS. TUMPUKAN LEVEL DI SEBELAH KANAN BELAKANG, MIRIF KUBUS, TAMPAK NAG DUDUK MIRING STATIS DIATAS KUBUS INI, MENGHADAP KE ARAH PENONTON. SEBUAH KOTAK KUBUS YANG LAIN (TANPA TUTUP) JUGA TAMPAK BERADA DI PINGGIR PANGGUNG BAGIAN DEPAN, DALAM KUBUS INI BERISI TEPUNG.
PANGGUNG GELAP, KECUALI SEBUAH SPOTLIGHT MENYOROT REDUP KE ARAH NAG. TERDENGAR SUARA MUSIK MONOTONE BEBERAPA SAAT. VOLUME MUSIK MAKIN LAMA MAKIN KERAS, HINGGA BISING. KEMUDIAN MUSIK FADE OUT. DISUSUL LAMPU SPOTLIGHT YANG LAIN SECARA MENDADAK MENYOROT TERANG KE ARAH TONG KLOV, LALU KLOV PERLAHAN MENYEMBULKAN KEPALANYA DARI DALAM TONG SAMPAI SEBATAS LEHER. DIAM BEBERAPA DETIK LALU BICARA.
KLOV (Datar Tersendat-Sendat)
Ber-akhir. Ini sudah ber-akhir. Men-de-kati ber-a-akhir. Ini hampir se-ge-ra ber-akhir.
(Pause)
Butir demi butir, satu demi satu, dan suatu hari, tiba-tiba, disana menumpuk, sedikit tumpukan, tumpukan tidak nalar.
(Pause)
Saya tidak dapat dihukum lagi
(Pause)
Kini saya akan pergi setapak demi setapak, menunggu dia
(Menoleh Kearah Tong Ham)
menyiuliku. Dimensi-dimensi yang cermat, ukuran-ukuran yang tepat, saya akan bersandar dimeja, melihat ke dinding, dan menunggu dia menyiuliku.
(BERSIUL)
LAMPU SPOT LAIN MENYOROT TIBA2 KE TONG HAM, LALU HAM MENYEMBULKAN KEPALANYA. MENGUAP PANJANG.
HAM
Aku
(Menguap Lagi)
main! Sahabat karib tua! Dapatkah penderitaan itu mulia? Mungkin sekali! Tapi itu dulu. Sedang sekarang?
(Pause)
Bapakku? Ibuku? Anjingku?
(Pause)
Ah, aku rela percaya bahwa mereka banyak menderita sebagaimana orang yang dapat menderita. Tapi apakah itu berarti penderitaan mereka, Bapakku, Ibuku, anjingku, sama dengan penderitaanku? Mungkin saja!
(Pause)
Pasti, segalanya sudah mutlak. Semakin besar manusia, semakin berisi, dan semakin kosong.
(Pause, Menoleh Kearah Klov)
Klov!
(Pause. Klov Diam)
Tidak, sendirian! Mimpi apa? Hutan belantara itu!
(Pause)
Cukup, waktunya sudah berakhir, juga di tempat perlindungan.
(Pause)
Tapi aku bimbang. Bimbang untuk mengakhiri. Ya, sekarang waktunya untuk berakhir, tapi aku ragu-ragu untuk mengakhiri.
(Menggeliat)
Oh, Tuhan, aku capek. Sebaiknya aku keluar dari tong ini. Sebaiknya aku tidur
(Klov Bersin Keras Sekali, Ham Segera Membentaknya)
Kamu mengotori udara! Ayo suruh aku bersiap-siap tidur.
KLOV
Saya baru saja membangunkan anda.
HAM
Bagaimana itu?
KLOV
Saya tidak bisa menyuruh anda bangun dan menggotong ke
tempat tidur setiap lima menit. Masih ada
banyak hal yang harus saya kerjakan.
HAM
Apakah kamu pernah lihat mataku?
KLOV
Belum.
HAM
Kenapa kamu tidak ingin mencobanya? Sementara aku tidur
kamu bisa mengambil kacamataku, lalu lihat mataku.
KLOV
Menjembeng-jembeng klopak mata anda? Oh, tidak.
HAM
Satu saat dalam hari-hari ini, aku ingin perlihatkan mata
ini.
(Pause)
Tampaknya mataku sudah putih semua.
(Pause)
Jam berapa sekarang?
KLOV
Sama seperti biasa.
HAM (bangkit dari dalam tong, memandang sekeliling)
Kamu sudah lihat?
KLOV
Ya.
HAM
Apa?
KLOV
Kosong.
HAM (mencium-cium udara)
Rasa-rasanya mau hujan.
KLOV (mencium-cium udara)
Tidak.
HAM
Lalu apa yang kamu rasakan?
KLOV
Saya tidak mengeluh.
HAM
Kamu rasa normal?
KLOV (bangkit dari dalam tong)
Saya katakan, saya tidak ada keluhan.
HAM
Aku merasa agak ganjil.
(Pause)
KLOV!
KLOV
Ya.
HAM
Pernahkah kamu merasa kekurangan?
KLOV
Ya.
(Pause. Tertegun)
Oh, tentang apa?
HAM
Tentang ini, ini, ini keadaan.
KLOV
Saya selalu cukup. Anda tidak?
HAM
Tak ada pikiran untuk mengubahnya.
KLOV
Mudah-mudahan itu segera berakhir.
(Pause)
Pertanyaan-pertanyaan yang sama sepanjang hidup,
jawaban-jawabannya juga sama.
HAM
Aku siap pergi dan tidur.
MAU BERGERAK KELUAR
DARI TONG, TAPI TIDAK JADI
KLOV!
KLOV
Ya.
HAM
Aku tidak bisa memberimu apa-apa lagi untuk dimakan.
KLOV
Dan kita akan mati.
HAM
Ah, kamu tidak pernah tidak lapar, aku hanya bisa
memberimu sekedarnya, supaya kamu tidak mati.
KLOV
Kalau begitu kita tidak mati.
(Pause)
Saya permisi.
KELUAR DARI DALAM
TONG
HAM (Mencegah)
Jangan! Aku akan memberimu sepotong roti tiap hari.
Sepotong atau separuh.
(Pause)
Kenapa kamu tidak tinggal denganku?
KLOV
Kenapa anda mengurusi saya?
HAM
Karena tak ada lagi orang di sini.
KLOV
Karena tak ada tempat lagi.
HAM
Tapi kenapa kamu selalu pergi?
KLOV
Saya akan mencoba tidak pergi.
HAM
Kamu cinta padaku?
KLOV
Tidak.
HAM
Kamu pernah mencintaiku suatu kali.
KLOV
Suatu kali?!
HAM
Aku telah membuatmu banyak menderita.
(Pause)
Ya, kan?
KLOV
Itu tidak benar.
HAM
Pernahkah aku membuatmu sangat menderita?
KLOV
Ya.
HAM
Ah, kamu membuatku takut.
(Pause)
Ampunilah aku. Ampunilah.
(Pause)
Aku bilang, ampunilah aku!
(KESAKITAN)
KLOV
Saya mendengarnya.
(Pause)
Anda terluka?
HAM
Tidak begitu.
(Pause)
Apakah sekarang saatnya aku minum obat penenang?
KLOV
Tidak.
HAM
Bagaimana penglihatanmu?
KLOV
Buruk.
HAM
Kakimu?
KLOV
(Pelan2 Keluar Dari Tong. Lampu Menyala)
Jelek.
HAM
Tapi kamu bisa jalan.
KLOV
Ya.
HAM
Sekarang bergeraklah.
(Klov Bergerak
Menjauhi)
Kemana kamu?
KLOV
Ke sini.
HAM
Di mana kamu?
KLOV
Di sini!
HAM (Marah)
Kembali! Kenapa kamu tidak membunuhku?
KLOV
Saya tidak tahu cara membuka lemari makanan.
HAM
Ambilah dua sepeda.
KLOV
Di sini tak ada sepeda lagi.
HAM
Apa yang kamu lakukan dengan sepedamu?
KLOV
Seumur hidup saya tak pernah punya sepeda.
HAM
Ah! Tidak mungkin!
KLOV
Ketika dulu anda punya banyak sepeda, saya sampai
menangis ingin memilikinya satu saja.
(Pause)
Saya bahkan telah merengek-rengek ............-
KLOV
Merangkak di kaki anda. Tapi anda bilang, pergilah ke
neraka. Sekarang, semua sepeda anda sudah habis.
HAM
Jadi, saat kamu ngider-ngider, dan juga saat mengunjungi
sahabat-sahabatku yang miskin, kamu hanya jalan kaki.
KLOV
Kadang-kadang pakai kuda.
(Pause)
Saya permisi. Banyak hal yang harus saya kerjakan.
HAM
Di dapurmu?
KLOV
Ya.
HAM
Hati-hati. Diluar sini, maut.
(Pause)
Baiklah. Pergilah. Sukses.
PELAN2 KLOV BERGERAK KE KOTAK TEPUNG. TIDUR
DIDLMNYA. TERDENGAR BUNYI MUSIK YANG SANGAT SUGESTIF AGAK LAMA. HAM BERUPAYA
KELUAR DARI DALAM TONG, LALU DUDUK DIATASNYA. MUSIK FADE OUT.
NAG (Histeris, Tiba2)
Buburku!
HAM (Terkejut,
Hampir Jatuh, Menoleh Ke Arah Nag)
Moyang laknat!
NAG (Lebih Histeris, Menyayat)
Buburku.....!
HAM (Marah)
Orang pikun! Tak punya sopan-santun! Rakus! Rakus!
Pikiranmu itu melulu!
(Klov bangkit,
bersin)
HAM (Kepada Klov)
Aku kira kamu sudah pergi.
KLOV
Belum. Masih belum.
NAG
B u b u r k u u u u u u.....!
HAM (Kepada Klov)
Berikan dia buburnya.
KLOV
Sudah tak ada lagi.
HAM (Kepada Nag)
Kau dengar itu? Disini tak ada lagi bubur. Kamu tak bisa
lagi makan bubur.
NAG
Aku ingin bubur. B u b u r k u.......
HAM (Kepada Klov)
Beri dia roti. Moyang laknat!
(Turun Dari Tong,
Mendekati Nag, Meraba-Raba Tubuh Nag)
Mana tongkatmu?
NAG
Lupakan tongkatku.
KLOV BANGKIT DARI
KOTAK TEPUNG, MENDEKATI NAG, LALU DENGAN SUSAH PAYAH MENGGOTONG NAG TURUN DARI
ATAS KUBUS, MENUJU KOTAK TEPUNG. KLOV MENGELUARKAN SESUATU DARI BALIK BAJUNYA
DAN MEMBERIKANNYA KEPADA NAG.
NAG
Apa ini?
KLOV
Roti batu.
NAG (Menggigitnya)
Keras! Aku tak mau! Ogah!
BERONTAK HISTERIS
HAM (Kepada Klov)
Kurung dia!
KLOV MENANGKAP NAG.
KEMUDIAN MENGGOTONGNYA KEMBALI NAIK KE KUBUS. LALU TURUN MENGAMBIL TALI. NAG DI
IKAT, NAG DIAM.
KLOV
Dia menyadari usianya.
HAM
Duduki saja dia!
KLOV (Mencoba
Menduduki Nag)
Saya tak bisa duduk.
HAM
Betul. Aku tak bisa berdiri.
KLOV
Begitulah.
BERGEGAS MENUNTUN HAM
DUDUK DI ATAS TONG
HAM
Setiap orang punya keunikan.
(Pause)
Tak ada telpon?
(Pause)
Kenapa kita tidak tertawa?
TERTAWA TERBAHAK
SENDIRI, KLOV TIDAK. BERHENTI TERTAWA, MENOLEH KEARAH KLOV
KLOV
(Tidak Enak)
Saya merasa tak ingin tertawa.
HAM
Aku juga.
(Pause)
KLOV!
KLOV
Ya.
HAM
Alam telah melupakan kita.
KLOV
Tak ada lagi alam.
HAM
Tak ada lagi alam! Kamu terlalu mengada-ada!
KLOV (Takzim)
Maksud saya sekitar sini.
HAM
Tapi kita bernafas, kita berubah. Rambut kita rontok.
Gigi kita. Masa-masa indah kita! Gagasan-gagasan kita!
KLOV
Dan alam telah melupakan kita.
HAM
Tapi kamu tadi bilang, alam tidak ada.
KLOV
Tak ada seorangpun berfikir ngelantur seperti kita.
HAM
Kita melakukan apa yang bisa kita lakukan.
KLOV
Sebaiknya kita tidak.
HAM
Kamu baik-baik saja bukan?
KLOV
Kita ini cuma bagian kecil dari sesuatu yang maha besar.
HAM
Ini adalah kerja lamban.
(Pause)
Kukira saatnya untuk minum obat penenang.
KLOV
Belum.
(Pause)
Saya permisi, ada hal yang musti saya kerjakan.
HAM
Didapurmu?
KLOV
Ya.
HAM
Apa itu? Aku ingin sekali tahu.
KLOV
Saya lihat ke dinding.
HAM
Dinding! Apa yang kamu lihat di dindingmu? Tubuh-tubuh
bugil telanjang?
KLOV
Saya lihat cahaya saya mati.
HAM
Cahayamu mati?
(Musik)
Dengar! Itu! Disinipun cahayamu mati. Lihatlah padaku,
lalu pergilah dan kembali, dan katakan padaku apa pendapatmu tentang cahayamu.
KLOV
Anda seharusnya tidak bicara seperti itu kepada saya.
HAM (Menyesal)
Maafkan aku. Aku bilang, maaf.
KLOV
Saya mendengar.
HAM
Apakah benih-benihmu mulai tumbuh?
KLOV
Belum.
HAM
Apakah kamu memapasnya agar benih-benih itu tumbuh lebih
cepat?
KLOV
Benih-benih itu belum tumbuh.
HAM
Ah, mudah-mudahan tidak lama lagi.
KLOV
Tapi kalau memang mau tumbuh, seharusnya sudah tumbuh.
Nyatanya benih-benih itu tidak pernah tumbuh.
HAM
Ini jelas bukan lelucon. Tapi bagaimanapun segalanya
selalu berjalan sesuai hukumnya.
KLOV
Selalu.
HAM
Tetapi sekarang segalanya sial seperti hari-hari yang
lain. Bukan begitu, KLOV?
KLOV
Tampaknya begitu.
HAM (Menangis)
Apa yang sebenarnya sedang terjadi?
KLOV
Apapun berjalan menurut hukumnya.
HAM
Nah pergilah sekarang. Kubilang, pergilah.
KLOV
Saya akan coba. Dan saya selalu coba sejak saya di
lahirkan.
MENUJU KOTAK
TEPUNG, MASUK KE DALAMNYA
HAM
Kita akan beroleh kemajuan.
TERDENGAR LAGI
SUARA MUSIK, HAM DUDUK DI ATAS TON, DIAM BAGAI BATU. LAMPU MEREDUP. SEBALIKNYA,
DUA SPOTLIGHT PELAN2 MULAI MENYOROT TONG NEL DAN KUBUS NAG. MUSIK MASIH
MENGALUN, NEL PELAN2 MENYEMBULKAN KEPALANYA DARI DALAM TONG, MUSIK KEMUDIAN
BERHENTI.
NEL (Bicara Pada Nag)
Tebaklah, apa kesukaanku? Bercinta?
NAG
Kamu ngantuk?
NEL
Tidak.
NAG
Ciumlah aku.
NEL (Merayap Keluar Dari Tong, Mendekati Nag)
Kita tidak bisa.
NAG
Cobalah.
NEL
Kenapa makin ganjil dari hari ke hari?
NAG
Aku telah ompong. Gigiku rontok.
NEL
Kapan?
NAG
Kemarin.
NEL
Oh, kemarin.
NAG
Kamu bisa lihat aku?
NEL
HAMpir tidak.
Kamu?
NAG
Apa?
NEL
Kamu bisa lihat aku?
NAG
Samar-samar?
NEL
Sejauh ini, semuanya baik-baik saja.
NAG
Jangan omong begitu.
(Pause)
Penglihatan kita rabun.
NEL
Ya.
NAG
Bisa dengar aku?
NEL
Ya. Kamu?
NAG
Ya.
(Pause)
Pendengaran kita kurang.
NEL
Kita apa?
NAG
Pendengaran kita.
NEL
Tidak. (Pause) Apa
lagi yang ingin kamu katakan padaku?
NAG
Kamu ingat.....
NEL
Tidak.
NAG
Saat kita jatuh dari sepeda, dan kehilangan kunci-kunci.
TERTAWA
NEL
Itu terjadi disana.
NAG
Di jalanan menuju sini.
(Tertawa)
Kamu kedinginan?
NEL
Ya, sangat dingin. Kamu?
NAG
Tubuhku beku.
(Pause)
Kamu mau naik?
NEL
Ya.
NAG
Ayo naik.
(Nel Diam)
Kenapa tidak naik?
NEL
Aku tidak tahu.
NAG
Dia telah menukar selimutmu?
NEL
Bukan selimut.
(Pause)
Dapatkah kamu sedikit cermat?
NAG
Kasur pasirmu ini. Ah, tidak begitu penting.
NEL
Penting itu.
NAG
Dulu yang kamu pentingkan selimut.
NEL
Ah, itu kan dulu.
NAG
Sekarang yang penting kasur. (Masih Dalam Keadaan Terikat Mencoba Menggotong Kasur Menuruni Kubus,
Menuju Nel) Kasur ini dari.......
NEL (Menerima Kasur)
Bukan dari siapa-siapa.
NAG
Dia telah menukar kasurmu?
NEL
Tidak.
NAG
Punyaku juga tidak ditukar. Aku tidak mau itu di tukar.
(Mengambil Roti)
Mau sepotong?
NEL (Masih Memegangi Kasur)
Tidak.
(Pause)
Oh, apa?
NAG
Roti. Aku mau memberimu separuh.
(Memotong Roti)
Nih, kamu tiga prapat.
(Nel Diam, Masih
Menggotong Kasur)
Kamu tidak mau? Kamu tidak enak badan?
HAM (Berteriak)
Jangan berisik! Kalian bikin aku bangun!
(Pause)
Omong pelan.
(Pause)
Jika aku bisa tidur, aku kuat bersetubuh. Dan aku akan
pergi ke hutan. Mataku bisa melihat, bisa melihat.....langit, bumi. Aku akan
bisa lari, lari, mereka tak bisa menangkapku.
(Pause)
Alam!
(Pause)
Disana, sesuatu menetes di kepalaku.
(Pause)
Cinta. Sebuah cinta, cinta di kepalaku.
NAG (Tertawa)
Kamu dengar itu? Sebuah cinta dikepalanya.
NEL
Seseorang tak harus tertawa pada hal-hal seperti itu.
Kenapa kamu mencemoohkan itu?
NAG
Kan tidak begitu keras.
NEL
Memang tak ada yang lebih lucu ketimbang derita, aku
mendukungmu. Tapi....
NAG (Terkejut)
Oh.
NEL
Ya, ya, itu hal yang paling kocak di dunia. Dan kita
tertawa, tertawa dengan sadar sejak awal. Dan yang kita tertawakan selalu hal
yang sama. Ya, ini mirif cerita kocak yang sering kita dengar. Kita selalu
tertawa pada itu, tapi sekarang kita jangan tertawa.
(Pause)
Ada apa-apa lagi yang ingin kau katakan padaku?
NAG
Tidak.
NEL
Betul?
(Pause)
Kalau begitu aku permisi.
(SIAP HENDAK PERGI)
NAG
Kamu tidak suka rotimu?
(Pause)
Akan aku simpankan untukmu.
(Pause)
Aku kira kamu akan meninggalkan aku.
NEL
Betul, aku meninggalkanmu.
MELANGKAH SAMBIL
TETAP MENGGOTONG KASUR
NAG
Tolong garukkan dulu sebelum kamu pergi.
NEL
Tidak.
(Berhenti)
Oh, dimana?
NAG
Ini di punggung.
NEL (Menggelar Kasurnya Di Lantai, Lalu Memapah
Nag Turun Dari Atas Kubus, Menidurkannya Di Lantai, Lalu Berdiri)
Tidak, tidak, garuk saja sendiri ke dinding.
NAG
Yang gatal itu bagian bawah. Di lobang.
NEL
Lobang apa?
NAG
Ya, lobang!
(Pause)
Kamu tidak bisa?
(Pause)
Kemarin kamu garuk aku di sini.
NEL
Ah, kemarin.
NAG
Gimana, tidak bisa?
(Pause)
Apa kamu yang ingin aku garuk?
(Nel Menangis)
Loh, malah menangis lagi.
NEL
Aku sudah coba.
MENGGARUK TUBUH NAG
HAM (Menyindir)
Jangan-jangan di pembuluh darah kecil!
NAG
Apa dia bilang?
NEL
Jangan-jangan di pembuluh darah kecil.
NAG
Apa itu maksudnya?
(Pause)
Ah, tak bermaksud apa-apa.
(Pause)
Aku ingin cerita tentang tukang jahit, mau kan?
NEL
Tidak.
(Pause) Untuk
apa?
NAG
Supaya kamu gembira.
NEL
Tidak lucu, ah.
NAG
Tapi itu dulu selalu bikin kamu tertawa, hingga aku
pikir, kamu bahkan tertawa sampai mati.
NEL
Terjadi 1 april siang di tepi danau. Download naskah di bandarnaskah.blogspot.com
(Pause)
Kamu percaya itu?
NAG
Apa?
NEL
1 April siang di tepi danau, kita pertama bersampan
bersama.
NAG
Sehari setelah kita tunangan.
NEL
Pertunangan!
NAG
Kamu begitu meluap sampai kita terbalik.
(Tertawa)
Untungnya kita tidak tenggelam.
NEL
Sebabnya aku bahagia.
NAG
Bukan, bukan, ini ceritaku dan tidak ada hubungannya
dengan itu.
(Pause)
Kebahagiaan! Setiap waktu kukatakan itu. Kebahagiaan!
NEL
Begitu dalam. Dan kamu lihat aku tenggelam ke dasar.
Begitu putih. Begitu jernih.
NAG
Izinkan aku cerita lagi.
(Mengubah Vokalnya)
Seorang lelaki yang butuh celana model mutakhir, ingin
buru-buru ke pesta tahun baru. Ia pergi ke penjahit untuk diambil ukurannya.
(Vokal Penjahit)
“Ini semuanya, kembalilah kemari 4 hari lagi. Saya akan
selesaikan”. Nah 4 hari kemudian.
(Vokal Penjahit)
“Oh maaf, kembalilah dalam minggu ini, maaf, karena
bagian pantat belum rapih” Baiklah, tapi bagian pantat belum rapih memang bikin
orang geli. Seminggu kemudian.
(Vokal Penjahit)
“Maaf sebesar-besarnya. Kembalilah Tuan dalam 10 hari
lagi. Potongannya jelek” Yah, agaknya tak
tertolong. Potongan rapih memang pekerjaan sulit. 10 Hari kemudian.
(Vokal Penjahit)
“Mohon beribu maaf, kembalilah besok
malam, saya tidak sengaja telah membuat lobang di bagian kemaluan. Modelnya
kuno”. Baiklah apa boleh buat, kalau bagian kemaluan bolong dan kacau, memang
tampak kaku.
(Vokal Normal)
Maaf aku selalu menceritakannya dengan jorok.
(Mengubah Vokalnya
Lagi)
Baik, singkat kata, tukang jahit itu telah melobangi
dibagian kemaluan celana itu. Download naskah di bandarnaskah.blogspot.com
(Vokal Berubah Jadi
Si Pemesan Celana)
“Semoga Tuhan mengirimmu ke neraka! Ini
tidak sopan, harus ada batasnya! Dalam 6 hari. Anda dengar, dalam 6 hari, 6
hari Tuhan menciptakan dunia. Betul, tidak kurang dari 6 hari. DUNIA! Sedang
kamu, tanpa mengucurkan darah ternyata tidak becus bikin celana dalam 3 bulan!”
(Vokal Penjahit)
“Tapi Tuan, Tuan yang terhormat, lihat.....lihatlah di
dunia.....dan lihat celanaku”
(TERTAWA)
HAM (Membentak)
Diam!
NEL
Kamu bisa lihat ke bawah, di bagian paling bawah.
HAM (Marah)
Apakah tidak bisa diam?! Kapan kamu
selesai? Apa ini tidak akan pernah selesai?!
(Pause)
Kalian mengganggu tidurku, manusia-manusia kalong!
(Klov Bangun)
Singkirkan tahi-tahi ini, ceburkan ke laut!
KLOV MERAYAP
NEL
Begitu putih.
HAM
Apa? Dia ngomong ngaco tentang apa?
KLOV MENDEKATI NEL.
NEL (BerdesiS)
Padang pasir.
KLOV (Memegang Pergelangan Nel)
Nadinya tidak bergetar.
HAM
Dia omong ngelindur apa?
KLOV
Dia bilang, saya harus pergi jauh ke gurun pasir.
HAM
Usil Bangsat! Hanya itu?
KLOV
Tidak.
HAM
Apa lagi?
KLOV (Mendekati Kupingnya Ke Mulut Nel)
Aku tidak tahu.
HAM
Kamu kurung dia?
KLOV
Sudah.
HAM
Dua-duanya?
KLOV
Ya.
HAM
Ikat dengan tali.
(Klov Mengikat Nel)
Waktunya sudah tiba. Kemarahannya sudah reda, aku mau
kencing.
KLOV
Saya ambilkan pispot.
HAM
Waktunya sudah tiba
(Kencing)
Beri aku obat penenang.
KLOV
Belum waktunya.
(Pause)
Saat ini tenaga anda belum sampai ke puncaknya, obat itu
tidak akan bereaksi.
HAM
Waktu pagi, obat-obat itu membelenggumu, sedang pada
malam hari obat-obat itu membuatmu tenang. Atau sebaliknya.
(Pause)
Dokter tua itu, mati wajar?
KLOV
Ia belum tua.
HAM
Tapi dia sudah mati?
KLOV
Mati wajar.
(Pause)
Anda tanya saya begitu?
HAM
Coba tolong aku.....
(Klov Membantu Ham
Duduk Enak Diatas Tong)
Pelan-pelan. Ya, gitu. Keliling dunia!
(Klov Mendorong
Tong Yang Diduduki Ham)
Ya, mepet ke dinding. Ya, ya mepet. Lalu kembali ke
tengah lagi.
(Klov Mendorong Ke
Tengah)
Ya, enak di tengah sini. Bukan begitu?
KLOV
Ya.
HAM
Sebenarnya aku butuh kursi yang layak. Dengan kerangka
besi yang kokoh. Juga sepeda.
(Klov Memeluk)
Kamu memeluk?
KLOV (Masih Memeluk)
Ya.
HAM
Bohong.
(Klov Melepaskan
Pelukannya)
Buat apa kamu bohong?
KLOV (Pergi Menuju Ke Dinding)
Di sini! Di sini!
MEMUKUL-MUKUL
DINDING
HAM
Stop! Dinding lapuk!
(Pause)
Di seberang situ neraka lain!
(Turun Dari Tong,
Merayap Mendekati Klov)
Coba dekati!
(Meraba Dinding)
Tahan.
KLOV
Jangan raba! Jangan pegang!
Merapatkan
Kupingnya Ke Dinding)
Di sini
MUSIK
HAM
Kamu dengar?
(Memukul-Mukul
Dinding)
Dinding bolong!
(Dinding Itu
Bolong)
Kamu dengar, dinding bolong. Bolong. Semuanya berlobang!
Cukup! Ayo kembali!
KLOV
Kita belum periksa sekeliling.
HAM (Bergegas Merayap Ke Tong, Masuk Ke
Dalamnya)
Kembali ke tempatku!
(Masuk Kedalam
Tong)
Di sini tempatku!
KLOV
Ya, disitu tempat anda.
HAM (Melongokkan Kepala)
Apa ini sudah tepat ditengah.
KLOV
Saya akan mengukurnya.
MENGUKUR DENGAN
LANGKAHNYA
HAM
Lebih atau kurang?! Lebih atau kurang?!
KLOV
(Mendorong Tong Itu)
Di sini.
HAM
Kira-kira sudah persis di tengah?!
KLOV
Begitulah kira-kira.
HAM
Kira-kira? Bawa aku ke tengah!
KLOV (Akan Pergi)
Saya permisi ambil meteran.
HAM
Kira-kira! Kira-kira!
(Klov Mendorongnya
Lagi)
Ya, ya, jogrokin pas di tengah!
KLOV (Mendorong Lagi Dan Berhenti)
Di sini.
HAM
Aku rasa ini terlalu ke kiri.
(Klov Mendorong
Lagi)
Wah ini terlalu ke kanan.
(Klov Mendorong)
Terlalu ke depan.
(Klov Mendorong
Lagi)
Wah, ini terlalu ke belakang.
(Klov Mendorong
Lagi Sedikit)
Jangan di sini.
(Mendorong Lagi)
Ah, kamu bikin aku gemetar!
KLOV
(Bicara Pada Diri Sendiri)
Kalau saja aku bisa membunuhnya, aku bahagia!
MUSIK KEDENGARAN
LAGI. KEDENGARAN MEMILUKAN.
HAM
Bagaimana cuacanya?
KLOV
Seperti biasanya.
HAM
Lihatlah dunia.
KLOV
Saya sudah lihat.
HAM
Pakai kacamata?
KLOV
Tak perlu kacamata.
HAM
Lihat pakai kacamata.
KLOV
Baik, saya ambil kacamata.
MENGAMBIL TEROPONG
DIDEKAT KOTAK TEPUNG
HAM
Tidak perlu kacamata!
KLOV (Mengacungkan Teropong)
Ini kacamata.
(Meneropong Ke Arah
Langit)
Agaknya perlu tangga.
HAM
Kenapa? Kamu mengkeret cebol?
(Klov Menuju Tangga
Tali, Teropongnya Ketinggalan)
Ah..... aku tidak suka itu. Aku tidak suka!
KLOV
(Naik Tangga Sampai Di Atas. Melongok-Longok)
Wah saya perlu kacamata.
(TURUN LAGI)
HAM
Bukannya kamu punya kacamata?
KLOV
Saya tidak punya.
HAM
Dasar sekarat!
KLOV (Mengambil Teropong Yang Tadi, Lalu Naik
Tangga Lagi Dan Meneropong Ke Sekeliling)
Segalanya tampak hidup bergelora.
(TEROPONG
DIJATUHKANNYA)
Sengaja saya jatuhkan.
(Turun Mengambil
Teropong Itu Lalu Naik Tangga Lagi, Meneropong Kembali)
Saya lihat.....rakyat jelata.....angkutan
umum.....kegembiraan.....
(Tertawa)
Itu rupanya yang saya sebut keagungan.
(Tertawa Dan
Menoleh Kearah Ham)
Anda tidak tertawa?
HAM
Tidak.
KLOV (Berhenti Tertawa) Saya juga. (Meneropong Lagi)
Lihat! Kosong! Kosong.....kosong.....dan kosong!
HAM
Tak ada yang bergerak. Segalanya adalah.....
KLOV
Kos.....
HAM (Membentak)
Tunggu! Sampai kamu peroleh keterangan!
(Pelan Lagi)
Segalanya adalah.....segalanya adalah.....
adalah.....
(Marah)
Apa?
KLOV
Adalah itu! adalah dalam satu kata. Apa yang ingin anda
tahu? Tunggu sebentar.
(Meneropong Lagi)
Mayat!
(Pause)
Puas? Nah itulah isinya.
HAM
Coba lihat ke laut.
KLOV
(Meneropong)
Sama saja.
HAM
Ke samudera!
KLOV (Turun Kebeberapa Anak Tangga)
Tidak tampak apapun.
HAM
Lho? nelayan? Sirip ikan? Asap?
KLOV (Meneropong)
Cahaya mulai redup
HAM (Tertawa)
Kita semua itu.
KLOV (Terus Meneropong)
Ada sesuatu yang hilang.
HAM
Pelabuhan.
KLOV
Ya.
HAM
Sekarang?
KLOV
Sudah lenyap.
HAM
Tak ada burung-burung camar?
KLOV (Masih Meneropong)
Burung-burung camar!
HAM
Horison. Tak ada sesuatupun di horizon?
KLOV
Demi Tuhan, tak ada sesuatupun di horizon.
HAM
Gelombang! Bagaimana dengan gelombang?
KLOV
Gelombang?
(Meneropong Ke Arah
Lain)
Bergelora!
HAM
Matahari bagaimana?
KLOV
Kosong!
HAM
Jangan-jangan tenggelam. Coba lihat lagi.
KLOV (Meneropong Lagi)
Tak ada matahari!
HAM
Kalau begitu malam dong.
KLOV
Tidak.
HAM
Lalu apa?
KLOV
(Meneropong Lagi)
Kelabu!
(Mengarahkan
Teropongnya Ke Arah Ham)
Abu-abu!
(Berteriak Lebih
Keras)
Kelabu!
HAM (Terkejut)
Kelabu! Kamu bilang kelabu!
KLOV
Cahaya hitam. Dari kutub ke kutub.
HAM
Ah, kamu suka melebih-lebihkan.
(Klov Turun Dari
Tangga Mendekati Ham)
Jangan di situ, kamu membuatku ngeri.
KLOV
Dari hari ke hari kenapa jadi konyol?
HAM
Rutin. Orang tak pernah tahu.
(Pause)
Tadi malam aku tengok dadaku. Ada luka besar.
KLOV
Anda lihat jantung anda?
HAM
Ya, berdegup.
(Pause)
KLOV!
KLOV
Ya.
HAM
Apa yang sedang terjadi?
KLOV (Meneropong Ke Arah Penonton)
Ada sesuatu yang mengubahnya.
HAM (Gugup)
Klov!
KLOV (Meneropong)
Apa itu?
HAM
Kenapa kita tidak mulai memahami sesuatu?
KLOV
(Menurunkan Teropongnya)
Memahami sesuatu?! Anda dan saya memahami sesuatu.
(Tertawa Pendek)
Ah, itu tepat sekali.
HAM
Aku heran.
(Pause)
Bayangkan bila seorang manusia waras kembali ke dunia, ia
tak dapat bebas memahami gagasan-gagasan yang masuk dalam kepalanya sekiranya
ia telah mengamati kita cukup lama.
(Pause. Tegas)
Benar! Aku melihatnya sekarang! Ya, aku tahu apa yang di
sana itu. Tanpa pergi begitu jauh seperti itu, kita.....
(Menangis)
Sendiri.....kita sendiri.....
(Klov Membuang
Teropongnya Mendekati Ham)
.....pada saat tertentu
(Bergelora)
Berpikir mungkin segalanya tidak sia-sia.
TERDENGAR BUNYI
MUSIK MELEDAK-LEDAK, TAPI KEMUDIAN SURUT. KLOV LARI KE KOTAK TEPUNG,
MEMBENAMKAN TUBUHNYA DISITU. SESAAT KEMUDIAN SUASANA KEMBALI TENANG. KLOV
MUNCUL DARI DALAM KOTAK TEPUNG.
KLOV
Saya punya seekor kutu.
HAM (Terkejut)
Kutu? Disini ada kutu?
KLOV
Di badan saya ada satu. Kutu selangkangan.
HAM
Memang manusia asalnya dari kutu.
(Memerintah)
Tangkap kutumu itu sebagai bukti kamu cinta pada Tuhan!
KLOV
Baiklah saya ambil obat kutu dulu.
BERGEGAS KELUAR
DARI KOTAK TEPUNG, MENGAMBIL SEMPROTAN DI LEMARI
HAM
Seekor kutu! Ini sangat menakutkan!
KLOV (Mengacungkan Semprotan)
Ini obat anti kutu.
HAM
Biar aku yang menyemprotnya.
KLOV MEMBERIKAN SEMPROTAN KEPADA HAM.
HAM LALU MENYEMPROT TUBUH KLOV SEKENANYA.
KLOV
Bajingan!
HAM (Berhenti Menyemprot)
Sudah tertangkap?
KLOV (Membuka Bajunya)
Tampaknya ya. Ah, kecuali kalau kutu ini ngumpet.
HAM
Ngumpet? Maksudmu, kutu itu mengakali kita?
KLOV
Itu mungkin saja kalau ini kutu tukang ngakali.
(Meraba-Raba Kutu
Di Tubuhnya)
Ah, yang satu bilang ngakali, yang satu bilang sembunyi.
HAM
Gunakan otakmu dong, tidak bisa? Kalau kutu itu ngumpet,
kita akan di buatnya kelabakan.
KLOV
Oh,
(Pause)
Bagaimana kalau dengan kencing?
HAM
Biar aku lakukan.
DENGAN SUSAH PAYAH
MENGENCINGI TUBUH KLOV
KLOV
Wah, menggairahkan.
HAM (Selesai Mengencingi)
Mari kita pergi dari sini, kita berdua saja. Ke selatan!
Kamu bisa membikin rakit dan arus akan membawa kita pergi, pergi jauh, ke
lain.....binatang-binatang menyusui.
KLOV
Tuhan melarang!
HAM
Kalau begitu aku akan naik kapal sendirian. Ayo, segera
bikinkan rakit. Besok aku pergi selama-lamanya.
KLOV (Bergegas Meninggalkan Ham)
Saya akan memulainya segera.
HAM (Mencegah)
Tunggu!
(Klov Berhenti)
Menurut kamu di sana ada ikan-ikan hiu?
KLOV
Ikan hiu? Entahlah. Kalau ada ya ada.
(Bergegas Pergi)
HAM
Tunggu!
(Klov Berhenti)
Apakah ini belum saatnya untuk minum obat penenang?
KLOV
Belum.
(Bergegas Pergi)
HAM
Tunggu!
(Klov berhenti)
Bagaimana dengan penglihatanmu?
KLOV
Buruk!
HAM
Tapi kamu kan bisa melihat.
KLOV
Ya. Bisa melihat apa yang ingin saya lihat.
HAM
Bagaimana kakimu?
KLOV
Payah.
HAM
Tapi kamu bisa jalan.
KLOV
Ya, saya bisa datang dan pergi.
HAM
Hanya di rumahku!
(Pause)
Suatu hari kamu akan buta seperti aku. Kamu cuma bisa
duduk saja. Manusia terlunta-lunta tanpa isi, dalam gelap selamanya seperti
aku. Kemudian kamu akan bilang pada dirimu sendiri, aku capek, aku ingin duduk,
lantas kamu bergerak dan duduk. Kemudian kamu akan berkata lagi, aku lapar, aku
harus bangkit dan mencari sesuatu untuk di makan. Tapi nyatanya kamu tak ingin
bangkit. Lantas kamu berkata pada dirimu sendiri, seharusnya aku tidak hanya
duduk saja. Tapi karena kamu sudah terlanjur sering duduk, punya kecenderungan
untuk terus duduk. Walaupun kamu bilang pada dirimu sendiri, saya harus bangkit
dan mencari sesuatu untuk di makan. Tapi nyatanya kamu tidak bangkit dan kamu
tidak akan memperoleh apapun untuk di makan.
(Pause)
Kamu lalu ingin menatap dinding sejenak, lalu berkata, aku
ingin menutup mataku, boleh jadi tidur sejenak, kemudian merasa segar, dan kamu
ingin menutupnya lagi, dan ketika kamu membukanya lagi, dinding itu sudah
lenyap.
(Pause)
Kekosongan total akan mengelilingimu, bahkan tak
terbandingkan dengan waktu sepanjang zaman. Demikianlah, kamu akan mirif debu
di tengah padang rumput.
(Pause)
Ya, suatu hari kamu akan tahu apa itu, kamu akan jadi seperti
aku. Kecuali kalau kamu tetap sendirian, sebab kamu tak mau menyakiti orang
lain dan tak ada orang yang mau disakiti.
KLOV
Belum tentu, (Pause)
Ada satu hal yang anda lupakan.
HAM
Apa?
KLOV
Saya tak bisa duduk.
HAM
Baik, pasti kamu ingin berbaring. Pasti itu! Atau kamu
ingin tetap terus berdiri, terus berdiri seperti sekarang ini? Suatu hari kamu
akan bilang, saya capek saya tak bisa terus berdiri.
KLOV
Kalau begitu anda ingin saya meninggalkan anda?
HAM
Tentu.
KLOV
(bergegas pergi)
Baik saya pergi.
HAM
Kamu tak bisa tinggalkan kami semua.
KLOV
Kalau begitu saya tak bisa pergi.
BERHENTI
HAM
Kenapa kamu tidak habisi kami?
(Pause)
Aku akan bilang bagaimana cara membuka lemari itu kalau
kamu berjanji mau menghabisi kami.
KLOV
Saya tak bisa menghabisi anda.
HAM
Kalau begitu kamu tak akan menghabisi kami.
KLOV
Saya ingin meninggalkan anda. Banyak hal yang harus saya
kerjakan.
HAM
Kamu ingat kapan datang kemari?
KLOV
Tidak, Terlalu sedikit yang anda bilang.
HAM
Kamu ingat Bapakmu?
KLOV
Sama jawabannya. Anda sudah menanyakan
pertanyaan-pertanyaan itu jutaan kali.
HAM
Aku suka pertanyaan-pertanyaan kuno.
(Tertawa)
Pertanyaan-pertanyaan kuno, jawaban-jawaban kuno, tak ada
yang bisa menyaingi pertanyaan-pertanyaan kuno dan jawaban-jawaban kuno.
(Pause. Tegas)
Aku adalah Bapakmu!
KLOV
Ya. Bagi saya, ya.
HAM
Rumahku, rumahmu.
KLOV
Ya, ini rumah saya.
HAM
Hoo, tapi bagiku, rumah, Ayah, itu tak perlu.
KLOV
Saya ingin permisi.
HAM
Pernahkah kamu berpikir satu hal?
KLOV
Tidak pernah.
HAM
Di sini kita tergelincir dalam sebuah lobang.
(Pause)
Sedang di luar? Bukit-bukit? Eh, mungkin serba hijau.
Flora! Fauna!
(Histeris)
Upil! Ingus!
(Pause. Pelan)
Barangkali kamu tak perlu pergi terlalu jauh.
KLOV
Saya tak bisa pergi terlalu jauh.
(Pause)
Saya ingin permisi.
HAM
Anjingku siap?
KLOV
Kakinya loyo.
HAM
Mulus?
KLOV
Dia sebangsa anjing ras.
HAM
Pergi dan ambil dia.
KLOV
Kakinya pincang.
HAM
Pergi dan ambil dia!
(Klov Menuju Kotak
Tepung, Mengambil Boneka Anjing)
Kita akan peroleh kemajuan.
KLOV (Mengacungkan Boneka Anjing)
Ini anjingnya.
HAM
Putih ya?
KLOV
Agak.
HAM
Apa maksudmu agak? Putih atau tidak?
KLOV
Tidak.
HAM
Kamu pasti lupa jenis kelaminnya.
KLOV
Dia belum berkelamin. Jenis kelamin nongol belakangan.
HAM
Kamu belum pasang kalungnya.
KLOV
Saya bilang, dia belum berkelamin. Nanti kalau kelaminnya
sudah muncul, anda baru bisa pasang kalungnya.
HAM
Bisa berdiri?
KLOV
Tidak tahu.
HAM
Cobalah.
(Klov Mencoba
Mendirikan Boneka Anjing Itu Tapi Tidak Bisa)
Gimana? Bisa?
KLOV
Tunggu!
(Mencoba Mendirikan
Lagi, Tetap Jatuh)
HAM
Bisa?
KLOV
Dia berdiri!
HAM
Dimana?
KLOV
Di sini.
HAM
Apakah dia menatapku?
KLOV
Ya.
HAM
Apakah dia seolah memintaku untuk ku ajak jalan-jalan?
KLOV
Kalau anda mau.
HAM
Atau dia seolah-olah memintaku sepotong tulang? Biarkan
dia seperti itu, berdiri di situ menyembahku.
KLOV
Saya pergi.
HAM
Punyakah kamu wawasan?
KLOV
Tidak begitu.
HAM
Ada cewek bersinar, ya?
(Catatan; Cewek
Disini Seharusnya Mother Pegg’s)
KLOV
Bersinar? Bagaimana seorang cewek bisa bersinar?!
HAM
Sudah padam.
KLOV
Betul padam. Kalau tidak nyala ya, padam.
HAM
Bukan, maksudku cewek itu.
KLOV
Nyatanya dia padam.
(Pause)
Ada apa sebenarnya anda hari ini?
HAM
Aku akan mengambil jalanku sendiri. (Pause) Ia di kubur?
KLOV
Di kubur! Siapa yang mengubur cewek itu?
HAM
Kamu.
KLOV
Saya?! Bukankah saya cukup berbuat tanpa mengubur orang?
HAM
Tapi kamu akan menguburku.
KLOV
Tidak. Saya tak akan mengubur anda.
HAM
Dulu, cewek itu tampak montok seperti bunga di taman, dan
begitu luar biasa untuk kaum pria.
KLOV
Kita dulu juga montok. Jarang, orang tidak montok
dulunya.
HAM
Pergilah dan ambil pancing.
KLOV (Bergegas Pergi Sambil Ngedumel)
Lakukan ini! Lakukan itu! Ambil ini! Ambil itu! Saya tak
bisa menolak.
HAM
Kamu tidak sanggup?
KLOV
Saatnya nanti saya tak mau lakukan apa-apa.
HAM
Kamu tidak sanggup apa-apa?!
(Klov Mengambil
Pancing)
Ah, manusia-manusia, segalanya musti di jelaskan pada
mereka.
KLOV (Datang Bawa Pancing)
Ini pancing anda.
(Melemparkannya
Pada Ham)
Tangkap!
HAM (Gagal Menangkap Pancing, Pancing
Menggeletak Di Lantai Panggung)
Aku harus bergerak?
KLOV (Mendekati)
Tak usah.
HAM
Kalau begitu pergi dan ambil jerigen.
KLOV
Untuk apa?
HAM
Meminyaki roda, biar licin.
KLOV
Sudah saya minyaki kemarin.
HAM
Kemarin?! Apa maksudmu kemarin?
KLOV
Kemarin maksudnya, kemarin dulu sebelum hari yang sangat
sial
kemarin. Jauh-jauh hari sebelumnya, sebelum hari yang
sangat buruk ini.
(Pause)
Saya gunakan kata-kata yang anda ajarkan.
Kalau toh tidak bisa mengartikan segalanya, ajari saya yang lain. Atau biarkan
saya diam.
HAM
Suatu kali aku tahu seorang lelaki sinting mengajarkan,
kiamat bakal datang. Dia seorang pelukis dan pemahat. Aku sangat sayang
padanya. Aku sengaja pergi menemuinya di asilum. Dia ku rangkul dan menariknya
ke jendela. Lihat di sana! Disana! Jagung-jagung tumbuh! Dan disana! Lihat!
Kapal-kapal layar penangkap ikan. Segalanya itu ke indahan.
(Pause)
Ia merenggutkan tangannya dan kembali ke pojok.
Ketakutan. Semua yang ada padanya tampak berdebu.
(Pause)
Dia sendiri terbebaskan-terlupakan.
(Pause)
Tampaknya kasus ini kasus yang .....tidak
begitu.....lazim.
KLOV
Seorang sinting? Kapan itu?
HAM
Oh jalan belakang, jalan belakang, engkau tidak ada dalam
padang
kehidupan.
KLOV
Tuhan ada beserta waktu.
HAM
Aku sangat menyayanginya. Dia seorang pelukis. pemahat.
KLOV
Disana begitu banyak hal-hal yang mengerikan.
HAM
Tidak, tidak. Di sana tidak begitu banyak sekarang.
(Pause)
Klov…
KLOV
Ya.
HAM
Kamu tidak pikir ini telah hilang dalam waktu yang lama.
KLOV
Ya.
(Pause)
Ini apa?
HAM
Ini. Ini keadaan.
KLOV
Saya selalu kira begitu.
(Pause)
Ada tidak?
HAM
Suatu hari, bagaikan hari-hari yang lain.
KLOV
Asalkan itu yang terakhir.
(Pause)
Segala yang seumur hidup, sama tidak ada gunanya.
HAM
Aku tidak bisa meninggalkan mu.
KLOV
Saya tahu.
(Pause)
Tapi anda juga tidak dapat membuntuti saya.
HAM
Sekiranya kamu meninggalkan aku, bagaimana agar aku tahu?
KLOV
Gampang, siuli saya. Jika saya tidak lari datang itu
artinya saya sudah pergi.
HAM
Kamu tidak beri aku cium perpisahan dulu.
KLOV
Saya tidak berfikir demikian.
HAM
Tapi kamu boleh jadi hanya di dalam tongmu.
CATATAN TONG DI
SINI ARTINYA “KITCHEN” “DAPUR, JADI SENGAJA DI UBAH
KLOV
Keputusan kehendak yang sama.
HAM
Ya, tapi bagaimana aku tahu kalau kamu hanya mati di
dalam tongmu?
KLOV
Baik tidak lama atau sesudah saya mulai busuk.
HAM
Kamu sudah busuk.
(Pause,
Mengendus-Ndus)
Seluruh ruangan bau busuk mayat-mayat!
KLOV
Seluruh alam semesta.
HAM
Tai kucing alam semesta!
(Pause)
Coba pikir sesuatu.
KLOV
Apa?
HAM
Sebuah gagasan. Punya sebuah gagasan? Sebuah gagasan
cemerlang?!
KLOV
Baik.
(Masuk Ke Dalam
Tong, Mengeluh)
Derita di kaki ku ini sulit dipercaya. Aku tak bisa
berfikir apapun.
HAM
Kamu pun tak mampu meninggalkan aku. (KLOV BERSEMADI) Ngapain
kamu?
KLOV
Menggapai gagasan.
(Amblas Kedalam
Tong)
Ah!
(Muncul Lagi)
Aah!
HAM
Gagasan apa!
(Pause)
Sudah?
KLOV
Tunggu!
(Bersemadi Lagi)
Ya, ya, saya mendapatkannya.
(Turun Dari Dalam
Tong Menuju Jam Dan Mengambilnya)
Saya stel alarm.
HAM
Mudah-mudahan ini bukan sekali dalam hari-hariku yang
cemerlang, tapi terus-terang.....
KLOV
Siuli saya, saya tak akan datang.
(Bunyi Alarm Keras)
Alarm berdering, saya lenyap.
(Alarm Berhenti)
Tidak berdering, saya mampus.
HAM
Sedang berdering bukan? Bukankah sedang berdering?!
KLOV (Menggoyang-Goyangkan Jam Alarm Itu)
Kenapa tidak berdering?
HAM
Dia sudah berdering terlalu sering.
KLOV
Berdering terlalu keras.
HAM
Jadi itulah sebabnya kenapa sekarang hanya berdering
sebentar?
KLOV
Biar saya periksa.
(Mengutak-Atik Jam,
Mendengarkannya Ke Dekat Kuping, Tiba-Tiba Alarm Jam Berbunyi Sangat Keras)
Bah! Bisa membangunkan orang mati! Anda dengar tidak?
HAM
Samar-samar.
KLOV (Meletakkan Jam)
Akhir itu memang menakjubkan.
HAM
Aku lebih menyukai tengah-tengah.
(Pause)
Bukankah sekarang waktunya untuk minum obat penenang?
KLOV
Tidak, saya ingin permisi.
HAM
Saatnya untuk kisahku. Kamu tak ingin mendengarnya?
KLOV
Tidak.
HAM
Tanyakan pada Ayahku, kalau-kalau dia mau mendengarnya.
KLOV
Dia tidur.
HAM
Bangunkan dia.
KLOV (Mendekati Nag, Menggoyang-Goyangkan
Tubuhnya Yang Tetap Cuek)
Dia tak mau mendengar kisah anda.
HAM
Aku mau beri dia kembang gula.
KLOV (Mendekatkan Kupingnya Ke Mulut Nag)
Dia maunya permen karet.
HAM
Aku ambil permen karet.
KLOV
Saya setuju.
(Pause)
Ngomong-ngomong, anda percaya kehidupan yang akan datang?
HAM
Perasaanku selalu begitu.
(Klov Menuju Kotak Tepung)
Saat itulah ketemu dia.
NAG (Menggeliat)
Aku dengar.
HAM
Bajingan! Mengapa kamu menyebabkan aku ada?
NAG
Aku tidak tahu.
HAM
Apa? Kamu tidak tahu?!
NAG
Aku tidak tahu bahwa itu akan jadi kamu.
(Pause)
Kamu mau beri aku permen karet?
(CATATAN DALAM
NASKAH ASLI DI TULIS “SUGAR PLUM” YANG KIRA-KIRA ARTINYA “PERMEN KISMIS”. TAPI
DALAM PEMENTASAN INI, “SUGAR PLUM” KAMI TERJEMAHKAN JADI “PERMEN KARET” SUPAYA
“KOCAK”)
HAM
Ya, nanti sesudah dengar kisahku.
NAG
Berani sumpah?
HAM
Sumpah!
NAG
Demi apa?
HAM
Demi kehormatanku!
NAG
Kamu beri permen dua, ya.
HAM
Satu.
NAG
Satu untuk ku dan satu lagi untuk .....
HAM
Seseorang!
(Pause)
Diam! Dimana kau ini?!
(Pause)
Sudah berakhir. Kita sudah berakhir. HAMpir selesai. Tidak akan ada lagi percakapan.
(Sedih)
Sesuatu menetes di kepala ku sejak bayi. Tes...tes...tes
selalu di tempat yang sama.
(Pause)
Barangkali di syaraf kecil. Pembuluh darah jantung. Aah,
cukup. Sekarang waktunya untuk bercerita.
(Pause)
Tadi sampai dimana?
NAG
Melata.
HAM
Oh, ya.
(Vokal Berubah
Naratif)
Seorang laki-laki datang
merangkak ke arahku dengan melata. Pucat, pucat
menakjubkan dan kurus, dia tampak berada di satu titik.....
(Vokal Normal)
Oh, aku sudah ceritakan itu.
(Pause. Ragu2.
Vokal Naratif Lagi)
Dengan tenang aku penuhi pipaku, pipa
gading, dan aku nyalakan dengan.....katakan saja korek api kayu. Menghisap
beberapa sedot, aaah, sedaaap.
(Pause)
Apa yang kamu mau?
NAG
Permen karet!
HAM (Tidak Perduli, Tetap Vokal Naratif)
Hari itu luar biasa dingin, aku ingat, temperatur nol.
Tapi karena sedang malam natal, jadi tidak luar biasa sesuai musim. Sekali dalam setahun.
(Pause)
Angin jahat apa yang meniup-niupmu kemari?
(Pause)
Dia mengangkat wajahnya kearah ku,hitam campur daki dan
air mata.
(Vokal Normal)
Kenapa begitu, ya.
(Naratif Lagi)
Jangan, jangan lihat padaku, jangan pandangi aku. Dia
selalu memandang ke bawah dan menggumamkan sesuatu, minta maaf aku kira.
(Pause)
Aku orang yang sibuk, kamu tahu? Penyelesaian akhir,
sebelum pesta yang meriah, kamu tahu apa itu.
(Ngotot)
Ayo, ayo, apa sasaran penyerbuan ini?
(Pause)
Itulah hari terang yang sangat benderang. Aku ingat, 50
dalam ukuran heliometer. Tapi matahari sudah mulai tenggelam.....amblas
diantara orang-orang mati.
(Vokal Normal)
Cara bercerita yang menarik bukan?
(Nag Bersin Keras,
Ham Menoleh. Tapi Vokal Kembali Naratif)
Ayo sekarang, ayo, ajukan permohonanmu dan
biarkan aku meneruskan pekerjaanku.
(Batuk2)
Kemudian dia masuk. Bocah kecilku, katanya. Huh, seorang
bocah kecil yang jelek. Bocah lelaki kecilku, katanya, boleh jadi sex itu
penting. Darimana asal sex? Dia sebut lobang.
(Pause)
Tengah hari di atas kuda. Apa yang kamu sindirkan? Tempat
itu masih didiami? Tidak, tidak, tidak seorangpun, kecuali dia sendiri dan
bocah itu, anggap saja dia ada.
(Pause)
Baik. Aku sudah selidiki keadaan
diseberang teluk. Tak ada seorangpun. Baik. Dan kamu mengira aku percaya bahwa
kamu meninggalkan bocahmu sendiri di sana, dan hidup dalam berlebih-lebihan.
Ayolah.
(Pause)
Suatu hari yang meranggas, aku ingat, seratus dalam
kecepatan angin. Angin mengoyak cemara-cemara mati, dan menyapunya.....pergi.
(Vokal Normal)
Itu agak normal tentu.
(Naratif Lagi)
Ayo, bung. Bicaralah yang jelas, apa yang kamu maui, aku
sediakan buahku. (Pause) Jadi
singkatnya apa yang dimaui dari ku adalah roti untuk anaknya? Roti? Roti? Tapi
aku tidak punya roti. Itu tidak cocok untukmu. Bagaimana kalau sedikit jagung?
(Vokal Normal)
Itu sudah cukup.
(Naratif Lagi)
Jagung ya, aku punya jagung, bener nih, di gudangku. Tapi
pakai otakmu. Aku kasih kamu jagung, satu pon, satu setengah pon, jangan lupa
kasih anakmu, dan buatkan dia, kalau dia masih hidup, bubur yang enak. Setengah
mangkok bubur.
(Nag Bersaksi)
Penuh dengan gizi.
(Pause)
Bagus, rona merah mulai nampak kembali di pipi kecilnya.
Mungkin. Lalu.
(Pause)
Aku kehilangan kesabaran.
(Keras)
Pakai otakmu, tidak bisa?! Pakai otakmu! Kamu hidup di
dunia tidak bisa tanpa otak.
(Pause)
Hari yang sangat kering. Aku ingat, nol
menurut hygrometer. Cuaca yang ideal untuk punggungku yang encok.
(Pause, Bicara
Keras Lagi)
Tapi demi Tuhan, apa yang sedang kamu bayangkan? Alam
akan bangkit di musim semi? Sungai-sungai dan laut akan bergolak dengan ikan
lagi? Ada makanan suci di sorga buat orang dungu macam kamu?
(Pause. Tenang)
Pelan-pelan kemarahanku surut, tapi
setidak-tidaknya cukup sabar untuk menanyakannya, berapa lama ia mampu memaHAMi jalan hidup. Tiga hati penuh.
(Pause)
Baiklah. Dalam kondisi bagaimana ia tinggalkan anak itu.
Tidur nyenyak. Tapi nyenyak dalam tidur yang bagaimana? Nyenyak mati?
(Pause)
Singkatnya, akhirnya aku tawarkan untuk membantunya. Aku
terharu. Dan kemudian aku sudah membayangkan bahwa aku tak akan lama lagi di
dunia ini.
(Pause)
Nah, sekiranya kamu hati-hati, kamu mungkin mati wajar,
damai dan nyaman. Jelas? (Pause) Pada
akhirnya ia bertanya pada ku. Apakah aku setuju memelihara bocah itu
sebaik-baiknya, kalau dia masih hidup.
(Pause)
Itulah saat yang ku tunggu-tunggu. Apakah aku menyetujui
memeliharanya.....(Pause) Aku masih
dapat lihat dia, berlutut, tangannya rata dengan tanah, pandangannya tampak
liar, menentang kehendakku.
(Pause,Vokal Normal)
Kisahku ini HAMpir berakhir. Kecuali kalau aku masukkan tokoh-tokoh lain.
(Pause)
Tapi dimana aku akan menjumpai mereka? Dimana harus aku
cari mereka?
(Klov Berdiri Dari
Kotak Tepung, Mendekati Ham)
Sebaiknya kita berdoa.
NAG
Aku mau permen karet!
MENANGIS
KLOV Ada seekor tikus di sini.
CATATAN SEHARUSNYA
BUKAN “DISINI”, TAPI DI “DAPUR” = KITCHEN.
HAM (Terkejut)
Seekor tikus! Apa masih ada tikus-tikus?!
KLOV
Di belakang ada seekor.
HAM
Kamu tidak basmi?
KLOV
Sebagian.
(Pause)
Anda mengganggu kami.
HAM
Jadi dia tidak bisa lolos?
KLOV
Tidak.
HAM
Mestinya kamu basmi nanti. Mari kita berdoa.
KLOV
Berdoa lagi.
NAG
Minta permen karet!
HAM
Berdoa dulu.
(Kepada Klov)
Kamu sudah benar berdoa?
KLOV
Sebaiknya kita teruskan berdoa.
HAM (Kepada Nag)
Dan kamu, gimana berdoa?
NAG (Berdoa
Keras)
Bapa kami yang.....
HAM
Diam! Diamlah! Dimana sopan santunmu?
(Pause)
Kita teruskan berdoa.
(Berdoa)
Beres?
KLOV
Saya berdoa soal harapan gombal. Anda?
HAM
Sial dangkal segalanya!
(Kepada Nag)
Kamu?
NAG
Sebentar.
(Lihat Kiri-Kanan)
Bengang-bengong kosong!
HAM
Sial! Tuhan tidak ada!
KLOV
Belum.
NAG (Teriak)
Aku ingin permen karet!
HAM
Tak ada lagi permen karet.
NAG
Sesungguhnya, bagaimanapun, aku ini Bapakmu. Memang
benar,
kalau bukan aku, pasti ada orang lain yang jadi Bapakmu.
Tapi itu bukan alasan. Kita tahu itu.
(Pause)
Kegembiraan orang gila misalnya, yang sekarang tak ada
lagi. Kita tahu itu. Tak ada satupun di dunia ini yang lebih aku sukai kecuali
kegembiraan orang gila.
(CATATAN ORANG GILA
DI SINI SEHARUSNYA “ORANG TURKI/TURKISH”)
Dan suatu hari aku minta padamu, sebagai balasan
kebaikkan hati, dan kamu akan menjanjikannya padaku. Seseorang musti hidup pada
zamannya.
(Pause)
Siapa yang kamu panggil-panggil saat kamu masih ingusan,
dan ketakutan saat kegelapan? Ibumu? Bukan. Aku! Kami biarkan kamu berteriak
menangis. Kami pindahkan kamu jauh sehingga kami bisa tidur nyenyak.
(Pause)
Tapi saat aku tidur bahagia bagai raja, kamu bangunkan
aku untuk mendengarmu. Tapi itu tidak perlu, karena kamu tidak sungguh-sungguh
menghendaki aku mendengarkanmu.
(Pause)
Aku harap saatnya akan datang, saat kamu betul-betul
ingin aku mendengar kamu, dan kamu ingin mendengar suara ku, suara apapun.
(Pause)
Ya, semoga aku masih hidup sampai saatnya untuk mendengar
panggilanmu seperti waktu kamu masih bocah dan ketakutan dalam gelap. Dan aku
adalah satu-satunya harapan.
(Memanggil Nel)
Nel! Nel!
HAM
Wah, kongkow-kongkow kita habis, nih.
TERDENGAR LAGI
SUARA MUSIK. NADANYA ANEH SEKALI, SEPERTI SUARA LOLONGAN ANJING, TAPI NADANYA
FALSE. LALU LAMAT-LAMAT.
HAM
Anjingpun sudah minggat.
KLOV (Memungut Boneka Anjing)
Ini bukan anjing betulan, mana mungkin bisa minggat.
HAM
Dia tidak di sana.
KLOV
Dia tertidur.
HAM
Bangunkan dia untukku.
(Klov Memberikan
Boneka Anjing Pada Ham, Mengelus-Elusnya)
Ah, binatang dekil.
(Klov Menyeret
Sesuatu Di Panggung, Terdengar Sampai Berderit)
Ngapain, kamu?
KLOV
Saya akan menyingkirkan segalanya.
HAM
Aturannya dong!
KLOV
Saya gila aturan. Itu impian saya memang. Sebuah dunia
dimana segalanya diam dan hening di tempat terakhirnya, dibawah debu terakhir.
HAM (Berang)
Demi Tuhan, apa yang sedang kamu lakukan?!
KLOV
Saya sedang berusaha menciptakan keteraturan sedikit.
HAM
Jatuhkan itu.
KLOV
Di sana atau di tempat lain.
MELANGKAH
TERPINCANG-PINCANG
HAM
Kenapa kakimu?
KLOV (Berhenti)
Kaki ku?
HAM
Terpincang-pincang tuh.
KLOV
Mestinya pakai sepatu.
HAM
Sandalmu melukaimu?
KLOV (Akan
Pergi)
Saya permisi, ya.
HAM
Jangan!
KLOV
Kenapa saya harus selalu di sini?
HAM
Dialog!
(Pause)
Aku teruskan ceritaku saja. Aku teruskan dengan
sebaik-baiknya.
(Pause)
Tanyalah, dari mana harus mulai.
KLOV Oh, cerita anda?
HAM
Cerita apa?
KLOV
Cerita tentang diri anda yang pernah anda ceritakan
sendiri.
HAM
Maksudmu, urutan kisahku?
KLOV
Ya, itu.
HAM
Lanjutkan, tidak bisa? Tidak bisa melanjutkan?
KLOV
Saya harap anda melanjutkannya.
HAM
Alaah, tidak begitu jauh lagi cerita itu, tidak begitu
jauh.
(Pause)
Memang ada hari-hari seperti itu, dimana tidak terilHAMi untuk mengarang.
(Pause)
Kamu tidak bisa lakukan apa-apa saat seperti itu, kecuali
cuma menunggu.
(Pause)
Jangan di paksa, jangan. Bisa cilaka.
(Pause)
Akupun melanjutkan sedikit.
(Pause)
Teknik, kamu tahu. Aku bilang, aku lanjutkan sedikit.
KLOV
Tapi saya tidak bisa. Sedang anda sanggup meskipun banyak
halangan.
HAM (Marah)
Tidak begitu sulit, kamu tahu, tidak begitu sulit, dan
ini lebih baik ketimbang tidak.
KLOV
Lebih baik ketimbang tidak, apa mungkin?
HAM
Aku kasih tahu bagaimana caranya.
(Vokal Berubah
Naratif)
Dia datang di atas rongga perutnya.....
KLOV
Dia siapa?
HAM
Apa?!
KLOV
Siapa yang anda maksud dengan dia?
HAM
Siapa yang ku maksud! Orang lain lagi!
KLOV
Ah, dia! Tapi saya tidak pasti.
HAM (Naratif)
Merangkak di atas perutnya, merengek minta roti buat
anaknya yang bandel. Dia menawarkan pekerjaan sebagai tukang kebun.
Sebelum.....
(Klov Tertawa)
Apa yang lucu?
KLOV
Pekerjaan tukang kebun.
HAM
Itu yang membuat kamu geli?
KLOV
Ya.
HAM
Bukan soal roti?
KLOV
Atau anak badung.
HAM (Tertawa)
Seluruhnya memang menggelikan, aku setuju.
(Pause)
Tentang hal ini apa kita berdua tidak sebaiknya tertawa
ngakak?
TERTAWA NGAKAK
KLOV (Tidak Tertawa)
Hari ini saya tak bisa tertawa terbahak lagi.
HAM
Akupun tidak.
(Pause)
Biar ku teruskan.
(Naratif)
Sebelum menyatakan terima kasih, apakah boleh membawa
anaknya.
KLOV
Berapa umurnya?
HAM
Masih ngompol.
KLOV
Tapi sudah bisa panjat pohon.
HAM
Kenakalan anak-anak.
KLOV
Dan kemudian dia jadi dewasa.
HAM
Sangat mungkin.
KLOV
Lanjutkan, bisa? Lanjutkan.
HAM
Sudah, ah.
KLOV
Anda tahu bagaimana selanjutnya?
HAM
Kira-kira.
KLOV
Akan segera berakhir?
HAM
Aku kawatir segera berakhir.
KLOV
Anda menciptakan yang lain?
HAM
Aku tidak tahu.
(Pause)
Aku merasa agak capek.
(Pause)
Usaha untuk memperpanjang kreativitas.
(Pause)
Seandainya aku bisa menyeret diriku ke dasar laut! Aku
buat sebuah bantal pasir untuk kepalaku dan air pasangpun datang.
KLOV
Di sana tak ada lagi air pasang.
HAM (Menunjuk Ke Arah Nel)
Coba pergi dan lihat apakah dia mati.
KLOV (Mendekati Nel, Memegang Kepalanya)
Tampaknya begitu.
HAM
NAG gimana?
KLOV (Menuju Nag Memegang Kepalanya)
Tampaknya tidak mati.
HAM
Sedang apa dia?
KLOV
Menangis.
HAM
Tandanya masih hidup.
(Pause)
Pernahkah kamu rasakan kebahagiaan yang dadakan.
KLOV
Sepanjang pengetahuan saya, tidak.
HAM
Bawa aku ke bawah jendela.
(Klov Mendorong
Tong Ham Ke Bawah Jendela)
Aku ingin merasakan cahaya menyiram wajahku.
(Sampai Di Bawah
Jendela)
Kamu ingat saat kamu membalikkan posisiku? Kamu pakai
kursi terlalu tinggi. Setiap langkah, kamu nyaris menjugkirkanku keluar.
(Pause)
Ah, sangat lucu. Kita berdua sangat lucu
(Tertawa)
Kita berdua teruskan jalan itu.
(Di Dorong Lebih
Mendekat Jendela)
Sudah sampai? Terang?
KLOV
Tidak gelap.
HAM (Marah)
Aku Tanya, apakah itu terang?
KLOV
Ya.
HAM
Gorden tidak di tutup?
KLOV
Tidak.
HAM
Jendela apa itu?
KLOV
Dunia.
HAM
Aku tahu itu! Tapi disana tak ada cahaya! Yang lainnya.
(Klov Mendorong
Tong Ham Ke Jendela Lain)
Dunia!
(Berhenti Di Bawah
Jendela Yang Lain)
Itu aku sebut cahaya!
(Pause)
Terasa seperti cahaya matahari bukan?
KLOV
Bukan.
HAM
Jadi yang terasa di wajahku bukan cahaya matahari?
KLOV
Bukan.
HAM
Apakah aku sangat pucat?
(Klov Memeriksa Wajah
Ham, Ini Membuatnya Marah)
Aku Tanya padamu, apa aku tampak pucat?
KLOV (Gugup)
Tidak lebih dari biasanya.
HAM
Buka jendela.
KLOV
Untuk apa?
HAM
Aku ingin dengar laut.
KLOV
Anda tak bisa dengar itu.
HAM
Biarpun kamu sudah membukanya?
KLOV
Ya.
HAM
Kalau begitu tak ada gunanya jendela itu di buka?
KLOV
Tidak.
HAM (Geram)
Buka!
(Klov Membuka
Jendela)
Sudah kamu buka?
KLOV
Sudah.
HAM
Sumpah kamu sudah membukanya?
KLOV
Ya.
HAM
Bagus.
(Pause)
Laut pasti sangat tenang.
(Geram)
Aku Tanya, apa laut sangat tenang?!
KLOV
Ya.
HAM
Sebab di sana tak ada lagi navigator.
(Pause)
Kamu mendadak kehilangan kata-kata. Kenapa, sih? Kurang
sehat?
KLOV
Saya kedinginan.
HAM
Ini bulan apa, ya?
(Pause)
Tutup jendela, kita pulang.
(Klov Mendorong
Tong Ham Ke Tempat Semula)
Kamu jangan dekat-dekat aku, kamu membuatku ikut
menggigil.
(Klov Menuju Kotak
Tepung)
Ayah! Ayah! Coba periksa, apakah Ayahku mendengarku.
Ayah! Ayah!
KLOV (Bergegas Menuju Nag)
Dia mendengarmu.
HAM
Dengar dua kali?
KLOV
Cuma sekali.
HAM
Pada panggilanku yang pertama atau yang kedua.
KLOV
Dia tidak tahu.
HAM
Pasti panggilan yang kedua.
KLOV
Kita tak kan tahu.
HAM
Dia masih menangis?
KLOV
Tidak.
HAM
Orang yang mati, berlalu dengan cepat.
(Pause)
Apa yang sedang dilakukannya?
KLOV
Menyedot-nyedot rotinya.
HAM
Kehidupan berlangsung terus.
(Pause)
Beri aku selimut, aku kedinginan.
KLOV
Tak ada lagi selimut.
HAM
Ciumlah aku. Mau?
KLOV
Tidak.
HAM
Di dahi sini.
KLOV
Saya tak ingin cium dimanapun.
HAM
Paling tidak, ulurkan tanganmu.
(Klov Diam)
Tidak mau?
KLOV
Saya tidak ingin menyentuh anda.
HAM
Berikan anjingku.
(Klov Memungut
Boneka Anjing, Diberikan Pada Ham, Tapi Lalu Di Buang)
Tidak!
KLOV
Anda tak mau anjing ini?
HAM
Tidak.
KLOV
Saya ingin pamit.
HAM
Benar.
KLOV
(Bergegas Pergi, Tapi Lalu Kembali)
Seandainya aku tidak membunuh tikus itu, dia kan mati.
HAM
Benar.
(Klov Pergi)
Aku harus main. Kita teruskan.
(Pause)
Kamu meratap, menangis, sia-sia, supaya tidak tertawa,
sedikit demi sedikit aku mulai sedih.
(Mengeluarkan Sapu
Tangan Dan Di Tutupkan Dikepalanya Jadi Topi)
Mungkin, aku akan membantumu.
(Pause)
tolong.
(Pause)
Selamat! selamat!
(Pause)
Tempat itu melata bersama mereka.
(Pause)
Gunakan otakmu dong, bisa? Gunakan otakmu. Kamu ada di
bumi, tak bisa tanpa otak.
(Pause)
Keluar dari sini, dan salinglah mencintai! Jilatilah
tetanggamu seperti menjilati dirimu sendiri.
(Pause)
Jika sedang tak mau roti, mereka mencari cewek-cewek
cabul.
(Marah)
Enyahlah dari penglihatanku dan kembalilah ke pesta-pesta
cabulmu.
(Pause)
Semuanya! Segalanya! Bahkan seekor anjingpun tidak!
(Tenang)
Akhir adalah dalam permulaan, tapi kamu terus.
(Pause)
Mungkin aku ingin melanjutkan kisahku, mengakhirinya dan
memulai yang lain.
(Pause)
Mungkin aku bisa mencampakkan diriku ke lantai.
Menancapkan kuku-kukuku dalam keretakkan lantai dan menyeret tubuhku ke depan
dengan jari-jariku.
(Pause)
Itulah akhirnya dan disanalah aku berada, bertanya-tanya
apa penyebabnya, dan bertanya-tanya kenapa....
(Ragu-Ragu)
Kenapa begitu lambat datangnya.
(Pause)
Disana aku berada, di tempat berteduh, sendirian
menentang kesepian dan.....keheningan. Jika aku dapat menggenggam kedamaianku,
dan duduk tenang, segalanya akan dipenuhi suara dan gerak, kemudian berakhir
dan binasa.
(Pause)
Aku ingin panggil Bapakku dan ingin panggil.....
(Ragu-Ragu)
anakku. Dan bahkan dua atau tiga kali, kalau-kalau mereka
belum mendengar panggilanku yang pertama atau yang ke dua.
(Pause)
Aku akan bicara pada diriku sendiri, Tuhan akan hadir.
(Pause)
Lalu? Lalu?
(Pause)
Dia sudah pergi terlalu jauh.
(Pause)
Lalu? Segala macam khayalan. Aku sedang di amati. Tikus!
Langkah-langkah! Menahan nafas, lalu.....
(Menghela Nafas)
Kebisingan, kebisingan, kata-kata, seperti bocah yang
soliter, yang berubah jadi banyak anak-anak, dua, tiga, supaya bisa
bersama-sama dan berbisik bersama dalam kegelapan. Saat ke saat, berderai
rontok, seperti biji rumput pada.....
(Ragu-Ragu)
Cerita Yunani kuno dan sepanjang hidup kamu menunggunya
untuk mendaki mencapai sebuah kehidupan.
(Pause)
Ah, biarlah itu berlalu.
(Klov Datang
Membawa Jam)
Apa? Pergi dan tidak mati?
KLOV
Hanya nyawanya, kok.
HAM
Yang mana?
KLOV
Kedua-duanya.
HAM
Kalau pergi dariku, kamu yang akan mati.
KLOV
Dan sebaliknya juga.
HAM
Di luar sini, maut!
(Pause)
Dan tikusnya?
KLOV
Sudah melarikan diri.
HAM
Tikus itu tak bisa pergi jauh.
KLOV
Tikus itu tak butuh pergi jauh.
HAM
Bukankah sekarang saatnya untuk minum obat penenang?
KLOV
Ya.
HAM
Ah, akhirnya! Berikan itu padaku! Cepat!
KLOV
Tak ada obat lagi. Anda tak pernah bisa mendapatkan obat
itu lagi.
HAM
Tapi di kotak kecil, tadi penuh!
KLOV
Ya, tapi sekarang kosong.
HAM
Apa yang akan ku lakukan? Apa?
(Klov Menyetel Jam)
Ngapain kamu?
KLOV
Memutar pernya.
HAM
Lihatlah ke tanah.
KLOV
Lagi!
HAM
Karena itu memanggilmu.
KLOV
Tenggorokan anda nyeri?
(Pause)
Suka obat batuk?
(Pause)
Tidak?
(Pause)
Ah, kasihan.
(BERNYANYI/BERGUMAM)
HAM (marah)
Jangan nyanyi!
KLOV
Orang tak berhak nyanyi lagi lagi?
HAM
Tidak.
KLOV
Lalu, bagaimana ini dapat berakhir?
HAM
Kamu ingin ini berakhir, toh?
KLOV
Saya ingin bernyanyi.
HAM
Aku tak bisa mencegahmu.
KLOV (Mendatangi Tangga)
Apa yang bisa saya lakukan dengan anak tangga ini? Anda
tak lihat anak-anak tangga ini? Ah, hampir waktunya.
(Pergi Ke Jendela)
Kadang-kadang saya bertanya-tanya apakah saya waras, tapi
kemudian pertanyaan itu berlalu dan saya merasa normal sebagai sebelumnya.
(Melongok Ke Luar
Jendela)
Ia ada di bawah air. Bagaimana bisa terjadi? Padahal
tidak hujan, ah, betapa gobloknya aku. Aku berada di sisi yang salah!
(Melongok Dari
Sebalik Jendela)
Di bawah, air! Ah betapa gobloknya aku!
(Pause)
Kadang-kadang saya bertanya-tanya apakah pikiran saya
normal. Tapi kemudian pertanyaan ini berlalu dan saya secerdas biasanya.
(Melihat Dari
Sebaliknya Lagi)
Adakah sisi khusus yang anda bayangkan? Atau semua hal?
HAM
Semua hal.
KLOV
Akibat umum?
(Pause)
Tunggu sebentar.
MELONGOK KE JENDELA
HAM
KLOV!
KLOV
Hmm.
HAM
Kamu tahu apa ini?
KLOV
Hmm
HAM
Aku tak pernah ke sana.
(Pause)
KLOV!
KLOV
Apa?
HAM
Aku tak pernah kesana!
KLOV
Anda beruntung.
MELONGOK KE JENDELA
HAM
Mbolos selalu. Semuanya terjadi tanpa aku. Aku tak tahu
apa yang terjadi. Kamu tahu, KLOV?
KLOV
Anda ingin saya lihat tumpukan kotoran itu, bukan?
HAM
Jawablah dulu.
KLOV
Apa?
HAM
Kamu tahu apa yang sudah terjadi?
KLOV
Kapan? Dimana?
HAM
Kapan! Apa yang terjadi?!
(Marah)
Pakai otakmu, bisa?! Apa yang terjadi?!
KLOV
Untuk apa Tuhan menciptakannya jadi persoalan?
HAM
Aku tidak tahu.
KLOV
Saat cewek itu bertanya pada anda soal minyak untuk
lampunya, anda jawab “pergilah ke neraka!”
Anda tahu apa yang terjadi kemudian, tidak? (Pause) Anda tidak tahu dia mati, cewek gaek itu, karena kegelapan.
HAM
Aku tak punya apa-apa.
KLOV
Anda punya.
HAM
Kamu punya kacamata?
KLOV
Tidak. Ini cukup terang.
HAM
Pergi dan ambilah.
KLOV
(Berdiri Terhuyung2 Dan Jatuh)
Satu hal, saya tak pernah mengerti. Kenapa saya selalu
patuh pada anda. Dapatkah anda jelaskan ini?
HAM
Tidak. Mungkin itu karena kasihan.
(Pause)
Rasa kasih yang hebat.
(Pause)
Ah, kamu tidak akan memperolehnya dengan gampang.
KLOV
Saya capek terhadap tingkah kita yang aneh. Saya capek.
(Pause)
Anda tak berada di situ?
MENUNJUK TENGAH
PANGGUNG
HAM
Jangan biarkan aku di situ!
(Terkejut)
Aku tepat di tengah?
KLOV
Anda butuh sebuah mikroskop untuk mendapatkan....
(Mengambil
Teropong, Meneropong Boneka Anjing)
Ah, saya HAMpir
lupa.
HAM
Berikan anjing itu!
KLOV (Masih Meneropong)
Tenang! Diam!
HAM (Marah)
Berikan anjing itu!
KLOV (Melempar Teropongnya Mengambil Boneka Anjing Dan Melemparkannya Ke Tubuh Ham)
Ini anjingmu!
HAM (Kaget, Menjerit)
Dia memukulku!
KLOV
Anda membuat saya gila! Saya gila!
HAM
Kalau kamu harus pukul aku, pukul pakai kampak! Atau
dengan kail! Jangan dengan anjing. Pakai kail atau kampak!
KLOV
(Memungut Boneka Anjing)
Hentikan permainan ini.
HAM
Tidak bisa!
(Pause)
Masukkan aku dalam peti matiku!
KLOV
Tak ada lagi peti mati.
HAM
Biar segalanya berakhir! Ah, kegelapan! Dan aku? Tak
adakah seorangpun yang kasihan padaku?
KLOV
Apa? Apakah maksud anda, saya?
HAM (Menuding Penonton)
Disana, penonton itu, monyet! Apa kamu tak pernah dengar
penonton sebelumnya?
(Pause)
Baik aku siapkan soliloki terakhirku.
KLOV
Saya peringatkan anda. Saya akan periksa kotoran
menjijikan itu karena itu perintah. Tapi itu yang terakhir kali.
(Melihat
Sekeliling)
Lihat! Kosong.....tak ada
apa-apa.....bagus.....bagus.....hampa.
(Menuding Ham)
Itu dia nasib jelek!
HAM
Sangat ruwet, complicated!
(Pause)
Ini di luar plot, aku yakin!
KLOV
(Mengambil Teropong, Naik Ke Tangga, Meneropong)
Lihat, seperti seorang anak kecil!
HAM
Seorang anak kecil!
KLOV
Biar ku lihat!
(Meneropong Lagi)
Aku ambil pancing.
(AKAN TURUN)
HAM
Jangan!
KLOV
Jangan?
HAM
Kalau dia ada, tentu dia datang ke mari, atau dia akan
mati disana. Tapi kalau tidak......
KLOV
Loh, anda tidak percaya saya? Apakah anda pikir saya ngarang?
HAM
Itu sudah berakhir, Klov! Kita sudah berakhir. Aku tak
butuh kamu lagi.
KLOV
(Bergegas Pergi)
Beruntunglah anda.
HAM
Tinggalkan pancing itu.
KLOV
(Memungut Pancing Dan Memberikannya Pada Ham)
Saya permisi.
HAM
Sebelum pergi, katakan sesuatu dong.
KLOV
Tak ada sesuatu yang dapat dikatakan.
HAM
Beberapa kata-kata.....untuk direnungkan.....dalam
hatiku.
KLOV
Hati anda!
HAM
Ya, ya.
(Pause)
Dengan istirahat. Pada saat-saat terakhir,
bayangan-bayangan, keluhan-keluhan, segala keruwetan, akan berakhir.
(Pause)
Klov.....
(Klov diam)
Dia tak pernah berkata-kata padaku. Dan pada saat
terakhir ini, sebelum dia pergi, tanpa harus aku minta dia bicara padaku, dia
bilang.....
KLOV
Ah.....
HAM
Sesuatu dari hatimu.
KLOV
Hatiku!
HAM
Beberapa kata-kata..... dari hatimu.
KLOV
Mereka berkata padaku, inilah cinta, ya, ya, tanpa
ragu-ragu, sekarang anda lihat bagaimana.....
HAM
Bicara yang jelas!
KLOV
Alangkah mudah!
(Pause)
Mereka berkata padaku, inilah persahabatan, ya, ya, tanpa
perlu pertanyaan, anda telah temukan itu. Mereka berkata padaku, disinilah
tempatnya berhenti. Tegakkan kepalamu dan lihat segalanya begitu indah. Tatanan
itu!
(Pause)
Mereka bilang padaku, ayolah, kamu bukan binatang keji,
berfikirlah yang lazim, dan kamu akan lihat betapa segalanya tampak jernih. Dan
sederhana! Mereka bilang padaku, sikap ramah dan hormat penuh pengalaman yang
mereka dapat, semuanya mematikan luka hati mereka.
HAM
Cukup!
KLOV
Kadang-kadang aku bilang pada diri sendiri. Klov, kamu
musti belajar menderita sebaik-baiknya, jika kamu ingin mereka capek
menyiksamu, suatu hari. Aku bilang pada diri sendiri, kadang-kadang, klov kamu
harus disana lebih lama lagi jika kamu ingin mereka membiarkanmu pergi, suatu
hari. Tapi aku merasa sudah begitu tua, dan begitu jauh, membuat
kebiasaan-kebiasaan baru. Itu semua tak pernah berakhir, aku tak pernah bisa
pergi.
(Pause)
Dan pada suatu hari, tiba-tiba itu berakhir, berubah, aku
tidak faham, itu mati, atau diriku sendiri, aku tidak faham, itu juga. Aku
bertanya-tanya dengan sisa-sisa kalimat yang ada, saat tidur, bangun, pagi,
malam. Tapi mereka tak pernah bilang apa-apa.
(Pause)
Aku buka pintu penjara dan pergi. Aku begitu bongkok, aku
hanya bisa lihat kakiku. Jika aku buka mataku, diantara kaki dan jejak
langkahku, tampak debu hitam kotor. Aku berkata pada diriku sendiri, bumi ini
sudah padam, meski aku tak pernah melihatnya bercahaya.
(Pause)
Ah, tak perlu dibikin susah.
(Pause)
Kalau aku ambruk, aku meratapi kebahagiaan.
MENUJU TONGNYA,
MASUK KEDALAMNYA
HAM
Klov!
(Klov Diam)
Kosong.....
(Pause)
Klov!
KLOV (Melongokkan
Kepalanya)
Ini yang kita sebut keluar panggung.
HAM
Aku sangat berterimakasih padamu. Untuk
pelayanan-pelayananmu.
KLOV
Maaf, saya yang harusnya berterimakasih.
HAM
Berterimakasih satu sama lain.
(Klov Memasukkan
Kepala)
Satu hal lagi Klov.
(Klov Nongol)
Permintaan terakhir, selimutilah aku.
(Klov Amblas Ke
Tong)
Tidak? bagus.
(Pause)
Sebaiknya aku mulai memainkannya. Permainan terakhir yang
usang, lenyap dimakan usia. Permainan dan kalah dan berhenti.
(Ham Berupaya Turun
Dari Tongnya Dengan Sangat Sulit, Dan Terjatuh)
Bagus! Biar aku lihat.
(Pause)
Oh, ya.
(Klov Melongokkan
Kepala)
Bagus.
(Pause)
Campakkan!
(Klov Turun Dari
Tong Menghampiri Ham)
Santai saja.
(Pause)
Dan sekarang? Angkat topi! Damailah pantat kita! Dan
pakai lagi. Seri!
(Klov Mengangkat
Ham Untuk Kembali Ke T Ongnya)
Kita sampai. Beberapa cacing seperti ini lagi aku harus
undang.
(Pause)
Sebuah puisi sederhana.
(Pause)
Kamu berdoa, oh tidak, kamu memohon datangnya malam hari,
malam datang.....oh tidak, jatuh sudah, kini tangis dikegelapan.
(Pause. Berhasil
Naik Ke Tong Di Bantu Klov)
Bagus sekali.
(Pause)
Dan sekarang?
(Masuk Dalam Tong)
Saatnya untuk tak berbuat aa-apa, sekarang seperti waktu
tak pernah ada dan waktu berakhir.
(Vokal Naratif)
Seandainya anaknya bersamanya.
(Pause)
Itulah saat yang aku tunggu-tunggu.
(Pause)
Kamu tak mau meninggalkannya? Kamu ingin dia berkembang
selagi kamu makin layu? Agar ada disana
untuk menghibur akhir jutaan waktumu?
(Pause)
Dia tidak menyadari, bahwa yang dia tahu cuma kelaparan.
Kedinginan dan maut sebagai puncak segalanya. Tapi kamu?! Kamu seharusnya tahu
dunia macam apa akhir-akhir ini. Oh, aku menghadapkannya pada tanggung
jawabnya!
(Pause,Vokal
Normal)
Nah, disanalah mereka, disanalah aku, begitulah.
(Meniup Peluit)
Ya, sungguh.....
(Meniup Peluit)
Bagus.
(Pause)
Ayah! Ayah!
(Pause)
Baik!
(Pause)
Kita sampai.
(Pause)
Dan untuk mengakhirinya? Campakkan! Campakkan peluit ini
ke auditorium!
(Mencampakkan
Peluit Ke Auditorium)
Dengan pujian-pujianku.
(Pause)
Klov!
(Pause, Klov
Memeluk Ham)
Tidak? Baik.
(Klov Mengelus-Elus
Kepala Ham)
Inilah cara kita memainkan ini......
(Pause)
Mari kita memainkannya demikian......dan jangan bicara
apapun lagi soal itu.....jangan bicara lagi. Oh, sahabat karib tua!
Kamu.....tinggal.....
LAMPU PELAN-PELAN
REDU. BUNYI MUSIK KEMUDIAN LAMPU PADAM
T A M A T
klik di sini untuk download naskah teater End Game selengkapnya
Demikian artikel tentang contoh naskah drama teater, semoga bermanfaat.
0 Response to "Contoh Naskah Drama Teater Panjang (Karya Mancanegara)"
Post a Comment