Bersama Pembantu Rumah Tangga (cerita cinta penuh dosa)
Hari ini semacam biasa saya perhatikan istriku lagi bersiap buat berangkat kerja, sedangkan saya masih tiduran.
Istriku memanglah wajib senantiasa berangkat pagi, tidak semacam pekerjaanku yang tidak mewajibkan berangkat pagi.
Tidak lama setelah itu saya perhatikan ia mengatakan suatu, pamitan, serta lama- lama meninggalkan rumah. Sedangkan saya bersiap kembali buat tidur, kembali kudengar suara orang mendekat ke arah pintu kamar.
Namun langsung saya teringat tentu pembantu rumah tangga kami, Lia, yang memanglah menemukan perintah dari istriku buat bersih- bersih rumah sepagi bisa jadi, saat sebelum mengerjakan yang lain.
Lia ini baru berusia 17 tahun, dengan besar tubuh yang tercantum pendek tetapi wujud badannya sintal. Saya cuma perhatikan perihal tersebut sepanjang ini, serta tidak sempat berfikir macam- macam tadinya. Tidak berapa lama dari suara langkah yang kudengar tadi, Lia juga mulai nampak di pintu masuk, sehabis mengetuk serta memohon izin sebentar, dia juga masuk sembari bawa sapu tanpa menunggu izin dariku. Baru pagi ini saya perhatikan pembantuku ini, not bad at all.
Sebab saya senantiasa tidur cuma dengan bercelana dalam, hingga saya pikir hendak ganggu ia. Dengan masih pura- pura tidur, saya menggeliat ke samping sampai selimutku juga tersingkap. Sehingga bagian bawahku telah tidak tertutup apapun, sedangkan sebab bangun tidur serta belum pernah ke Toilet, kemaluanku telah membeku semenjak tadi. Dengan sedikit mengintip, Lia berulang kali melirik kearah celana dalamku, yang didalamnya ada? Mr. Penny? ku yang telah membengkak serta membeku. Tetapi saya perhatikan ia masih terus mengerjakan pekerjaannya sembari tidak menampilkan perasaannya.
Sehabis itu ia berakhir dengan pekerjaannya serta keluar dari kamar tidur. Akupun bangun ke kamar mandi buat buang air kecil. Semacam biasa saya lepas celana dalamku serta kupakai handuk kemudian keluar mencari suatu buat minum. Kulihat Lia masih meneruskan pekerjaannya di ruang lain, saya rebahkan diriku di kursi depan Televisi ruang keluarga kami. Sejenak terlintas buat membuat Lia lebih dalam memahami? pelajarannya?. Kemudian saya berfikir, kira- kira topik apa yang hendak saya gunakan, sebab sepanjang ini saya tidak sering sekali bicara dengan ia.
Sembari saya perhatikan Lia yang lagi padat jadwal, saya mengingat- ingat yang sempat istriku katakan soal ia. Kesimpulannya saya ingat kalau ia mempunyai permasalahan bau tubuh. Dengan tersenyum gembira saya panggil ia serta kuminta buat menyudahi melaksanakan aktivitasnya sebentar. Lia juga mendekat serta mengambil posisi duduk di dasar. Duduknya sangat sopan, jadi tidak satupun celah buat memandang? perangkatnya?. Saya mulai saja pembicaraanku dengannya, dengan menanyakan apakah benar ia memiliki permasalahan BB. Dengan alibi tamu serta relasiku hendak banyak yang tiba saya memintannya buat lebih atensi dengan perkaranya.
Ia cuma mengiyakan permintaanku, serta mulai berani berkata satu 2 perihal. Terus menjadi baik pikirku. Masih dengan topik yang sama, akupun mengajaknya ngobrol sejenak, serta menemukan reaksi yang baik. Sedangkan dudukku dengan terencana saya buat seakan tanpa terencana, sehingga? Mr. Penny? ku yang cuma tertutup handuk hendak nampak seluruhnya oleh Lia. Saya perhatikan matanya berulang kali melirik ke arah? Mr. Penny? ku, yang secara tidak terencana mulai bangun. Kemudian saya tanyakan apa boleh mencium BB- nya, suatu persoalan yang lumayan mengagetkannya, tidak hanya sebab persoalan itu lumayan berani, pula sebab matanya yang lagi melirik ke? anu? ku. Buat menutupi rasa malunya, diapun cuma mengangguk membolehkan.
Saya memohon ia buat mendekat, serta dari jarak sekian cm, saya berupaya mencium BBnya. Akalku mulai berjalan, saya katakan tidak begitu jelas, hingga dengan alibi tentu sumbernya dari ketiaknya, hingga saya memohon ia buat menampilkan ketiaknya. Sejenak ia terdiam, bisa jadi dipikirnya, apakah ini wajib ataupun tidak. Saya kembali menyadarkannya dengan memintanya kembali memperlihatkan ketiaknya. Memandang tatapannya saya paham kalau ia tidak ketahui apa yang wajib dikerjakannya buat penuhi permintaanku. Hingga saya dengan kilat menuntunnya supaya ia tidak bimbang hendak apa yang wajib dicoba. Serta saya katakan, naikkan saja pakaian kaosnya sehingga saya bisa mengecek ketiaknya, serta saya katakan jangan malu, toh tidak terdapat siapapun di rumah.
Lama- lama diangkatnya pakaian kaosnya serta akupun bersorak gembira. Lama- lama kulit putih mulusnya mulai nampak, serta kemudian dadanya yang lumayan besar tertutup BH kecil juga mulai nampak.? Mr. Penny? ku langsung membengkak serta membeku penuh. Sehabis ketiaknya nampak, akupun berikan atensi, kudekatkan hidungku nampak bulu ketiaknya lumayan rimbun. Sehabis dekat saya hisap hawa dekat ketiak, baunya sangat memicu, serta akupun terus menjadi mendekatkan hidungku sehingga memegang bulu ketiaknya. Sedikit kaget, ia menghindar serta merendahkan bajunya. Kemudian saya katakan kalau ia wajib memotong bulu ketiaknya bila mau BBnya lenyap. Ia mengangguk serta berjanji hendak mencukurnya. Sejenak saya perhatikan mukanya yang nampak beda, merah padam. Saya heran mengapa, sehabis saya perhatikan seksama, matanya sesekali melirik ke arah? Mr. Penny? ku. Ya ampun, handukku tersingkap serta? Mr. Penny? ku yang membengkak serta memanjang, terpampang jelas di depan matanya. Tentu tersingkap sewaktu ia kaget tadi.
Lalu kuminta Lia kembali mendekat, dan saya katakan bahwa ini wajar terjadi, karena saya sedang berdekatan bersama dengan perempuan,
bahkan sedang memandang yang berada di di dalam bajunya. Dengan malu dia tertunduk. Lalu saya lanjutkan, entah anggapan dari mana, tiba-tiba saya memuji badannya, saya katakan bahwa badannya bagus dan putih.
Aku juga menjelaskan bahwa bibirnya bagus. Entah keberanian dari mana, saya bangun sambil memegang tangannya, dan memintanya berdiri berhadapan.
Sejenak kami berpandangan, dan saya merasa mendekatkan bibirku pada bibirnya. Kami berciuman lumayan lama dan amat merangsang. Aku mencermati dia begitu bernafsu, bisa saja sudah sejak tadi pagi dia terangsang.
Tanganku yang sudah sejak tadi berada di dadanya, kuarahkan menuju tangannya, dan menariknya menuju sofa. Kutidurkan Lia dan menindihnya dari pinggul ke bawah, sementara tanganku berupaya mengakses bajunya. Beberapa sementara nampaknya kesadaran Lia bangkit dan melaksanakan perlawanan, agar kuhentikan sambil mengakses bajunya, dan saya kembali mencium bibirnya hingga lama sekali. Begitu Lia sudah kembali mendesah, perlahan tangan yang sejak tadi kugunakan untuk meremas dadanya, kuarahkan ke belakang untuk mengakses kaitan BHnya. Hingga terpampanglah buah dadanya yang berukuran lumayan besar bersama dengan puting besar coklat muda.
Lumatan mulutku pada buah dadanya membuatnya sudah amat terangsang, agar bersama dengan gampang tanganku menuju ke arah ?Veggy?nya yang tetap bercelana dalam, sedang tanganku yang satunya membawa tangannya untuk memegang ?Mr. Penny?ku. Secara otomatis tangannya meremas dan merasa naik turun pada ?Mr. Penny?ku. Sementara saya repot menambah roknya hingga celana dalamnya nampak seluruhnya. Dan bersama dengan menyibakkan celana dalamnya, ?Veggy?nya yang basah dan sempit itupun sudah jadi mainan bagi jari-jariku. Namun tidak berapa lama, kurasakan pahanya menjepit tanganku, dan tangannya memegang tanganku agar tidak bergerak dan tidak meninggalkan ?Veggy?nya. Kusadari Lia mengalami orgasme yang pertama
Setelah mereda, kupeluk erat badannya dan berupaya tetap merangsangnya, dan benar saja, bebrapa sementara kemudian, nampak dirinya sudah kembali bergairah, hanya saja kali ini lebih berani. Lia mengakses celana dalamnya sendiri, lantas berupaya mencari dan memegang ?Mr. Penny?ku. Sementara secara bergantian bibir dan buah dadanya saya kulum. Dan bersama dengan tanganku, ?Veggy?nya kuelus-elus kembali merasa dari bulu-bulu halusnya, bibir ?Veggy?nya, hingga ke dalam, dan area kira-kira lubang pantatnya. Sensasinya pasti sungguh besar, agar tanpa tahu Lia menggelinjang-gelinjang keras. Kesempatan ini tidak saya sia-siakan, bibirku ganti menuju bibirnya, sementara ?Mr. Penny?ku ku dekatkan ke bibir ?Veggy?nya, ku elus-elus sebentar, lantas saya merasa selipkan pada bibir ?Veggy? pembantuku ini.
Sudah layaknya layaknya suami dan istri, kami seakan lupa bersama dengan segalanya, Lia bahkan mengerang minta ?Mr. Penny?ku segera masuk. Karena basahnya ?Veggy? Lia, bersama dengan gampang ?Mr. Penny?ku masuk sedikit demi sedikit. Sebagai wanita yang baru pertama kali terkait badan, merasa sekali otot ?Veggy? Lia menegang dan mempersulit ?Mr. Penny?ku untuk masuk. Dengan mengakses pahanya lebih lebar dan mendiamkan sejenak ?Mr. Penny?ku, merasa Lia agak rileks. Ketika itu, saya merasa memaju mundurkan ?Mr. Penny?ku walaupun hanya bagian kepalanya saja. Namun sedikit demi sedikit ?Mr. Penny?ku masuk dan pada akhirnya seluruh batangku masuk ke di dalam ?Veggy?nya. Setelah saya diamkan sejenak, saya merasa bergerak nampak dan masuk, dan sempat kulihat cairan berwarna merah muda, tanda keperawanannya sudah kudapatkan.
Erangan nikmat kami berdua, terdengar amat romantis sementara itu. Lia belajar amat cepat, dan ?Veggy?nya merasa meremas-remas ?Mr. Penny?ku bersama dengan amat lembut. Hingga belasan menit kami bersetubuh bersama dengan style yang sama, karena ku pikir nanti saja mengajarkannya style lain. ?Mr. Penny?ku sudan berdenyut-denyut tanda tak lama kembali saya dapat ejakulasi. Aku tanyakan pada Lia, apakah dia juga sudah hampir orgasme. Lia mengangguk pelan sambil terrsenyum. Dengan aba-aba dari ku, saya mengajaknya untuk orgasme bersama. Lia tambah keras mengelinjang, hingga akhinya saya katakan kami nampak sama-sama. Beberapa sementara kemudian saya rasakan air maniku muncrat bersama dengan derasnya di dalam ?Veggy?nya yang juga menegang karena orgasme. Lia memeluk badanku bersama dengan erat, lupa bahwa saya adalah majikannya, dan akupun mengabaikan bahwa Lia adalah pembantuku, saya memeluk dan menciumnya bersama dengan erat.
Dengan muka sedikit malu, Lia tetap tertidur disampingku di sofa tersebut. Kuperhatikan bersama dengan lega tidak ada penyesalan di wajahnya, namun kulihat kepuasan. Aku katakan padanya bahwa permainannya sungguh hebat, dan mengajaknya untuk mengulangi kalau dia mau, dan dijawab bersama dengan anggukkan kecil dan senyum. Sejak sementara itu, kami sering melaksanakan kalau istriku sedang tidak ada. Di kamar tidurku, kamar tidurnya, kamar mandi, area tamu, area makan, dapur, garasi, bahkan di dalam mobil.
Lia ikut bersama dengan kami hingga tahunan, hingga suatu sementara dia dipanggil oleh orang tuanya untuk dikawinkan. Ia dan saya saling membebaskan bersama dengan berat hati. Namun sekali sementara Lia mampir kerumahku untuk spesifik bertemu denganku, sesudah pada mulanya menelponku untuk janjian. Anak satu-satunyapun menurutnya adalah anakku, karena suaminya mandul. Tapi tidak ada yang dulu tahu.
Tags : cerita cinta penuh dosa - cerpen ,21, +++ - portal dewasa - cerita cinta kamar hotel - ml cinta - cerita cinta bokeh museum - cerita cinta remaja negatif
0 Response to "Bersama Pembantu Rumah Tangga (cerita cinta penuh dosa)"
Post a Comment