Contoh Skenario Film Pendek Anak Sekolah
Dalam postingan kali ini, saya akan membagikan Contoh Skenario Film Pendek Anak Sekolah, semoga bermanfaat.
Dalam contoh skenario kali ini, durasinya sekitar 10 menit, karena memakan 10 halaman kertas ukuran A4 dengan font Courier New.
Baiklah daripada panjang lebar, simak contoh skenario dibawah ini.
Contoh Skenario Film Pendek Anak Sekolah
oleh Sunarmi, S.Pd
O.S
Allahu
Akbar,, Allaahu Akbar,,,
Terdengar azan subuh saling bersahutan dari mesjid–mesjid
sepenjuru kota Sungai Penuh.
Beriringan dengan suara adzan sebagai pertanda akan dimulainya
aktivitas hari ini.
Amir bangun dari tidur, kemudian melaksanakan shalat subuh.
Seperti kata pepatah bangunlah di pagi hari sebelum rejeki
dipatok ayam.
Ternyata pepatah tersebut yang dipakai oleh keluarga ibu Aminah.
Realitanya dengan udara yang masih dingin dan cahaya yang masih
redup keluarga bu Aminah sudah mulai mempersiapkan bahan-bahan yang
digunakan untuk membuat sala.
Sala adalah satu satunya penghasilan keluarga Amir.
Sala adalah salah satu jenis makanan ringan yangterbuat dari
tepung beras yang berbentuk bulat-bulat seperti bola kecil, makanan ini berasal
dari Sumatera Barat.
Kota Sungai Penuh adalah Kota pemekaran dari Kabupaten Kerinci
yang terletak di Provinsi Jambi, sedangkan Kabupaten Kerinci sendiri sebelum
masuk ke Provinsi Jambi adalah masuk ke wilayah Sumatera Barat.
Jadi sampai sekarangpun adat dan kebiasaan orang-orang di Kota
Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci kebanyakan masih berbau atau bernuansa
Sumatera Barat.
Sampai sekarang banyak orang-orang di Sungai Penuh yang masih
melestarikan keberadaan sala, selain dijual di kedai-kedai lontong sayur sala
juga dijual anak-anak kecil dengan bejalan kaki keliling dari rumah ke rumah.
Amir merupakan anak bungsu dari dua bersaudara, dia
berperan penting dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya, dikarenakan
Ayah Amir sudah lama meninggal dunia.
Dilihat dari segi umur, Amir masih tergolong anak yang
selayaknya masih dalam tahapan bermain seperti teman-teman sekolah lainnya.
Amir menyadari bagaimana kondisi dari keluarganya,
sehingga diapun juga ikut serta membantu Ibunya.
CUT TO
2. Ext .
Jalanan dan Halaman Sekolah - Siang
Pagi-pagi Amir berangkat ke sekolah dengan berjalan
kaki.
Jarak antara rumah Amir dengan sekolah sekitar 15
menit.
Ketika bertemu teman (Dede & Gio) di jalan,
Amir diejek/dibully oleh teman-teman dengan menirukan
suara Amir
pada waktu keliling menjual sala.
DEDE
& GIO
“Sia bali salaaa..... sia bali salaaa.....”
Setelah itu mereka tertawa kemudian berlari mendahuluinya dan
dengan sengaja mendorong tangan kanan Amir.
Amir merasa kesakitan dan mengusap tangan kanannya,
lalu Amir berucap
“Astaqfirullah
Al Azim”
Kemudian Amir melanjutkan perjalanannya ke sekolah.
Setiap jam istirahat, Amir selalu berkunjung ke
perpustakaan.
Berbeda dengan temannya yang lain waktu istirahat mereka
pergunakanuntuk makan dan jajan di kantin.
Pada saat Amir di Perpustakaan, datanglah Dede dan Gio,
karena mereka tahu setiap jam istirahat Amir selalu
ada di perpustakaan.
Setelah Dede dan Gio bertemu dengan Amir di
perpustakaan, lalu mereka membuat ulah dengan menjatuhkan beberapa buku yang
ada di rak buku, kemudian ditinggalkannya.
Dengan sabar Amir mengambil buku-buku tersebut dan menyusun
kembali di rak buku.
Bel pulang sekolah berbunyi, Amir berjalan keluar dari
gerbang sekolah.
Lagi-lagi Amir diejek/dibully oleh teman-temannya,
dengan menirukan suara Amir pada waktu menjual sala.
DEDE
& GIO
“Salaaaa......
salaaa..... ha..ha..ha....haaaaaaa.....”
Anak tersebut (Dede) melempar bungkus roti yang
tadinya dia makan ke arah Amir,
kemudian Amir mengambil bungkus roti itu dan membuangnya ke
tempat sampah
dan melanjutkan perjalanannya pulang ke rumah.
CUT TO
3. Ext
- Int. Rumah Amir - Siang
Lingkungan rumah yang tersembunyi disudut pemukiman warga yang
padat penduduk. Amir pun sampai di rumah yang sederhana.
AMIR
“Assalamu’alaikum...”
Dengan suara yang agak lelah karena menahan lapar, Amir
mengucapkan salam.
IBU
“Wa’alaikum
Salam.......”
Suara ibu Aminah yang agak sesak menjawab salam Amir.
Amir pun masuk ke dalam rumah, Nampak deretan piala di atas
almari
sebagai bukti prestasi yang telah diperoleh Amir selama ini.
IBU
“Baru
Pulang nak??”
AMIR
“Iya Bu!”
IBU
“Makan dulu
nak...!”
AMIR
“Iya Bu!”
Lalu Amir menukar baju seragam sekolahnya kemudian pergi
ke dapur.
Setelah selesai makan, Amir meminta izin kepada Ibunya untuk
berjualan.
AMIR
“Bu, Amir
berangkat jualan dulu ya”
Amir siap
berangkat jualan dengan nampan berisi sala.
IBU
“Iya, mir
setelah pulang nanti, tolong ibu dibelikan obat ke apotik ya!”
Ibu Amir
sambil mengeluarkan resep yang akan di beli oleh Amir nanti.
AMIR
“Iya Bu!”
Amir
mengambil resep obat yang di berikan oleh Ibunya
dan
memasukkan ke dalam kantong celananya.
IBU
Iya, mir
setelah pulang nanti, tolong belin obat ibu ya di apotik.
Ibu Amir
sambil mengeluarkan resep yang akan di beli oleh Amir nanti.
AMIR
“Iya Bu!”
Amir mengambil resep obat yang di berikan oleh Ibunya
dan memasukkan ke dalam kantong celananya.
CUT TO
04. Ext.
JALAN RAYA - Siang
AMIR
“Saaalaaaaaaaa.....salaaaaaaa..........”
Amir melangkah berjalan melewati jalan raya membawa barang
dagangannya.
Kemudian ada seorang pembeli perempuan yang memanggil Amir.
PEMBELI
Diak...diak....
Salaaaaa diak!!!
Bara salanya
diak?
Si pembeli menanyakan berapa harga sala yang dijual oleh Amir.
AMIR
“1 buah Rp
500 uni “
Sala Amir dibeli oleh ambil berjalan di bawah terik
matahari, Amir meneriaki
PEMBELI
“beli
salanya Rp 8.000,00 ya diak!”
Sambil menghitung jumlah sala kemudian Amir memasukkan
sala ke dalam kantong plastik dan memberikannya kepada pembeli tersebut.
Setelah diberi uang Amir mengucapkan terimakasih.
AMIR
“Terimakasih
uni”
Sambil berjalan di bawah terik matahari, Amir menawarkan
salanya dengan suaranya yang khas.
“salaaaaaa..........
salaaaaaaa..........”
Tetapi setelah berjalan berjam-jam tidak ada lagi orang yang
membeli dagangannya.
Beberapa saat kemudian Amir mendengar suara adzan
sholat asar.
Kemudian Amir berhenti di mesjid terdekat untuk
melaksanakan shalat asar.
Sebelum berwudhu Amir meletakkan salanya di dalam
mesjid bagian belakang.
Setelah shalat Amir menghampiri barang dagangannya lalu keluar dari mesjid. Amir kaget melihat sepasang sandalnya tidak ada.
“Sandal
saya dimana ya?”
Amir kebingungan mencari sandalnya dengan berjalan
keliling pelataran mesjid.
Pada waktu Amir mencari sandalnya, Amir menemukan
dompet di sekitar mesjid.
Amir kemudian mengambil dompet tesebut dan ia membukanya.
Amir pun kaget setelah melihat isi dompet yang banyak
uangnya tersebut.
Setelah membuka isi dompet tersebut Amir sangat
terkejut, dia melihat ada beberapa lembar uang ratusan ribu adan lima puluhan
ribu rupiah dan menghitungnya dengan sangat gembira dan dimasukkanya kedalam
saku celana. Amir masih sibuk mencari-cari sendalnya.
Sesaat kemudian ada seorang Ibu-ibu setengah baya (Ibu Sari)
yang datang dan masuk ke dalam masjid dan dengan kebingungan mencari sesuatu.
Kemudian Amir datang dan menanyakan apa yang sedang dilakukan
Ibu tersebut (Ibu Sari).
Setelah Ibu Sari bercerita kepada Amir kalau ia
kehilangan dompetnya yang terjatuh kemudian Amir dengan senyum
mengembalikan dompet tersebut.
Setelah menghitung uang dan beberapa kartu-kartu penting yang
ada didalam dompetnya, Ibu Sari tersenyum karena uangnya masih sama,
kartu-kartu yang ada didalam dompet utuh dan tidak ada satupun yang hilang.
Kemudian Ibu sari memberikan selembar uang Rp 50.000,00
kepada Amir, akan tetapi Amir dengan tersenyum ramah menolak
pemberiannya.
Amir ingat pesan dari Ibunya
“Kalau
kito nak mambatu orang, dak boleh kito maminta imbalan Amir, Kalau kito maminta imbalan itu bardosa”
Amir kemudian melanjutkan lagi perjalanannya berjualan sala
keliling.
CUT TO
05. Int.
Apotik - SOre
Sebuah apotik di jalan protokol tampak ramai oleh
pengunjung.
Pengunjung yang hendak membeli obat sedang mengantri.
Amir berjalan kaki tanpa memakai sandal, dia berhenti di
depan apotik.
Tangan kanan Amir merogoh saku kanan celananya, dan
dikeluarkannya beberapa lembar uang Rp 20.000,00 dan resep obat yang
dibawanya tadi dari rumaah.
Kemudian Amir merogoh saku kiri celananya,
diambilnya beberapa
lembar uang pecahan Rp 2.000,00 hasil jualan sala hari ini.
Sambil menghitung jumlah uang tersebut, Amir terlihat
sangat sedih memikirkan antara membeli beras dan membeli obat untuk
Ibunya
yang sedang sakit.
AMIR
“Uang
hanya Rp 34.000,00 beras di rumah alah habis, sedangkan Ibu sakit butuh obat.
apa yang harus dibeli?”
Salah satu pengunjung apotik itu adalah Amir, si anak
penjual sala yang akan membeli obat untuk Ibunya.
Tanpa memperhatikan orang-orang yang berada disekitarnya,
Amir menyerahkan resep obat kepada petugas apotik sambil menunduk sedih ia duduk dikursi.
Beberapa waktu kemudian Amir dipanggil oleh petugas
apotik.
AMIR
“Bara
harga obatnya kak?”
TINA
“Obatnya
alah dibayia samo Ibu yang lai kalua itu diak”
Amir termenung dan menoleh ke belakang, dan di luar apotik
nampaklah seorang Ibu-ibu berdiri tersenyum ke arah Amir sambil
melangkah meninggalkan apotik tersebut.
Amir teringat bahwa ibu itu adalah pemilik dompet yang
ditemukannya di masjid beberapa hari yang lalu. Sambil berkaca-kaca matanya, di dalam hati Amir berucap dan bersyukur.
“Alhamdulillah
Ya Allah....... Terima kasih atas bantuan-Mu ini, kalau bukan karena Engkau, hamba tidak bisa berbuat apa-apa."
"Ya Allah, berikanlah rejeki dan kesehatan kepada Ibu yang
telah menolong saya, Alhamdulillah saya bisa membeli beras untuk dimasak nanti."
TAMAT
|
0 Response to "Contoh Skenario Film Pendek Anak Sekolah"
Post a Comment